--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Musim dingin akan segera mencapai puncak terdinginnya, disebuah ruangan terlihat Dae Jung tengah menatap tv yang dihidupkan dengan tatapan kosong. Sudah seminggu terlewat setelah kejadian dimana Jun meminta permintaan yang aneh dimana ia dan Jun harus bercinta diatas meja makan diruangan makan.
Mengingat kejadian itu membuat wajah Dae Jung memerah hingga leher dan telinganya. Setelah hari itu, Jun tidak segan-segan memintainya banyak hal yang aneh.
(Udahlah jangan nanya apa aja permintaannya-author)
Dae Jung memegangi pipinya yang memerah, namun dalam sekejap pikirannya teralihkan. Setelah seminggu penuh Jun tinggal bersamanya tiba-tiba saja ia berkata bahwa ia punya urusan diibu kota kerajaan. Namun entah kenapa perasaan Dae Jung selalu buruk soal kepergian Jun yang begitu tiba-tiba.
Dae Jung tak tau bahwa dirinya telah jatuh cinta pada kembarannya sendiri itu dan sekaligus ayah dari anak yang ia kandung saat ini. Ia mencoba untuk berfikir positif namun semua hal negatif selalu menghampiri dirinya yang mana membuat dirinya tak bisa menghindari pemikiran buruknya dan terkadang menangis sendirian tanpa sebab. Apakah ini efek kehamilannya?.
Dae Jung menggelengkan kepalanya dan bergerak untuk meraih remot tv, namun sebelum ia meraihnya sebuah suara dari tv membuatnya berpaling dan menatap tv dengan tatapan bingung.
Disana ia melihat salah satu wartawan yang membawakan berita,
"Ini adalah berita terbaru dari kerajaan kita!, Pangeran mahkota Juiliusn Der Mardta telah mengumumkan pertunangannya dengan model ternama yang sedang naik daun saat ini!---"
Dae Jung menggeleng dengan matanya yang masih menatap tv dengan tetap tanpa berkedip sedikitpun.
"Aku mengkonfirmasi, bahwa Juliana Martanash adalah tunangan resmiku. Kami sudah menjalani hubungan kami selama 5 tahun lebih---"
"Jun?---" Dae Jung tak bisa berkata -kata lagi. Mulutnya serasa kelu, ia seperti kehabisan nafas. Dadanya sesak entah mengapa. Kedua tangannya bergetar. Disana, terlihat seorang pemuda dengan tubuh tegapnya, rambut hitamnya tersisir rapi kebelakang. Mata emasnya terlihat berkilauan dan sekaligus tajam. Tangan kokohnya terlihat tersilang menggandeng seorang wanita cantik disebelahnya. Wanita itu begitu cantik dengan dres hitam panjangnya yang warnanya serasi dengan rambut sang pemuda disebelahnya. Rambut blondenya terlihat berkilauan dibawah sinar lampu aula. Senyuman terukir dikedua wajah pasangan serasi itu.
"Ah... benar..." bulir-bulir mata itu meluncur tanpa persetujuan Dae Jung. Entah mengapa ia merasa akan mati. Tangannya yang bergetar mengelus perutnya yang sedikit mengembung.
'Aku bukanlah siapa-siapa selain hanya pemuas nafsunya' batin Dae Jung bergetar.
Malam itu, hanya terdengar isakan yang memilukan dalam ruangan itu.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebulan kemudian.
Dae Jung terlihat sedang duduk diteras rumah, tangannya bergerak mengelus perutnya yang sedikit mulai besar lebih besar dari perutnya sebulan lalu. Kini musim dingin mulai meninggalkan tanahnya, yang berarti musim semi akan segera tiba. Pepohonan terlihat mulai menumbuhkan dedaunannya. Para hewan yang berhibernasi mulai keluar dari sarangnya dan bunga-bunga yang kuncup mulai bermekaran sedikit.
Meski semua keindahan dan kehangatan akan segera tiba, hati Dae Jung masihlah hampa dan dingin. Ia menatap perutnya yang sedikit lebih besar.
"Kuharap ini akan baik-baik saja" Setelah berucap begitu, ia berdiri dari duduknya dengan perlahan.
Walau ia selama 4 minggu ini mengalami perubahan mood, ia tak pernah melewatkan makan dam meminum susu hamilnya. Meskipun ia ditinggal keluarganya sendirian dirumah, Dae Jung bisa tetap hidup karna persediaan makanan keluarganya dan beberapa uang dalam tabungannya.
Dae Jung mengunci pintu rumah setelah meletakan sebuah surat dinakas dekat pintu. Kemarin ia sudah menelfon keluarganya dan meminta izin untuk menginap dirumah temannya dan untung ia diizinkan. Namun sebenarnya ia tak berniat ke rumah temannya, karna itulah ia meletakan surat didalam rumah.
Setelah itu, Dae Jung menaikkan kerudung hitamnya. Dengan cepat ia berjalan keluar dari wilayah rumahnya menuju perbatasan kota menggunakan bus transportasi antar kota.
Satu hal dalam pikirannya, meski ia tak banyak mempercayai orang yang akan ia temui namun ia tetap yakin bahwa orang itu adalah orang yang tepat untuk menolong dirinya.
Dae Jung kemudian turun dari bus, dengan segera ia pergi kearah jembatan yang menyambungkan antar kota.
"Huff--" Baru saja Dae Jung akan menuruni tangga, sebuah tangan pucat menarik dirinya.
"KON__" Dae Jung tak jadi mengumpat karna kaget setelah melihat orang yang menariknya.
"Astaga! jangan mengagetkanku!" Dae Jung mengelus dadanya.
Orang yang menariknya hanya terkekeh. Ya benar, orang itu adalah Yu Yan. Seorang pemuda yang menjadi spirit hutan bambu dibawah jembatan ini.
"Kau terlihat tak baik, kenapa kau mencariku?" Yu Yan bertanya dengan wajah pucatnya yang tiba-tiba saja menjadi cerah.
"Ah, itu---"
"Kau sedang hamil ya? aku tahu dan paham perasaan dan keadaanmu, jangan khawatir. Kau bisa tinggal dirumahku untuk sementara sampai kedua bayimu lah---" belum sempat Yu Yan menyelesaikan perkataannya, Dae Jung sudah lebih dulu memotong.
"DUA BAYI?!"-Dae Jung.
"Opps----"-Yu Yan.
-Tbc-
Akhirnya saya bisa up :(
jadi saya ga up lama karna kesibukan saya udah mulai datang lagi, jadi maaf ya jika semisalnya saya ga up lama banget...
Vote & Komen :
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlahir sebagai anak buangan raja.Bl
FantasyCover: Cr: 매드근철/@Maaaad_G on Twitter Surya yang awalnya membaca novel dan ketiduran tiba-tiba terbangun ditubuh seorang bayi. Ia sadar bahwa ia telah mengalami transmigrasi ke tubuh seorang bayi. Namun ketika ia mengira sang ibu dan ayah dari bayi a...