BERTEMU MANTAN

46 5 0
                                    

Semenjak kejadian Abil sakit beberapa hari yang lalu, tentunya membuat lukas lebih sering mengikuti aturan jadwal istirahat dan jadwal pulang untuk beberapa hari ini. ia benar-benar trauma dan tak mau ambil resiko yang lebih bahaya bila kejadian yang waktu itu kembali terulang dan baginya abil adalah anak malang yang sangat menyedihkan dan sengaja dikirim sang takdir untuk menjadi tanggung jawabnya jadi sudah seharusnya lukas harus berhati-hati menjaga abil seperti bunda yang selalu menjaga lukas. Meskipun tanpa ia sadari , kalau sebenarnya ia sudah mulai menyayangi keponakannya itu namun seringkali perasaan itu ia tepis dan ia sembunyikan dengan tembok kebencian yang tampak kokoh .

Dan hari ini sesuai janjinya pada abil, lukas memutuskan izin sebentar dari kantor untuk berbicara dengan kepala sekolah yang memang diperkebunan ini telah disediakan fasilitas sekolah untuk anak karyawan kebun secara gratis. namun bukannya kabar gembira yang diperoleh oleh lukas, malahan ia mendapatkan penolakan lembut dari pihak sekolah yang berterusterang bahwa perusahan belum ada membuat rencana untuk menyekolahkan anak berkebutuhan khusus seperti abil dan sekolah juga tidak memiliki guru khusus untuk anak berkebutuhan khusus seperti abil.

Dengan rasa amarah yang tidak terima akan penolakan itu, lukas langsung berjalan keluar sembari melontarkan makian kasar yang tidak sepatutnya ia katakan dilingkungan sekolah ini dan membuat beberapa murid yang sedang jam olahraga menatapnya bingung serta beberapa guru yang berada didalam ruang guru ikut tercengang.

Hingga jeritan kesal seorang gadis berseragam batik guru mampu membisukan omelan kasar lukas, ekspresi lukas saat itu langsung tercengang kaget dan hanya bisa menatap linglung saat gadis yang berstatus sebagai mantan tunangannya itu ada dihadapannya dengan wajah penuh amarah akan sikap lukas barusan.

"Ikut aku sekarang!" Guru wanita itu langsung menarik tangan lukas menuju parkiran kendaraan , sebab lokasi parkiran memang sangat jauh dari gedung sekolah dan suasana disana juga sangat sepi jadi takkan mengganggu proses belajar mengajar karena sudah berbeda kawasan.

"Kau ini memang tak pernah berubah ya luke! kau pikir ini tempat apaan sampai dengan seenaknya kau berbicara kasar didepan murid-muridku!!!" Bentak guru wanita itu yang sudah kehabisan kesabaran.

"Bukan urusanmu vasya, lagian aku juga gak ada waktu untuk berurusan denganmu lagi" Tukas tajam lukas, ia masih saja bersikap menyebalkan seperti biasanya dan langsung berjalan pergi yang membuat gadis yang bernama vasya itu langsung menahan tangannya.

"Kau pikir urusan kita sudah kelar? "

"Hmm..." Jawab datar lukas, ia langsung melepaskan tangan vasya darinya.

"Oke kalau memang itu yang kau mau, Lalu apa urusanmu kesini?kau jangan seenaknya datang dan memaki dilingkungan sekolah ini"

"Udah kubilang jangan mencampuri urusanku" Tukas tajam lukas.

"Aku dengar kau berteriak tentang anak berkebutuhan khusus? " Vasya menatap tajam kedalam mata lukas yang mulai kebingungan.

"kau gak inget? aku ini lulusan guru berkebutuhan khusus? mungkin aku bisa bantu " Jawaban vasya membuat lukas sedikit senang seakan ia memperoleh sebuah harapan walaupun ekspresi itu sengaja ia sembunyikan dengan wajah datarnya.

"Memangnya kau bisa membantu tanpa harus terbawa perasaan ?" Tanya lukas Ragu seakan ia tak merasa bersalah atas perbuatannya dulu yang membatalkan pertunangan mereka secara sepihak .

"Tenang saja, lagian aku ini guru jadi sudah seharusnya membantu siapapun yang butuh belajar dan kalau memang kau butuh bantuanku maka sudah seharusnya aku membantu tanpa melibatkan perasaanku"

"Baguslah, kalau gitu kau bisa jadi guru homeschooling?" Tanya lukas tajam .

"Insyaallah bisa, memangnya untuk siapa? "

"Namanya Abil, anak yang malang dan menyedihkan yang dititipkan kepadaku "

"Hmm....aku tak mengerti maksud perkataanmu, tapi siapapun dia maka ia berhak mendapatkan pendidikan jadi baiklah aku terima jadi gurunya" Ucap antusias Vasya. Senyuman dari wanita yang pernah dicintai oleh lukas saat dahulu sebelum akhirnya pria itu lebih memilih berhenti pada hubungan mereka dan menghabiskan kesendiriannya didalam dunia pekerjaan.

"Ah iya, berapa bayaran privatmu?" Tanya lukas secara tajam dan lebih terkesan dengan nada merendahkan daripada membuat kesepakatan.

"Tolong lain kali jangan merendahkan seperti itu deh luke, kau bisa menyakiti perasaan orang lain!" Sorot mata vasya yang merasa tidak terima dengan sikap lukas yang kasar.

"Maaf , oke aku ulangi deh! harganya berapa perbulan untuk biaya mengajar? "

"Gratis kok, lagian aku juga sudah digaji disini"

"Enggak, bagiku gak ada yang gratis didunia ini"

"Jadi kamu maunya apa?"

"Gini aja, aku bayar kamu setiap bulan dan uangnya nanti terserah kamu deh buat apa...mungkin kamu bisa santunin anak yang kurang mampu atau terserah deh..."

"Hmmm...terserah kamu, aku males banget berdebat dengan pria keras kepala kayak kamu"

"Yaudah kalau gak ada yang mau dibicarakn lagi, aku balik kekantor! masalah jadwal nanti aku chat lewat sosmed jadi kau gak perlu ngirim nomor handphonemu karena gak bakalan kusimpan juga" Tukas lukas, lalu ia pergi tanpa menunggu respon jawaban Vasya yang tampak kesal.

Vasya hanya bisa menatap mobil lukas yang menjauhi dirinya , jauh dilubuk hatinya bahwa ia sangatlah senang dan bahagia dipertemukan kembali dengan sang mantan walaupun tak bisa terelakan ada perasaan marah dan kecewa serta rasa sakit hati yang diberikan lukas kepadanya yang sampai sekarang masih belum kunjung sembuh . Jujur saja sampai saat ini vasya masih mencintai pria kasar dan sombong itu , kadang juga ia selalu berdoa untuk kesehatan bundanya lukas dan berharap kelak akan dipertemukan kembali pada lukas dan ternyata doanya tak sia-sia, kini ia memang kembali dipertemukan dengan lukas yang mungkin bagi vasya kalau kali ini ia akan berusaha meyakinkan lukas akan arti cinta sebenarnya. Ia sangat paham kalau lukas adalah lelaki yang baik namun masa lalu lukas yang sampai sekarang tidak diketahuinya itu membuat pria itu selalu lari dan bersembunyi dari yang namanya komitmen.

"Terimakasih telah kembali kedalam kehidupanku lagi, lukas!" Gumam Vasya yang sudah tidak dapat lagi melihat mobil lukas, ia hanya bisa tersenyum saja menahan rasa rindu yang bercampur dengan perasaan sakit hatinya, berbeda dengan lukas yang hanya bersikap datar mengendarai mobil menuju kantor.

Lukas tak banyak berekspresi dan hanya menyalakan musik di earpodsnya saja, ia benar-benar pria kaku yang semakin lama semakin kesulitan untuk memperlihatkan perasaannya sendiri, perasaan yang seharusnya ia perlihatkan kesemua orang bukan malahan ia sembunyikan kedalam jurang kegelapan di dasar hatinya dan membuat semua orang semakin lama semakin membenci kehadirannya.

"Kau telah mempermainkanku sekali lagi takdir, aku benar-benar lelah..." Ucap lukas yang sangat kesal dengan nada yang tertekan , ia tak bisa berkata apa-apa selain wajah datar yang membaluti raut wajahnya.

"Aku bahkan tak tahu melakukan semua ini demi siapa? Benar-benar buang waktu" Pekiknya , ia beberapa kali memukul stir mobil.

LANGIT BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang