“Sebenarnya berapa banyak, sih, kue yang mau kau buat, Nara?”
Remaja Gojo Satoru memerhatikan punggung seorang gadis yang tengah sibuk memandangi oven. Memasang ekspresi jengah karena bosan, meskipun kedua netra biru indah miliknya menunjukkan binar kesenangan.
Karena gadis ini mau memasak di rumahnya setelah Gojo memaksa.
“Aku memasak sepuluh kue muffin coklat,” jawab gadis itu. Annara White. Menegakkan tubuhnya.
“Ha? Sebanyak itu? Kau mau menyumbangkan semua kue itu ke rumah Choso?” tanya Gojo dengan kasar. Menaikkan sebelah alisnya.
Nara terkekeh. “Tidak, kok. Aku akan membawa lima kue saja. Sebagiannya lagi buatmu.” Gadis itu mengedikkan kedua bahunya.
“Huh?”
“Gojo suka manis ‘kan? Aku tahu saat mengambil bahan kue dari kulkas dan menemukan banyak cake manis di sana. Hitung-hitung juga sebagai ucapan terima kasihku karena kau mau aku memakai dapurmu.” Nara mengambil sarung tangan dari atas meja. Lantas mengenakannya, lalu membuka oven. Mengeluarkan kue-kue itu dari dalam sana.
Aroma manis coklat menguar hingga perlahan masuk ke dalam penciuman sang remaja surai putih. Kedua netranya menatap fokus kue muffin yang perlahan diletakkan ke atas meja.
Sial ... aku jadi tidak bisa menjahilinya, deh, batin Gojo. Cemberut.
“Kuenya sudah jadi. Aku ambil paperbag dulu, ya!”
“Pergilah ....” Tangan kanan Gojo terangkat menarik satu kue coklat itu. Lalu, mengikis bagian atas menggunakan jari telunjuknya. Mencoba rasanya.
Enak.
“Aku bakalan bungkus lima kuenya. Kalau kau belum mau makan muffin itu, Gojo bisa memasukannya ke dalam kulkas, kok,” jelas Nara sembari melangkah ke arah Gojo.
“Hmmm ....”
Nara memasukkan lima kue buatannya ke dalam kotak persegi panjang, lalu diletakkan ke dalam paperbag coklat. Menyusunya dengan rapi agar muat.
“Oke! Selesai!” Nara tersenyum lebar. “Terima kasih, ya, Gojo~”
“Sama-sama.”
“Aku akan pergi sekarang. Acara kak Choso nanti malam, kan? Aku harus siap-siap. Bye-bye~” Nara berlari kecil keluar dari dapur. Disusul Gojo yang kini tengah sibuk memakan kue buatan Nara.
“Kau juga akan datang, kan, Gojo?” tanya Nara. Seraya memasang sepatunya.
“Tentu, dong. Aku harus melihatmu memberikan kue itu ke Choso.” Gojo menyandarkan dirinya pada dinding.
“Yaah, semoga aku berhasil dan tidak sampai salah tingkah.” Gadis itu mengedikkan kedua bahunya. “Kau juga jangan sampai terlambat, ya? Dan kue muffin-nya harus kau habiskan. Aku sudah berusaha keras membuatnya, lho~” Nara tersenyum lebar. Tampak manis. Kedua pipinya pun bersemu merah.
Membuat Gojo bergeming menatapnya.
“Sampai jumpa~”
Suara pintu yang ditutup menyadarkan Gojo. Remaja itu lantas menatap ke arah di mana sang gadis keluar dengan tatapan datar.
Yah, muffin buatannya enak.
Sayang sekali, itu bukan untuk Gojo melainkan buat pria lain.
Oh? Kapan gadis itu akan menyadari perasaan sang surai putih?
「🌺」
KAMU SEDANG MEMBACA
Misunderstand
FanfictionSedikit kisah dengan konflik ringan antara dua hati yang sulit menyatu karena kesalapahaman. Bagaimana cara mereka mengakhiri kesalapahaman itu agar perasaan cinta mereka saling terikat? ▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃ Original Story by Ann White. Cover Book E...