-Sebelum memutuskan, lebih baik mencari tahu terlebih dahulu, daripada membuat malu diri sendiri.-
°°°
Bruk!
"Aw!!!"
Deg.
"Eh, Bang Afan," cengir Arashi menghilangkan rasa takutnya. Namun, Adzfan yang baru saja ditabrak hanya bersidekap tangan dan menatap gadis itu dengan tajam.
"Cici mau ke kantin dulu, ya" ucapnya yang langsung berlalu dari sana dan menarik tangannya Kanya.
"E-eh!" ucapnya terkejut karena Adzfan tiba-tiba saja menarik bahunya.
"Mau lari ke mana kamu?" tanya Adzfan dingin.
"Gak ke mana-mana kok, tapi Cici laper, pengen makan," ucapnya seraya menampilkan puppy eyesnya kepada Adzfan.
"Jangan bujuk gue," ucap Adzfan datar.
"Boleh, ya!" pinta Arashi tanpa putus asa.
"Gue ikut," putusnya Adzfan.
"Jangan!" tolak Arashi dengan cepat.
"Kenapa?"
"Gak, Cici gak mau Abang ikutan! Pokoknya enggak! Jangan ngebantah!" ucapnya seraya mulai menjauh dari Adzfan dan dengan tangan yang terus menarik Kanya yang benar-benar merasa bingung sekarang ini.
Melihat tingkah Arashi yang begitu menggemaskan seketika membuat Adzfan terkekeh sendiri karenanya.
...
Sesuai dengan perkataannya tadi, sekarang Arashi dan Kanya tengah berada di kantin dan menikmati hidangan makanan mereka masing-masing.
"Ra," panggil Kanya pada Arashi yang tengah menikmati nasi gorengnya.
"Ya?" tanyanya.
"Yang tadi siapa lo?" tanya Kanya dengan penasaran.
"Kenapa memangnya?" tanya balik Arashi.
"Ganteng banget, Ra!" ucapnya dengan malu-malu.
"Kamu suka?" tanya Arashi terpaku.
"Hehehe ... wajar, kan?" tanyanya seraya cengengesan.
"Iya sih, emang gak ada salahnya. Tapi-" ucap Arashi yang terpotong.
"Hai!" sapa beberapa orang secara tiba-tiba. Membuat kedua cewek itu mengalihkan pandangan mereka.
"Boleh gabung, kan?" tanya salah satu siswa yang berada di dalam gerombolan itu.
"Em ... boleh," jawab Arashi dengan ragu.
"Iya, duduk aja!" timpal Kanya dengan ramahnya.
Dan pada akhirnya, mereka semua pun duduk di kursi dan meja yang sama dengan Arashi beserta Kanya.
"Oh iya, kenalin nama gue Radit," ucap siswa tadi yang saat ini duduk di sebelah Kanya.
"Kanya," jawab Kanya yang menerima uluran tangan Radit.
"Kalau lo?" tanya Radit kepada Arashi.
"Arashi," jawab Arashi seadanya.
"Ooh ... oke."
"Oh iya, kenalin juga gue Eyra, dan ini kembaran gue Ayra," ucap siswi yang duduk di sebelah Arashi.
"Hai, salam kenal, ya!" timpal Kanya ramah kepada Eyra dan Ayra. Berbeda dengan Arashi yang hanya tersenyum menanggapinya.
"Dan gue Yuki, dan sebelah gue lagi Alfa, dan di sebelah Alfa itu Brian, di sebelah Ayra itu Dengiar," jelas siswa yang berada di sebelahnya Radit.
"Oke! Salam kenal semua!" tanggap Kanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gata (END)
Ficção Adolescente"Abang, kembaliin bonekanya Adel!" "Gak!" "Abang! Kembaliin!" "Kalau gue gak mau gimana?" "Kembaliin, cepat!" "Gak! Gue gak akan kembaliin ini boneka! Dan ini juga bukan boneka lo lagi kan, jadi bukan lo yang seharusnya mengemis kaya gini." "Kalau a...