41

14.9K 1.1K 427
                                    

"Bajingan!"

"Gimana bisa dia berubah kaya gitu?"

"Nggak tau gue. Pusing ngurusin temen lo yang gila itu. Dihubungin nggak bisa-bisa." Saga memijat pelipisnya.

Sekarang ia berada di ruang tamu appartemen Callista, sedang melakukan panggilan video dengan Megan yang berada di Jakarta.

Setibanya Saga disini, ia sudah menemukan Callista yang tambah kacau. Dilihat dari situasi, ia menemukan ponsel Callista yang tergeletak mengenaskan.

Saga menganga tak percaya saat melihat roomchat Callista dengan Nathan. Rasa ragunya kemarin, kini berganti menjadi rasa amarah terhadap Nathan.

Apalagi ia tak bisa menghubungi Nathan setelah itu.

"Lo ada kontak sepupunya dia kagak?"

"Bentar deh, kalo kontak sih nggak punya. Tapi jaman sekarang gampang nyari orang lewat medsos."

"Menurut gue sih mending lo tanya-tanya ke dia, walaupun kata Nathan orangnya rada sengklek, tapi gue yakin sih dia bisa diajak komunikasi."

Saga mengangguk membenarkan ucapan mahasiswa UGM itu.

"Namanya siapa? Lupa gue."

"Leonardo. Cari aja di following Nathan. Kalo ga gitu ya di medsos temen luarnya Nathan, adalah pasti."

"Bentar gue cari dulu. Lo ikutan bantuin nyari lah anjing!"

"Ye, sabar!"

"Gan Gan Gan! Buka akun leonard_"

"Itu bukan?"

Megan terlihat sibuk memainkan ponselnya.

"Ya mana gue tau. Kan gue ga pernah liat orangnya."

"Tapi dari followingnya, iya deh kayanya. Dia juga follow Callista soalnya."

"Yaudah, DM aja."
***

"Sshh.."

Nathan memegang kepalanya yang terasa mau pecah. Entah berapa banyak ia minum alcohol kemarin.

Nathan menatap tubuhnya yang polos tanpa baju. Kemudian ia menoleh kesamping, wanita itu sudah tidak ada.

Nathan kemudian mencari keberadaan ponselnya.

"Ngapain pada nelpon sih?"

Saga, Megan, bahkan Leo ikut muncul di baris ketiga. Begitu banyak panggilan yang ia dapat. Namun satupun tak ada dari Callista. Terakhir adalah missed call-nya kemarin setelah menerima foto dari anonymous tersebut.

Ah, mengingat foto itu hatinya mulai memanas.

Naas, kelemahan Nathan adalah ia lupa apa yang ia lakukan saat sedang mabok. Terakhir yang ia ingat adalah ada wanita yang menghampirinya.

Saat terbangun menemukan dirinya tak berbusana, hatinya sedikit perih mengingat dirinya sudah mengkhianati Callista. Namun saat foto itu melintas di kepalanya, ia menghilangkan rasa bersalah itu.

"Lo yang buat gue gini, Callista."

Ujarnya lirih kemudian mulai memakai kembali bajunya.

Nathan pulang dengan diantar sopir yang ia pesan. Dirinya masih tak kuasa menyetir sendiri dengan keadaan tubuhnya yang masih lemah.

Sampai di appart, satu pukulan mendarat di tulang pipinya.

"WHAT THE-"

"WHAT THE FUCK HAVE YOU DONE, NATHANIEL?!"

NATHANIEL ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang