بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
[Allahuma sholi ala sayyidina Muhammad, wa ala ali sayyidina Muhammad.]
•••
•
•
•
"Saya tidak pernah menyentuhmu, kan?"
Pertanyaan Imama terlalu dianggap sepele oleh Devvy saat ini, berbeda dengan Devvy yang menatap raut wajah Imama ketakutan dan sangat serius akan pertanyaannya. "Bagaimana kalau aku jawab... yes?"
Lantas Imama langsung menggeleng dan membalas, "Maka saya juga akan jawab, no. Saya tidak akan pernah melakukan itu. Sekali saya mohon, kamu jangan menfitnah saya ataupun istri saya. Saya hanya menyentuh istri saya seorang. Dan hanya dia yang boleh menyentuh saya. Selain dia, tidak ada yang bisa melakukannya."
"Aku bisa," jawab gadis itu lantang. Dia tersenyum menggoda kepada Imama. "Dan aku sudah melakukannya."
"Tidak." Imama menggelengkan kepala. Ia masih membela dirinya jika dirinya tak melakukan apa-apa pada gadis itu.
"Gimana bisa Kakak jawab tidak? Sedangkan Kakak ada di kamar aku. Kita seranjang. Dan...." Devvy mendekatkan jaraknya ke Imama untuk menyentuh kemeja putih milik Imama. "Kancing Kakak kok lepas gini, sih...."
Berpas-pasan dengan Devvy yang ingin mengancing kemeja milik Imama itu, tiba-tiba saja pintu kamar yang sepertinya tak terkunci langsung dibuka kuat oleh seseorang. Kedua lawan jenis itu menoleh ke arah pintu, di mana di sana terlihat menampilkan Alisha yang yang berdiri tepat menatap mereka.
"Afizh...." setetes air mata Alisha langsung jatuh mengalir membasahi pipinya saat melihat posisi suaminya yang berduaan dengan seorang gadis. Terlihat juga di belakang Alisha, sudah ada Iqbal yang berdiri menatap Imama dengan gadis itu.
"Na?"
Dengan cepat, Imama menjauhkan tubuhnya dari Devvy, ia memundurkan langkah lantas menatap lekat ke arah Alisha yang sudah mengeluarkan isak tangisnya. Alisha kemudian menggeleng pelan tak percaya dan langsung pergi berlari meninggalkan Iqbal yang sejak tadi berada di belakangnya.
Iqbal yang melihat Imama dengan ekspresi tak percaya langsung beralih menatap kepergian Alisha. Ia berteriak, "AL?!" ingin mengejar, tapi tertahan oleh Imama yang sudah menyentuh kedua bahunya untuk tidak mengejar.
"Biarkan saya."
Lantas setelah mengatakan itu, Imama langsung berlari mengejar Alisha yang kian semakin berlari jauh darinya. Tapi Imama tak menyerah untuk mengejar walau dirinya sekarang dalam kondisi tubuh yang lemah dan kepala yang demikian teramat pusing.
Imama kini berhenti sejenak saat rasa sakit kepala langsung muncul tiba-tiba. Berusaha menguatkan untuk tetap mengejar Alisha. Ia benar-benar tak mau, kalau istrinya itu akan salah paham dengan kejadian yang terjadi barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAMA AL-HAFIDZH
Fiksi Remaja[SUDAH TERBIT] Novel tersedia di Gramedia dan TBO Apakah kalian pernah menemukan seorang pemuda laki-laki yang rela membakar jari-jari tangannya di api lilin, karena seorang gadis SMA? Imama Al-Hafidzh, dialah yang melakukannya. "Demi Allah, pikiran...