09

41.4K 2.4K 121
                                    

"Baiklah semuanya, sebelum mulai praktek, ada baiknya kita pemanasan dulu." ucap Pak Ridwan sang guru penjasorkes.

"YA PAK!" serempak kelas 12 IPA1 menjawab.

"Ketua kelas pimpin pemanasan."

"Ketua kelas izin Pak." seru Tiara si wakil ketua.

Pak Ridwan menimbang, kemudian ia memasrahkan kegiatan pemanasan itu kepada wakil ketua.

Tiara maju kedepan barisan teman sekelasnya. Ia menatap teman mereka bergiliran. Kemudian ia memasang posisi berada di tengah-tengah.

"Oke guys! Ikutin ya." serunya.

Tiara pun melakukan pemanasan seperti pada umumnya dengan mulut berhitung.

Namun semakin lama, gerakannya semakin membuat cowok-cowok melongo.

Pakaian olahraganya yang bisa dibilang tidak longgar itu menjiplak saat ia menaikkan pantatnya.

"Anjing anjing anjing!! Asupan pagi." Megan menepuk lengan Saga berulang kali.

Saga pun sama, ia menelan ludah. "Ngeri juga body-nya."

Saat hitungan selesai, banyak murid laki-laki menyorakinya. Menyuruhnya melakukan lagi.

Tiara dengan senyum centilnya pun menurut, ia melakukan gerakan itu lagi dengan hitungan yang memelan.

"Matanya Al!" tegur Callista melihat pacarnya yang tidak berkedip itu.

"Apa?" dengan wajah polosnya Nathan bertanya.

Callista berdecak kesal. Ia menghampiri Nathan dan tangannya terjulur untuk menutup mata laki-laki itu sampai gerakan selanjutnya.

"Bakhh, kasian banget si Nathan." Megan meledek mereka berdua.

"Sabar aja bro. Siapa tau nggak di kasih liat ini, nanti di apart di kasih lebih." ucapan Saga memberikan senyum licik diwajah Nathan.

"Jangan mikir kejauhan ya kamu!" Callista greget dengan menutup mulut Nathan sekalian. Senyum licik Nathan sangat menjengkelkan buatnya.
***

"Nggak gitu tangannya." Nathan merebut bola voli yang Callista pegang. Kemudian ia menjatuhkannya dan dengan sigap kakinya mengunci bola itu agar diam di bawahnya.

"Jangan di gandengin jari-jarinya. Kaya gini doang." Nathan memberi contoh pada Callista.

"Ya kamu bilangnya tadi tangannya di rapetin."

"Rapet doang nggak sampe ngegandeng!"

"Tadi punyaku juga rapet."

Nathan menggeleng dengan tatapan datarnya. "Mau diajarin nggak sih lo?"

Callista mengangguk lucu dengan bibir bawah maju, "mau! Iya-iya tangannya rapet doang nggak sampe ngegandeng."

Nathan menghela nafas dengan tangan mengacak rambut Callista saat gadisnya itu mulai mempraktekkan yang ia contohkan tadi.

"Udah."

"Abis itu, kalo mau passing bolanya pas kena sekitar pergelangan sini." Nathan menunjukkan bagian tersebut pada tangan Callista.

Callista mengangguk saja. Guru privatnya ini rawan ngamuk kalau ia tidak nurut.

Nathan pun mencontohkan gerakan passing bawahnya. Callista mengamati.

Saat tiba giliran Callista, gadis itu hanya bisa mengumpan bola dua kali saja. Itu pun sudah mengeluh sakit di bagian pergelangannya.

"Sakit, merah gini." Callista mengadu pada sang kekasih.

NATHANIEL ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang