04. Marah nya Ibuk

160 37 0
                                    


.
.
.
.
.
Keputusan Rion untuk mengakhiri semua nya dengan Vania jelas membuat Igel, Anya dan Damar terkejut, terlebih lagi dengan segala bukti yang di berikan Rion pada mereka.

Damar marah, karena dia tau bagaimana Rion selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk Vania, sedangkan Vania sendiri hanya menunduk tanpa berani menatap Rion juga kedua orang tuanya.

"Maafkan Vania ya Rion." Rion menggeleng, dengan itu saja sudah di pastikan jika Rion akan selamanya membenci Vania.

"Rion ada kelas siang, Rion berangkat dulu." Igel ikut beranjak saat Rion pamit.

"Igel berangkat ma, pa, ayah, ibuk." Keempatnya mengangguk, berbeda dengan Vania yang menatap tajam pada Igel.

"Papa malu sama kelakuan kamu Vania!" Vania kembali menunduk saat mendengar suara tegas sang ayah.

"Ma-maafin Vania pa, Vania janji bakal berubah, tapi jangan batalin semuanya." Damar menggeleng, keputusan ini adalah keputusan Rion, jadi mereka tidak akan pernah bisa merubahnya.

"Ayah, ibuk maafin Vania, Vania janji bakal berubah tapi jangan batalin pertunangan Vania sama Rion, Vania cinta sama Rion." Angga hanya menatap datar pada gadis itu, berbeda dengan Lia yang sudah mengelus pundak Vania.

"Nanti obrolin lagi sama Rion ya, siapa tau dia berubah pikiran." Vania mengangguk saat mendapat dukungan dari Lia.

"Rion gak akan berubah pikiran, lagi pula saya juga tidak akan setuju jika Rion harus mendapatkan istri seperti kamu Vania." Vania terkejut mendengar ucapan datar Angga, sepertinya akan sulit mendapatkan Rion kembali.

"Ayah maafin Vania." Angga menggeleng, dan memilih beranjak.

"Damar, Anya maafkan saya, tapi saya tidak akan pernah merestui Vania dan Rion. Saya pamit." Damar dan Anya mengangguk, mereka juga akan melakukan hal yang sama.

"Kami juga tidak setuju, Rion berhak dapat yang lebih baik."
.
.
.
.
.
Vania terus saja menangis saat berhadapan dengan Lia, ibu kandung Rion itu sangat menyayangi Vania, bahkan terlihat sangat memanjakannya.

"Ibuk, Vania gak sengaja buk, maafin Vania."

"Vania cuma bosen karena Rion gak pernah bisa nemenin Vania jalan-jalan, Rion lebih seneng jalan-jalan sama Igel."

"Pasti Igel yang udah ngehasut Rion buat batalin semua nya buk, maafin Vania."

"Ibuk jangan diem aja, maafin Vania." Gadis itu bersimpuh dihadapan Lia yang hanya diam sejak tadi.

"Vania, dengerin ibuk, ibuk gak marah tapi kami tau sendiri kam Rion gimana." Vania menunduk dengan tangan terkepal.

"Vania cinta sama Rion buk, Vania gak mau kehilangan Rion." Lia mengelus kepala Vania pelan.

"Nanti biar ibuk coba ngomong sama Rion ya, sekarang kamu pulang terus istirahat, ibuk pastiin Rion bakal jadi milik kamu." Vania tersenyum senang dalam hati saat mendapat dukungan dari Lia. Lia hanya tidak tau jika sebenarnya Vania hanya ingin harta keluarga nya, harta yang akan jadi milik Rion setelah mereka menikah.

"Iya ibuk, Vania sayang sama ibuk."

Lia mendengus kesal saat Vania sudah pergi dari hadapannya, tidak, dia tidak marah pada Vania, dia marah pada Rion yang sudah seenaknya sendiri membatalkan pertunangan mereka yang sudah tersusun sejak lama.

"Anak itu harus sedikit di keras, kalau gak dia bisa seenaknya sendiri atau malah jadi kayak ayah nya!"
.
.
.
.
.
Plak

Rion menatap tidak percaya pada sang ibu yang baru saja menamparnya, dia baru pulang kuliah dan sudah mendapat tamparan dari ibu nya.

Beta OrionisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang