Angin berhembusan bersamaan dengan dedaunan yang terbang mengikuti alur kemana angin pergi membawanya. Matahari terlihat menyaksikan angin pergi menarik daun menjauh dari pepohonan. Tak terhitung lamanya angin berhembus kini matahari siap turun untuk beristirahat digantikan oleh bulan yang indah dimalam hari.
Di sebuah alun-alun kota, terlihat begitu banyaknya orang berlalu lalang berjalan entah itu hanya untuk bersenang-senang, atau bahkan bekerja. Sebuah mobil sport hitam melaju membelah jalanan kota yang begitu besar membuat beberapa atensi menoleh untuk melihat mobil keluaran baru itu.
Mobil itu melaju kencang hingga akhirnya menghilang setelah memasuki jalanan yang gelap gulita yang hanya disinari cahaya dari lampu mobil itu.
Mobil itu memasuki sebuah kawasan asri yang terlihat terawat dengan padi-padi yang bergoyang karna angin yang menerpanya menambah kesan horror malam itu, tapi jangan khawatir ini bukanlah cerita horror.
Mobil hitam itu memasuki sebuah pekarangan rumah yang begitu luas ditanami beberapa tumbuhan yang indah dibawah sinar rembulan yang begitu cantik.
Mobil itu berhenti tepat didekat rumah bertingkat tiga itu. Pintu mobilnya terbuka dan nampaklah seorang pria dengan topi model kunonya dengan mata emas ia mengenakan mantel hitam untuk menghangatkan tubuhnya.
Matanya bergerak menelusuri setiap tempat yang dijangkaunya diperkebunan itu. Keningnya menyernyit, ia mulai merasa bingung.
Bunga-bunga yang tumbuh dengan sehat masih terlihat terawat, namun ada begitu banyak tumbuhan liar disekitarnya membuat kecantikan bunga-bunga itu mulai tertutupi.
Matanya berpindah menemukan sebuah kejanggalan baru. Kebun yang ditanami beberapa sayurannya mengering dengan beberapa buah-buahannya sudah berjatuhan, pohon buah apel yang ia lihat sehat terakhir kali kini hanya menyisakan ranting kering.
Dengan langkah cepat, ia mendekati pintu rumah dan membukanya. Mengejutkannya, pintu itu tak terkunci sama sekali. Tangannya yang memegang gangang pintu berpindah, ia melihat dengan jelas butir-butiran debu ditangannya yang berasal dari pintu yang berdebu dengan kayu yang sebagiannya berlubang.
Dengan cepat ia melangkah masuk, hal pertama yang ia temukan adalah ruang tamu yang dimana terlihat berdebu dengan kondisi sofa yang warnanya mulai memudar, tak hanya sofa dan ruangan yang dipenuhi dnegan debu bahkan tv dari ruangan itu juga berdebu hingga layarnya tak terlihat jelas.
Setiap sudut dari ruangan-ruangan itu dipenuhi sarang laba-laba. Pria itu adalah Jun.
Jun melangkah menaiki tangga dengan cepat,
"KAKAK!" Ia berteriak mencari-cari ke lantai dua dan lantai tiga.
"KAKAK! DIMANA KAU?!" Jun mulai panik, ia mencari terus menerus hingga kakinya berhenti diruang tamu kembali.
Mata emasnya berhenti melihat sebuah laci nakas didekat sofa yang sudah terbuka dan berdebu.
Tangannya bergerak, mengobrak Abrik laci itu seperti orang yang dikejar setan.
Tangannya meraba, ia menemukan sebuah amplop putih yang berdebu.
Tangannya membuka amplop putih itu, dan yang ia temukan adalah sebuah foto hasil usg yang sepertinya milik dari Dae Jung.
"Kakak...." Tangannya bergetar, ia tidak tau harus bagaimana. Sang kakak, orang yang begitu ia cintai sedang hamil namun kini menghilang tanpa jejak sedikitpun yang ia tinggalkan.
Jun mendudukkan dirinya diskfa yang berdebu, ia tak peduli dengan mantel mahalnya yang kotor karna debu. Mata emasnya terus menatap foto bayinya dengan orang yang ia cintai.
"Maafkan aku.... Kak ... Dimana kau berada sekarang?..." Jun terus mengoceh dengan air bening yang mulai menetes keluar dari mata emasnya dengan perlahan membasahi foto yang ia genggam.
"Aku bahkan belum.... menjadikanmu sebagai permaisuriku..."
---------tbc----------
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlahir sebagai anak buangan raja.Bl
FantasyCover: Cr: 매드근철/@Maaaad_G on Twitter Surya yang awalnya membaca novel dan ketiduran tiba-tiba terbangun ditubuh seorang bayi. Ia sadar bahwa ia telah mengalami transmigrasi ke tubuh seorang bayi. Namun ketika ia mengira sang ibu dan ayah dari bayi a...