21

29.6K 2.4K 148
                                    

Hari berikutnya tiba. Nathan masuk kelas saat bel sudah berbunyi. Beruntungnya belum ada guru yang mengisi.

Sejenak mata Nathan melirik bangku paling pertama dekat pintu. Dan ia tak mendapati Callista disana. Hanya ada Tiwi.

Mencoba acuh, Nathan pun duduk dibangkunya seperti biasa.

Pelajaran pertama dimulai. Mata Nathan terus bergerak mengawasi pintu, menanti-nanti kekasihnya datang.

Namun apa yang ia tunggu-tunggu tidak datang juga, bahkan hingga waktu istirahat tiba.

Nathan refleks mengecek ponselnya. Dan ia tak menemukan pesan apapun dari Callista. Dengan otomatis jarinya memencet icon telpon. Baru sedetik, lelaki itu teringat kalau mereka masih bertengkar.

Buru-buru Nathan membatalkan panggilannya.

Dibelakang, Megan dan Saga saling mengejek Nathan dalam diam. Mereka tahu kalau Nathan tengah mencari-cari dimana Callista. Tapi karena gengsi yang tinggi, lelaki itu memilih bungkam dalam ketidaktahuannya.

Nathan akhirnya memilih pergi ke kantin berharap dapat menemukan Callista disana.

Sampai kantin, mata Nathan otomatis bergerak menelusuri seluruh penjuru kantin. Dan lagi-lagi ia tidak menemukan Callista.

Nathan sedikit panik. Hanya sedikit.

Saat melihat Shiren, Nathan berinisiatif bertanya. Karena ia tahu kalau mereka berdua berangkat bersama dari rumah.

"Ekhm."

Shiren yang awalnya sedang sibuk tertawa dengan teman-temannya seketika terdiam. Bukan hanya dia, tapi semua temannya juga ikut diam.

Nathan menghampiri Shiren adalah sebuah keajaiban.

"K-kak Nathan?" cicit kecil gadis itu tak percaya.

"Callista berangkat?" tanya Nathan langsung.

Shiren menelan ludah kekecewaannya. Ia kira Nathan datang memang benar-benar untuk mengajaknya mengobrol. Ternyata karena Callista.

"I-iya. Tadi berangkat kok." Balas Shiren dengan anggukan kecil yang lucu bagi siapa yang melihatnya. Kecuali Nathan yang matanya sudah tertutup cinta untuk Callista.

Setelah mendengar itu Nathan langsung pergi. Ia tidak merasa risih bahkan saat banyak orang terang-terangan menyorakinya. Mungkin mereka mengira ia mendekati Shiren setelah bertengkar dengan Callista. Masa bodoh bagi Nathan.

Nathan berlari kecil kembali kedalam kelas. Lagi-lagi ia tidak menemukan apa yang ia cari. Malah kedua sahabatnya yang sedang menatapnya jenaka.

Dengan tatapan menajam dan dagu terangkat, Nathan berjalan kebangkunya.

"Udah ketemu belum Callista-nya?" tanya Megan.

Nathan hanya berdecak. Pasti mereka berpikir kalau sejak tadi ia mengkhawatirkan Callista hingga mencarinya kemana-mana. Walau nyatanya memang begitu.

"Makanya, ditanya kek. Pacar sendiri masa nggak punya nomornya." sambung Saga dari belakang.

"Bacot lo berdua!" sentak Nathan.

Megan dan Saga tertawa.

"Gue kasih spoiler. Sekarang Callista lagi ada di deket cowok. Mereka duduk sebelahan. Saling omong-omongan serius." bisik Megan dibelakang telinga Nathan.

Meskipun dilihat Nathan tampak cuek, tapi jauh di dalam hatinya ia sangat kepo.

"Tebak mereka lagi ngomong apa sampe habisin waktu segitu lama?" kini suara Saga menambah rasa panas di dada Nathan.

NATHANIEL ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang