“Hm?” Nara mengerjap. “Pintu apartemenku tidak terkunci. Mungkin kak Suguru sudah di dalam kali, ya.”
“Ha? Dia tahu sandi apartemenmu?” Gojo menaikkan satu alis.
Nara mengangguk. “Dia sering datang ke sini, dan kadang menungguku di luar karena telat pulang. Makanya aku memberikan sandi apartemenku padanya.”
“Cih.” Gojo cemberut. Menoleh ke arah lain.
“Hm? Kau kenapa?”
“Gak ada apa-apa.” Bibirnya mengerucut.
“Oh? Itu kalian.”
Geto keluar dari dalam. Bersandar pada ambang pintu seraya bersedekap. Menatap Nara dan Gojo bergantian, lalu menaikan sebelah alisnya. Apa-apaan dengan suasana ini?
“Oh, Kak!” sapa Nara. Mengangkat dua tangannya. Memperlihatkan kantong belanja yang agak besar. “Aku dan Satoru habis ke supermarket buat beli beberapa camilan.”
“Beberapa?” kata Geto ragu. Lalu melirik ke arah Gojo. Menemukan dua kantong belanjaan putih yang juga cukup berisi ditenteng oleh pria itu.
Geto menghela napas. “Aku juga bawa camilan di dalam.”
“Eh?” Nara menelan ludah.
“Hah?” Gojo memasang muka jengkel.
Geto mengangkat bahu. “Yah, sudah terlanjur juga. Lagian besok libur 'kan? Aku berencana menginap beberapa malam—”
“Aku juga mau!” potong Gojo. Lantas berlari masuk ke dalam dengan semangat.
“Wah? Apartemenku bakal ramai, dong.” Senyuman ceria juga lega tersungging pada wajah manis Nara. Bersyukur, dia akan melewati beberapa malam bersama orang terdekatnya.
Geto mengerjap. Menatap adik sepupunya dengan pandangan kaget. Apa gadis itu merasa sendiri selama tinggal di sini?
“Ah, kau benar.” Geto terkekeh. “Kami dapat libur setelah menghabiskan misi kemarin. Kau juga dapat 'kan?”
“Iya! Berkat kerja keras kalian. Aku yang jarang dapat misi pun juga ikutan libur,” jawab Nara.
Gadis ini—tidak seperti Geto dan Gojo— jarang diberikan misi. Bukan karena dia orang lemah. Tidak. Nara sudah mencapai kelas satu dalam tingkatan penyihir. Hanya saja ... karena dua orang dekatnya ini adalah seseorang yang telah diberkahi kelebihan. Maka misi Nara kadang diambil alih oleh Geto ataupun Gojo.
“Syukurlah. Ayo, habiskan waktu dengan bersantai mulai sekarang.” Geto menutup mata, juga mengukir senyuman.
“Heiiii! Kalian enggak mau masuk, ya? Kau Nara? Bukannya kau harus membersihkan dirimu dulu?” Gojo muncul. Menjepit tubuh Geto ke dinding karena lebar pintu apartemen itu tak muat untuk mereka berdua.
“Satoru sialan! Minggir!”
“Aku bakalan masuk, kok, tapi Satoru minggir dulu. Kak Suguru kejepit, tuh,” kata Nara. Berusaha melerai.
“Oh, oke.” Gojo melangkah mundur.
“Dasar kau!”
“Nyenye.” Bibir Gojo monyong.
Nara tertawa seraya melangkah ke dalam.
Dia benar-benar tak akan sendiri untuk beberapa malam.
「🌺」
KAMU SEDANG MEMBACA
Misunderstand
FanfictionSedikit kisah dengan konflik ringan antara dua hati yang sulit menyatu karena kesalapahaman. Bagaimana cara mereka mengakhiri kesalapahaman itu agar perasaan cinta mereka saling terikat? ▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃ Original Story by Ann White. Cover Book E...