بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
"Saya tidak ingin, istri saya seperti bulan, yang selalu membuat mereka semua mendongak jika menatap keindahannya. Tapi saya ingin, istri saya seperti matahari, jika menatapnya, mereka semua menunduk, karena sinar kemuliaannya."
-Imama Al-Hafidzh¶¶¶
Saya melihat ada kejanggalan...
Penulisan tanda baca yang sangat berantakan, hancur lebur seperti hati saya yang tak bisa mendapatkan spek Imam dikenyataan🦋
Aaa banyak part sebelumnya yang sangat tidak pantas untuk dipublish, contohnya keromantisan Nafizh yang sangat berlebihan😭
Tolong ambil baiknya aja, ya. Karena rasanya banyak readers yang otaknya trapeling di part-part sebelumnya. Ly sangat menyesal akan hal itu🙏
Kalau kata abanh Imam,
Satu huruf yang saya tulis dan ketik akan di pertanggungjawabkan di akhirat, itu sangat bahaya🛐
Jangan lupa, sholawat dulu.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
[Allahuma sholi ala Muhammad, wa ala ali Muhammad.]•••
•
•
•
Pukul 16.00 sore.
Imam dan Alisha. Mereka kini telah turun dari angkot dan memilih untuk berjalan saja untuk mencapai tujuan. Entah ingin ke mana sang suaminya, yang pasti, Alisha harus selalu ada untuk mengikuti.
Perempuan yang sedari tadi menunduk menatap langkah kaki Imam agar setara dengannya kini pun ia mendongak menatap sekitar. Sedikit terkejut saat ia baru sadar bahwa Imam membawanya ke sebuah desa yang mungkin berpenduduk banyak. Tak lama pun, ia kembali melihat ke samping yang memperlihatkan Imam begitu memakai pakaian tertutup. Lagi dan lagi di tempat ini Imam seperti menghindar dari sesuatu.
"Afizh, kita mau ke rumah yang kemarin kita datangi, ya?"
Alisha memecahkan keheningan saat sedari tadi mereka hanya diam tanpa bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAMA AL-HAFIDZH
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Novel tersedia di Gramedia dan TBO Apakah kalian pernah menemukan seorang pemuda laki-laki yang rela membakar jari-jari tangannya di api lilin, karena seorang gadis SMA? Imama Al-Hafidzh, dialah yang melakukannya. "Demi Allah, pikiran...