Geto menatap layar ponsel. Kedua keningnya mengernyit, lalu ia menghela napas. “Apa kau benar-benar ingin pergi ke kafe, Satoru?”
Geto mengerjap seraya menatap sang kawan yang kini tengah mengganti pakaiannya dengan outfit santai.
“Ini aneh, Suguru.” Gojo memakai kaos putih lengan panjang. “Aku tidak akan tenang kalau tak mengetahui apa yang Nara dan Choso lakukan.”
“Aku tahu itu.” Geto menghela napas. “Aku juga ingin menemanimu ke sana, tapi ....”
Gojo melirik seraya memakai jaket. “Tapi apa?”
Geto menaikkan ponselnya. Mengarahkan layar gawai itu ke arah Gojo. “Yaga-sensei mengirimkan pesan padaku untuk menjalankan misi baru bersamamu, Satoru.”
“Sial!” Gojo mengusap rambut kasar.
“Aku baru dapat pesannya baru-baru saja.” Pria surai hitam itu mengusap tengkuk. “Kurasa ... pergi melihat Nara di kafe batalkan saja. Lagian, kau bisa meminta gadis itu untuk bercerita nanti, aku juga akan meminta hal yang sama pada Choso. Itu bisa membuatmu sedikit lega 'kan, Satoru?”
Gojo bungkam. Berpikir sebentar. Lalu mengangguk. “Baiklah.”
“Kita akan pergi ke gudang tak terpakai di Shibuya. Yaga-sensei bilang, ada dua kutukan tingkat tinggi di sana.”
Gojo memakai jaket hitam. “Itu mudah. Ayo segera selesaikan ini agar aku bisa mengejar waktu melihat Nara.” Dia bergegas keluar dari dalam kamarnya.
“Baiklah.”
Gojo mengernyit keras. Ia jadi tak tenang. Jauh di dalam dirinya ingin pergi ke kafe, melihat apa saja yang Nara dan Choso lakukan. Namun, misi yang diberikan oleh gurunya tak boleh ia abaikan begitu saja hanya karena alasan panas hati yang menjalar memenuhi jiwanya.
Sial. Gojo menggeletuk.
Ah, apa yang sang gadis lakukan dengan pria itu sekarang?
「🌺」
KAMU SEDANG MEMBACA
Misunderstand
FanfictionSedikit kisah dengan konflik ringan antara dua hati yang sulit menyatu karena kesalapahaman. Bagaimana cara mereka mengakhiri kesalapahaman itu agar perasaan cinta mereka saling terikat? ▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃ Original Story by Ann White. Cover Book E...