20. IAH - Tahajud Bersamamu

174K 16.6K 3K
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Jangan lupa, sholawat dulu.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
[Allahuma sholi ala Muhammad, wa ala ali Muhammad.]

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Pukul 02.00 pagi.

Seperti biasa, Imam selalu tak pernah absen dalam melaksanakan salat tahajud. Ia baru saja membangunkan Alisha untuk ikut tahajud bersama.

"Assalamualaikum warahmatullah...."

Imam menghela napas pelan, dengan membuka peci hitamnya. Perlahan, ia mulai berbalik ke belakang untuk melihat sang istrinya. Alisha tersenyum dan mengambil tangan suaminya untuk ia cium. Imam pun tak mau kalah, ia juga mengecup kening Alisha dengan sangat lama.

Imam sedikit mundur, agar menatap mata Alisha lebih lekat. Telapak tangannya kini menggenggam punggung tangan Alisha.

"Saya cinta kamu, Lillahi ta'ala, Naa. Terus berada di samping saya, ya?"

Saat itu juga Alisha langsung menitikkan air mata. Tutur kata lembut dari Imam membuat dirinya seperti berada di taman surga. Bibirnya pun terukir melukis senyuman indah. Dan Imam pun ikut tersenyum manis ketika melihat wajah istrinya yang sudah merah merona.

"Yaa Humaira, betapa cantiknya kamu saat tersenyum di malam yang indah ini... Apakah dirimu adalah sang bidadari dari surga yang turun ke bumi untuk menemani ibadahku ini?"

Demi Allah, perkataan lelaki begitu sangat lembut dan mampu membuat hati Alisha begitu bergetar. Sepasang mata yang berbinar indah malam ini, dengan rambut panjangnya yang masih sedikit basah akibat air wudu. Senyuman lelaki itu, sangat sejuk ketika dipandang. Katakan, bagaimana Alisha tidak semakin jatuh cinta pada sang Imam?

"Pangeran dari kerajaan mana yang telah singgah datang kemari.. Lalu menjadikan aku Makmummu, wahai Imamku?"

Alisha membalas. Untuk kali pertama Imam mendengar nada bicara Alisha yang seperti itu, segera saja ia terkekeh pelan, sangat pelan. Namun tawa kecil itu begitu begitu candu jika didengar. Alisha semakin tak bosan sama sekali jika mendengarnya.

IMAMA AL-HAFIDZHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang