Malam ini lukas kecil tidak dapat tertidur, ia hanya bersembunyi dibalik selimut sambil menghitung domba dan berharap akan segera mengantuk. Namun sudah hampir setengah jam juga lukas tak kunjung mengantuk ataupun tertidur, padahal ia sudah terlalu lelah menghitung hingga membuat ia mulai jenuh dan kesal.
Jam dinding yang saat itu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam membuat keberanian lukas mulai menciut, ia mulai teringat cerita hantu yang kemarin diceritakan oleh teman-temannya disekolah dan kini bulu kuduknya semakin merinding .
Dengan segala keberanian yang tersisa, Lukas bangkit dari ranjang dan berlari kekamar kakaknya yang ada diseberang kamar lukas.
Tanpa memperdulikan apapun, Lukas langsung menerobos masuk kamar azka yang saat itu sedang belajar dimeja belajarnya .
"Kak Azka, Lukas takut! Hari ini lukas tidur bareng kakak ya!" Lirih lukas, ia memasang wajah memelas ynag membuat Azka tak sanggup menolak sama sekali permintaan adik kesayangannya itu.
"Boleh ya kak? Lukas janji deh mulai besok bakal memberanikan tidur sendiri tapi malam ini bareng kakak ya?" Tanyanya, Azka langsung menyudahi belajarnya dan menutup seluruh buku matematika yang saat itu sedang ia kerjakan dan menarik tangan lukas untuk kembali kekamar adiknya itu.
"Kamu kan udah umur 8 tahun jadi kamu harus berani dong tidur sendiri, lagian papa kan udah bilang kemarin kalau mulai malam ini luke tidur sendiri" Ia menatap lembut lukas kecil dan meletakkan kedua tangannya dibahu sang adik.
"Tapi lukas belum berani tidur sendiri, lagian kakak udah janji bakal selalu jagain lukas kan?" Lukas mencoba menagih janji azka.
"Yaudah gini aja, setiap malam kakak bakal nemanin luke sampai tidur dan kalau luke udah tidur barulah kakak balik kekamar kakak, gimana?" Tanya balik Azka yang memberikan sebuah penawaran pada lukas, cukup lama lukas berpikir sampai akhirnya ia mengangguk setuju.
"Boleh, kalau gitu janji kelingking!" Ia memberikan kelingkingnya pada axka yang dibalas janji kelingking kembali oleh azka , lalu keduanya saling tersenyum.
"Ya udah, luke sekarang tidur ya" Lukas mengangguk dan membaringkan dirinya diranjang, Azka langsung menyelimuti adik kesayangannya itu dan memastikan kalau AC dikamar lukas tidak terlalu dingin untuk adiknya dan barulah dia ikut berbaring disebelah lukas sembari mengelus-elus kepala lukas .
Azka benar-benar tampak sangat menyayangi adiknya itu, bahkan ia takkan pernah membiarkan siapapun mengganggu adiknya sama sekali walaupun sebenarnya diusia Azka yang menginjak 12 tahun ini telah mengetahui kebenaran gelap tentang keluarganya namun hal itu bukanlah suatu hal yang membiarkan dia untuk membenci sang adik, malahan sebaliknya dimana azka berusaha melindungi lukas dan memastikan kalau selamanya lukas takkam mengetahui apapun tentang jati dirinya sendiri .
"Kak, sebenarnya lukas gak penakut cuman kemarin teman-teman Lukas nyeritain cerita seram gitu makanya lukas masih terbayang dan merasa takut" Lukas berusaha memberikan alasan kepada kakaknya, Azka yang mendengarkan hal itu hanya bisa tersenyum gemas melihat tingkah Lukas.
"Luke gak perlu takut ya, kan kakak bakal selalu ada disamping luke. Lagian luke kan tahu kalau kakak itu pemberani dan selalu jagain luke" Lukas melihat kearah Azka yang ada disebelahnya.
"Kalau nanti udah besar, memangnya kakak masih mau jagain lukas?"
"Tergantung sih, kalau luke masih mau dijagain sama kakak" Azka berpura-pura jual mahal pada lukas dengan wajah angkuhnya, Lukas cuman tertawa saja .
"Mau dong, kakak bakal selalu ada disamping lukas kecuali kalau kakak udah tua baru deh lukas yang gantian jagain kakak"
"Adik yang cerdas!" Azka tertawa sembari mengelus kepala lukas.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT BIRU
General Fiction~TAMAT~ Lukas tumbuh menjadi seorang pemuda kasar yang masih memendam kebencian terhadap kakaknya, entah penyebab apa yang membuat hati pemuda itu terasa kaku untuk sekedar memaafkan Sang kakak. Hingga sang takdir ikut mempermainkan kehidupannya , p...