「🌺」 ── 𖤘 :: Mengintip.

84 15 0
                                    

Nara mendudukkan diri di atas bangku panjang.

“Uhh ....” Gadis itu mengernyit.

Tubuhnya agak merinding saat mengingat aroma dari beberapa orang yang lalu-lalang dalam keramaian tadi. Terlalu menyengat. Wangi tajam parfum dan bau keringat.

“Kau ini kenapa?” Gojo datang sehabis membeli air minum, lantas duduk di samping Nara. Mengulurkan botol air padanya.

“Ah, itu ... aku tadi menghirup aroma tajam. Yah, bau parfum, sih, tapi terlalu menyengat.” Nara mengibaskan tangannya di depan hidung. “Ada bau keringat juga.”

“Oh? Kau tak suka wangi parfum?”

“Untuk beberapa yang baunya terlalu tajam.” Nara mengangkat bahu.

Gojo merentangkan kedua tangannya. “Aromaku sendiri kayak gimana?”

Nara menarik ujung kemeja Gojo. Lalu menghirup baunya. Wangi. Aroma maskulin yang memikat. Gadis itu tersenyum lebar. “Parfum Satoru baunya enak, kok. Aku menyukainya.”

“Huh?” Gojo menaikkan satu alisnya. “Kau ... suka?”

“Iya.”

“Suka apa?”

“Hm?” Nara memiringkan kepala. “Aku suka aromamu.”

Cih. Gojo mengernyit kesal. Ia sempat salah tanggap atas kata suka yang dilontarkan oleh Nara. Namun, rasa senang muncul dalam hati saat tahu sang gadis menyukai aromanya.

“Apa kau sudah tahu di mana kak Suguru?” tanya Nara. Membuka penutup botol, lalu minum.

“Ah, dia ada di sekitar sini, sih.” Senyuman miring tersungging. “Tepat di depan sana, tuh.” Gojo menunjuk menggunakan dagu.

“Hm?” Nara menatap ke depan.

Dari balik pohon bunga sakura yang agak besar. Sosok Geto terlihat, bersama seorang gadis cantik berambut hitam sepunggung.

Nara mengerjap. “Siapa gadis yang kak Suguru temani, ya?”

“Setauku ... dia memang dekat dengan Suguru, sih, tapi sampai sekarang aku tidak tahu hubungan mereka itu apaa.” Gojo berdiri, lalu menyambar tangan Nara. Menarik gadis itu ke dekat pohon bunga sakura untuk melihat lebih dekat.

“Waah? Aura gadis itu kuat banget.” Nara menyembulkan kepala dari balik pohon. Iris maroon-nya tampak berbinar. Melayangkan tatapan kagum pada gadis yang kini tengah tertawa juga sedikit merona.

Gojo menunduk, menatap Nara. Tangan kanannya terangkat mengusap puncak kepala perempuan itu.

“Kau juga kuat, bodoh,” katanya.

“He?” Nara mendongak, mengerjap sebentar, lantas tersenyum lebar. “Arigatoo.”

Gojo bergeming, kemudian membalas senyuman Nara.

「🌺」

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

「🌺」

MisunderstandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang