31

23K 1.8K 62
                                    

"Gimana? Deg-degan nggak, besok ujian?"

"Biasa aja tuh."

Nathan mengernyit mendengar tawa Callista. Apa yang lucu?

"Aku yang deg-degan tau. Rasanya-- kalo tiba-tiba besok aku ngeblank, terus nggak bisa jawab, gimana??"

"Gue contekin."

Lagi-lagi Callista tertawa.

"Baru inget kalo pacar aku kelewat pinter."

"Hm. Tumben nggak belajar?"

"Istirahat lah! Kan kamu sendiri yang nyuruh aku buat jangan melulu belajar."

"Tumben nurut."

Hoho sepertinya Nathan tidak mengaca. Hello! Selama ini Callista selalu menurut ya!

"Apa kata kamu aja lah, Al. Udah, sekarang kamu yang belajar! Seharian pasti kamu cuma main."

"Istirahatin pikiran lah."

"Istirahat itu cuma sebentar! Ini istirahat seharian namanya mah males."

"Serah gue dong. Kok ngatur?"

Lah si bapak?? Lo juga ngatur.

"Iya'in si paling ngatur. Dah, aku mau bobo dulu. Night, Sayang!!"

"Night, love you."

Bisa Nathan tebak kalau Callista sedang gelimpungan perkara salting karena ungkapan cintanya.
***

UN hari pertama

"Sumpah deh, gue mending ngerjain Kimia aja dari pada Bahasa Indo. Logika gue nggak main njir!" Megan mengacak asal rambutnya saking frustasinya dia dari semalam belajar tapi susah paham.

"Mending logika lah dari pada itung-itungan. Yakali..."

"Eh, lo goblok mah goblok aja. Kaya logika lo maen aja."

"Ohh... Mau adu otak?"

"Ayo! Siapa takut?"

"Oke, kalo nilai Bahasa Indo gue lebih tinggi dari nilai Kimia lo, motor vespa baru lo jadi punya gue." Tantang Saga yang PD dengan nilai bahasa indonesianya.

Megan menarik sudut bibirnya, "oke."

Dalam hati, ia sangat percaya diri kalau dirinya akan menang. Meskipun ia tak pandai melogika, tapi kalah untuk segampang ini ia bisa menebak kalau dirinya yang menang. Pada dasarnya, Saga menuruni otak Papanya, Arthur, yang seorang dokter. Pasti lelaki itu lebih pandai di bidang Biologi.

"Eh, gue ikut dong!"

Serempak Megan dan Saga memasang raut wajah tak terima.

"Lo nggak diajak, Call."

"Mending taruhan aja sana sama pacar lo. Mengkis-mengkis kita kalo lo ikut." Megan mengangkat tangannya, pasrah duluan.

Callista cemberut. Kemudian ia menatap Nathan.

"Mau?"

"Taruhannya apa? Aku nggak punya barang yang bisa jadi taruhan."

Nathan menyeringai, kemudian mendekat. Membisikkan sesuatu yang membuat Callista menjerit histeris kemudian berlari masuk ruang ujian.

"Lo apain anjir?"

"Lo bisik apasih Nath?? Nggak bener nih pasti."

Nathan tertawa pelan dan berjalan perlahan memasuki ruangan yang berbeda dengan Callista.
***

UN hari kedua

Matematika.

Sehari melewati ujian pertama, mapel Bahasa sudah terlewat satu. Sekarang saatnya berpusing-pusing dengan hitungan.

NATHANIEL ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang