Gojo berjalan malas sambil menunduk ke bawah, menatap kakinya yang terus melangkah hingga keluar dari dalam kelas. Melamun. Memikirkan sesuatu yang mengganggu perasaannya.
Untuk Nara.
Awal mereka saling kenal itu sejak pertama kali masuk ke sekolah tinggi Jujutsu. Walau tak begitu dekat karena kesibukan. Namun, semua itu berubah saat tahu mereka punya beberapa kesamaan. Disusul perbedaan yang melengkapi kekurangan mereka.
“Aduh!”
Huh? Gojo berhenti melangkah. Mendongak. Menemukan Nara yang tengah baring di atas rumput dengan posisi membelakanginya, atau mungkin gadis itu habis jatuh? Yah, surai hitam sepunggung juga seragam sekolah Nara tampak kotor tertempel daun dan tanah.
“Oi! Kau lagi ngapain?” Gojo melangkah mendekat, lalu berjongkok di dekat Nara.
“Gojo?!” Gadis itu bangun. Mata maroon-nya tampak berbinar memandang sang pria.
Membuat si surai putih menaikkan sebelah alisnya.
“Kenapa?” tanya Gojo. Mendudukkan dirinya di samping Nara.
Gadis itu menunjuk ke atas. “Ada kucing tersangkut di sana.”
“Ha? Ngapain kucing sampe ke atas poh—” Gojo mendongak. “Sumpah ini?”
Si remaja pria mengerjapkan mata. Seekor kucing putih lucu tak bisa bergerak karena diapit dua ranting besar. Lalu karena tak bisa lepas, hewan itu malah kelihatan pasrah.
“Aku mau menolongnya, tapi karena aku tidak tahu manjat pohon makanya jatuh,” kata Nara. Membersihkan rok pendek juga legging hitam yang kotor karena tanah.
Gojo bungkam memandangi Nara. Tangan kanannya kemudian menarik daun-daun yang tersangkut di surai hitam gadis itu. Lalu mengelus puncak kepalanya dengan lembut.
“Kau tahu gak bisa manjat, tapi tetap maksa?” Gojo mengernyit. “Dasar keras kepala. Kalau memang enggak bisa, kenapa harus dipaksa? Kau jatuh dari atas pohon sampai kotor. Untung gak terluka.”
“Lalu membiarkan kucing gendut itu kesakitan?” Nara mengerjap, lalu mengedikkan bahu. “Aku tak mau melihat hewan itu mengerang sakit, Gojo.”
Sang surai putih bungkam. Matanya membelalak lebar, disusul kekehan rendah yang terdengar pelan. Ini yang menjadi salah satu alasan Gojo tertarik pada Nara.
Orang yang melupakan dirinya sendiri demi orang lain.
Berbeda dengan Gojo yang lebih egois.
“Aku tidak akan heran lagi kalau kau bilang itu, Nara.” Gojo berdiri. “Bagaimana kalau Gojo Satoru yang tampan ini membantumu?”
Nara tersenyum hingga kedua matanya tertutup. “Boleh.”
Gojo menanggapi Nara dengan seringaian khas miliknya. Kemudian, kedua tangannya terangkat menyentuh kucing putih yang sejak tadi tidak bergerak karena pasrah. Menariknya keluar dari apitan ranting pohon, lalu menyerahkannya pada Nara.
“Waah, arigatoo, Gojo!” Senyuman lebar Nara sunggingkan, sembari menggendong kucing putih itu.
Gojo membelalak. Melihat senyuman lebar Nara ... membuat debaran jantungnya berpacu kencang layaknya pacuan kuda.
“Sama-sama,” jawab remaja itu.
Yah, rasa senang datang menghampiri sang surai putih setelah menolong gadis dambaan hati.
Namun, sampai kapan perasaan senang itu tetap bertahan?
「🌺」
KAMU SEDANG MEMBACA
Misunderstand
FanfictionSedikit kisah dengan konflik ringan antara dua hati yang sulit menyatu karena kesalapahaman. Bagaimana cara mereka mengakhiri kesalapahaman itu agar perasaan cinta mereka saling terikat? ▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃ Original Story by Ann White. Cover Book E...