20. Takut

75 6 0
                                    

-Kehilangan seseorang yang begitu berharga adalah ujian untuk bisa mengikhlaskan apa itu kesementaraan.-

°°°

Adzfan berjalan dengan santai di lorong-lorong sekolah. Ntah mengapa, saat ini dia sangat ingin bertemu dengan adiknya.

Hingga sesampainya Adzfan di depan kelas Arashi, dia pun langsung memasuki kelas itu. Melihat dan mencari keberadaan Arashi di sana. Namun, sayangnya dia sama sekali tidak melihat keberadaan Arashi di sini.

Hingga akhirnya, membuat Adzfan bertanya pada salah satu teman kelasnya Arashi.

"Eh, bentar!" cegahnya pada sosok siswi yang hendak keluar dari kelas itu.

"Eh, iya? Kenapa, Kak?" tanyanya heran.

"Lo liat adik gue?" tanyanya kepada siswi itu.

"Arashi?" tanya siswi itu memastikan maksud dari perkataan Adzfan.

"Yaiyalah, emang siapa lagi adik gue," ucapnya malas.

"Hehehe ... mana tau Kakak pengen nambah adik lagi, dan itu aku," ucap siswi itu seraya nyengir.

"Cepat! Gue gak ada waktu ngeladenin lo," ucap Adzfan semakin malas.

"Hehehe ... ma-"

"Lo mau kasih tau atau enggak?" bentaknya seraya menatap siswi itu tajam. Hingga membuat siswi itu langsung mengubah ekspresi senangnya menjadi gugup.

"Ka-kalau gak salah tadi pergi ke kantin, Kak" jawab siswi dengan gugup. Setelah mendapatkan jawabannya, Adzfan langsung saja pergi dai kelasnya Arashi tersebut dan beralih menuju kantin.

Dan sesampainya di kantin, lagi-lagi Adzfan malah tidak mendapatkan kehadiran Arashi.

"Mana adik gue?" tanyanya dingin kepada teman-teman Arashi yang tengah menikmati makanan mereka.

"Eh, Kak Adzfan" ucap Kanya dengan ramahnya, tanpa mengerti situasi. Dan malah langsung mendapatkan jitakan dari Radit.

"Aduh!"

"Lo apa-apaan sih, Dit?" kesal Kanya.

"Lo gak liat kak Adzfan lagi panik gitu," bisik Radit padanya.

"Emang iya?" tanyanya dengan heran.

"Iya bego!" kesal Radit.

Brak!

Seketika, mereka semua pun terlonjak kaget karena ulah dari Adzfan yang sudah menunggu mereka dari tadi.

"Di mana?" tanya Adzfan dengan nada yang agak membentak.

"E-em ... ada di toilet, Kak" jawab Ayra dengan gugup, karena terkejut.

Lagi-lagi, setelah mendapatkan jawabannya, Adzfan langsung saja beranjak ke lokasi yang disebutkan oleh Ayra.

Sesampainya di toilet pun, lagi-lagi Adzfan kembali menelusuri tempat itu, hingga menyerukan nama Arashi. Untung saja toilet ini kosong, hingga membuat dia tidak perlu merasa malu.

Mengingat toilet ini kosong, itu semakin membuat Adzfan khawatir. Dan mulai membayangkan hal-hal buruk yang akan terjadi.

"Gak, itu gak boleh terjadi," gumamnya yang langsung keluar dari toilet itu. Dengan khawatirnya, Adzfan menelusuri seluruh penjuru sekolah ini.

Dia hanya tak ingin angan-angan buruknya benar-benar terjadi. Apalagi, rasa takut yang saat ini benar-benar menyiksanya.

Adzfan tidak tahu mengapa hari ini dia benar-benar sangat takut kehilangan Arashi. Yang jelas-jelas gadis itu tak akan ke mana-mana.

Gata (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang