بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Jangan lupa, sholawat dulu.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
[Allahuma sholi ala Muhammad, wa ala ali Muhammad.]PENTING ⚠
Okeh Readly, yang harus kalian catat, yaa. Imam itu bukan ketua geng motor atau pun berkaitan dengan per-motoran. 'Hafizma' itu juga bukan nama geng motor. Di sini yang ada per-motorannya cuma geng Ganezza doang, wokee.
•••
•
•
•
Iqbal. Lelaki itu kini mulai menuruni anak tangga dengan sedikit terburu-buru seraya memperbaiki kancing baju koko miliknya. Entah ingin ke mana lelaki itu, yang pasti, saat ia ingin keluar menuju pintu, ada suara yang memanggilnya.
"Iqbal...."
Iqbal menoleh ke sumber suara dengan menghentikan langkah. Terlihat, ternyata Abi Jaffar lah yang memanggil.
"Ingin ke mana kamu?"
Iqbal tersenyum seraya melangkah mendekat ke Abinya. "Nggak mau ke mana-mana kok, Bi. Cuma mau cari angin aja."
"Terus, ke mana adikmu itu? Mereka belum pulang?"
Iqbal menggeleng. "Nggak tahu, Abi. Tapi tadi katanya mau jalan-jalan gitu," jawab Iqbal.
Abi Jaffar mengangguk pelan. Di mana ia kini menepuk sofa di sebelahnya agar menyuruh Iqbal duduk di sana.
"Kemari..."
Iqbal pun menurut.
"Kenapa, Bi?"
"Nggak apa-apa. Cuma mau bahas tentang masa depan kamu."
Dahi Iqbal berkerut. "Kenapa tiba-tiba mau bahas tentang masa depan Iqbal?" Iqbal sedikit berpikir sejenak. "Hah? Jangan bilang Abi mau jodohin Iqbal!?"
Abi Jaffar terkekeh. "Kamu mau?"
"Ya enggak lah!" Iqbal mengeluarkan nada terkejut, tapi tidak membentak tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAMA AL-HAFIDZH
Novela Juvenil[SUDAH TERBIT] Novel tersedia di Gramedia dan TBO Apakah kalian pernah menemukan seorang pemuda laki-laki yang rela membakar jari-jari tangannya di api lilin, karena seorang gadis SMA? Imama Al-Hafidzh, dialah yang melakukannya. "Demi Allah, pikiran...