بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
[Allahuma sholi ala sayyidina Muhammad, wa ala ali sayyidina Muhammad.]•••
"Baik, Mas, bisa kerja sekarang, ya. Ini pakaiannya...." kata Manager perempuan itu tersenyum seraya memberi seragam pelayan kepada Imam.
Iqbal yang kini berada di samping Imam, ia merotasikan bola matanya malas. Sungguh, mengapa Manager itu menatap Imam terus menerus?
"Nggak bisa dibiarin." Gumam Iqbal yang kini tersenyum ramah pada Manager itu, sebelum pada akhirnya ia menarik paksa tangan Imam menjauh dari sang Manager.
"Berhenti, Bal. Katakan, ada apa?"
Iqbal menghentikan langkahnya seraya melepas tarikannya. "Wajah lo tadi nggak usah dinampakin kegantengannya, Ma. Senyum lo itu manis, kalau semua perempuan yang ada di sini kegoda sama lo, gimana?" bisik Iqbal pelan di telinga Imam. Imam pun terkekeh pelan mendengarnya.
Imam kini juga ikut mendekatkan wajahnya ke telinga Iqbal. "Sepertinya saya akan menjadi Nabi Yusuf versi akhir zaman, bukan?" bisik Imam, membuat Iqbal spontan kembali tersentak membulatkan kedua matanya.
"MAKSUD LO!?"
Imam menoleh ke sekitarnya ketika suara Iqbal berhasil menganggu para pengunjung kafe.
"Membuat para gadis tergoda akan ketampanan dan senyuman manis saya?"
Iqbal membuka mulutnya lebar-lebar. Apakah dia tak salah dengar? Tampan katanya? "DIH, KEPEDEAN LO, MA! SIAPA YANG BILANG LO TAMPAN!?"
Imam mengangkat telunjuknya santai ke arah Iqbal. "Anda?"
Wajah polos milik Imam, berhasil membuat Iqbal terdiam ketika Imam menunjuknya. Ia pun sedikit mengingat kapan ia mengatakan hal itu? Ah, ia langsung membungkam mulutnya ketika tersadar.
"Keceplosan," ucapnya dengan membuang wajahnya ke arah lain.
•••
"Alish!"Alisha yang berjalan di koridor sekolah itu menoleh ke sumber suara yang menyeru namanya. Terlihat, seorang laki-laki berlari menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAMA AL-HAFIDZH
Novela Juvenil[SUDAH TERBIT] Novel tersedia di Gramedia dan TBO Apakah kalian pernah menemukan seorang pemuda laki-laki yang rela membakar jari-jari tangannya di api lilin, karena seorang gadis SMA? Imama Al-Hafidzh, dialah yang melakukannya. "Demi Allah, pikiran...