「🌺」 ── 𖤘 :: Kehangatan.

110 21 0
                                    

“Aku tadi sudah pesan sushi dan sashimi juga salad buah. Katanya kurir makanan yang bakalan datang ke sini.” Nara duduk di pinggir ranjang Gojo.

“Lalu kenapa kau lari-larian di luar, huh?” Gojo menaikan sebelah alis. “Para pelayan itu tidak menergumu?”

Nara menggeleng. “Saat aku keluar, tidak ada siapa pun. Makanya aku berani lari.”

“Hee? Kupikir kau sudah berani buat ditegur nenek lampir itu.” Gojo meletakkan kedua tangannya di belakang kepala.

Nara merinding. “Jangan ingatkan aku soal dia. Asal kau tahu, saat aku masuk ke dalam kediamanmu, aku benar-benar waspada agar tidak ketemu nenek itu.”

“Yah, dia memang menyeramkan, sih.” Sang surai putih menutup kedua matanya.

“Apa kau mengantuk?”

“Juga lapar,” jawab Gojo tanpa membuka mata.

Nara menyunggingkan senyuman lembut. “Tidurlah dulu. Kurasa ... kurir makanannya datang agak lama. Aku akan membangunkanmu kalau makanannya sudah tiba.”

“Hmm ... Nara.”

“Kenapa?”

Gojo mengangkat tangan kirinya. “Pegang tanganku, dong.”

Nara tertawa. “Buat apa?”

“Jari-jariku dingin. Selimutnya juga gak berguna. Aku letakkan di belakang kepalaku juga enggak mempan.”

“He? Bukan berarti kalau kusentuh tanganmu bakalan hangat 'kan?” Nara memiringkan kepala.

Gojo membuka mata kirinya. “Coba saja.”

Nara mengerjap. Kedua tangannya lantas menangkup tangan kiri Gojo. Menggenggamnya dengan erat, tapi tetap lembut. Memberikan kenyamanan yang dibutuhkan sang surai putih sekarang.

Hangat.

Gojo menyunggingkan senyuman miring. Badannya agak bergerak mencari posisi terbaik untuk tidur. Yah, jarang dia memiliki waktu untuk benar-benar istirahat seperti sekarang. Ditemani dan dirawat oleh Nara. Membuang tenaga karena 'kegilaan' kemarin ternyata berguna juga.

“Bagaimana? Hangat?” tanya Nara penasaran.

“Hmm ... lumayan,” jawab Gojo. Tidak mengatakan yang sebenarnya.

Kalau kehangatan gadis itu benar-benar membuatnya terlena.

「🌺」

MisunderstandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang