28

25.8K 2.1K 109
                                    

Hari pertama

Tidak ada kabar dadi Callista sejak perempuan itu berkata jika ia sudah lepas landas sekitar 10 jam lalu. Nathan pun paham dan memilih main dengan kedua temannya.

"Gimana tadi?" tanya Megan dengan menyesap batang rokoknya.

Lelaki yang sama sepertinya, sedang menyesap rokok, hanya mengangkat bahu sebagai jawaban.

"Lo nggak bilang sesuatu yang bisa jadi beban buat dia kan?" Saga dengan permen kakinya bertanya.

Nathan dengan kerennya menghirup asap rokok dengan tenang, "sesuai saran lo berdua, gue alusin dia. Bahkan gue semangatin."

"Gitu dong!" Saga menyentil rokok yang terselip di sela jari Nathan. Rokok yang masih panjang itu mental hampir mengenai kaki Megan jika lelaki itu tidak segera berjingkat.

"Bangsat! Kena gue dongo!!" amuknya.

Sang pelaku hanya terkekeh sambil meneguk minuman rasa jeruk yang Kayana buatkan.

Mereka sedang nyantai dirumah Megan. Karena hanya rumah Megan-lah yang aman untuk tempat merokok. Dirumah Nathan, Davin tidak melarang, namun lelaki itu akan membuka seminar mendadak jika melihat ada salah satu diantara mereka merokok.

Kalau dirumah Saga... Bahkan di gerbang pun sudah di tempel poster 'no smoking area'

"Kaya anjing! Masih banyak juga." Nathan menggapai bungkus rokok lagi. Untuk masalah ini Callista tidak tahu. Karena si Nathaniel ini bukan pecandu. Ia juga pintar menyembunyikan hal ini.

Megan beranjak dari duduknya, ia gabung bersama kedua temannya yang duduk di gazebo.

"Di pikir-pikir, cewek lo keren banget bro. Callista punya sodara nggak sih? Nggak dapet Callista, sodaranya pun jadi lah."

"Itu tuh si Shiren. Ambil Gan."

Megan memukul kaki Saga yang duduk di pembatas gazebo. "Maksud gue sodara sedarah."

"Denger, Callista cuma satu. Nggak ada Callista kedua, ketiga ato ke berapapun. Dan yang satu itu punya gue!" tegas Nathan berkata.

Reaksi kedua temannya terperangah kaget.

"Ini jeruknya nggak ngandung alkohol perasaan. Mabok jeruk lo Nath?"

"Gila, baru kali ini gue denger dia deklarasiin pacarnya."
***

Hari kedua

Nathan mendapatkan pesan dari Callista kalau dirinya sudah sampai di hotel.

Mendapat kabar begitu saja Nathan sudah tersenyum. Ia tak menuntut Callista langsung menghubunginya. Ia memberi waktu Callista untuk beristirahat karena kekasihnya itu pasti kecapekan setelah penerbangan yang memakan waktu tidak sebentar.

"Hari senin, ditambah nggak ada ayang, berat ya bro?" Megan menghela napas berat dengan tangan menepuk pundak Nathan.

"Apalagi kalo, hari senin, nggak punya ayang, beuh makin berat bro!" Saga menggelengkan kepala, berlagak pusing.

"Hehe bisa aja kamu mas." Megan menjawil dagu Saga. Lelaki itu berakting muntah setelahnya.

"Udah nyampe si Callista?"

"Udah sampe hotel." jawab Nathan dengan jamari mengetikkan sesuatu di ponsel.

"Wuih lama juga ya."

"Enak nggak sih, gitu, pergi jauh-jauh Nath?" tanya Saga.

"Nggak. Seharian lo cuma bisa liatin awan." jawab si gemar bolak balik antar benua.

"Emang lo nggak pernah?"

NATHANIEL ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang