Nara menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan kiri sembari menangkup pipi kanan. Mulutnya penuh dengan roti isi—salah satu makanan kesukaannya—seraya tersenyum lebar.
“Ini enak banget,” katanya senang.
Gojo yang sedang menikmati permen tampak tertarik. Dia membungkuk ke arah roti Nara, langsung melahap makanan itu hingga tersisa setengah.
“Ah, iya. Rotimu lumayan enak.” Gojo mengangguk-angguk seraya menegakkan tubuhnya. Kemudian mengelap ujung bibir, lalu memasukkan permen ke dalam mulut.
Nara menatap rotinya. Tepat ke arah bekas gigitan Gojo. Apa ini tak apa? Dia tidak masalah berbagi makanan dengan Gojo. Namun, setelah melihat tindakan pria ini dia jadi ingat kalau ... jarak mereka sudah banyak terkikis.
“Ne, apa ini salah satu tindakan yang dilakukan pelindung pada makhluk rapuh?” tanya Nara.
Gojo berhenti berjalan. Mengernyit, lantas menoleh ke arah Nara. “Ha? Apa maksudmu?”
“Itu ....” Nara mendongak menatap Gojo. “Aku hanya berpikir kalau jarak kita sudah sedekat ini ... itu membuatku sedikit salah paham.”
“Salah paham?” Gojo mengangkat satu alisnya.
“Satoru ... kau hanya menganggapku sebagai manusia rapuh yang harus kau lindungi, tapi ... perhatianmu padaku kadang membuatku lupa akan hal itu.” Nara menunduk.
“Kau ... apa maksudmu, ha?” Gojo membungkuk. Kedua tangannya mencengkeram bahu mungil Nara.
“Hm?” Mata maroon itu menatap ke arah sang surai putih. ”Aku pernah mendengarmu ... kau bilang ... aku hanya sebatas seorang yang rapuh dan perlu dilindungi.”
Gojo membulatkan kedua mata. Benaknya diserang ingatan masa lalu setelah mendengar kalimat itu terucap dari bibir Nara.
“Kau ada di sana waktu itu?” tanya Gojo.
Nara mengangguk. “Saat itu ... aku mau pergi ke toko buku, dan tanpa sengaja malah melihatmu dengan gadis-gadis itu.”
Gojo mendecih. Saat itu ... dia belum menyadari perasaannya sendiri maka dengan mudahnya dia mengatakan kalimat itu pada para gadis yang sempat mengerubunginya di gang kecil.
“Nara, itu sebenarnya ....” Gojo mengusap tengkuk.
“Oh? Kalian ada di sini juga?”
Huh? Gojo menoleh ke kiri. Kedua matanya membelalak, lalu mendecih. Ada Choso berdiri di sana, tak jauh dari tempatnya dan Nara.
Sial, kenapa dia muncul di saat seperti ini?
「🌺」
KAMU SEDANG MEMBACA
Misunderstand
FanfictionSedikit kisah dengan konflik ringan antara dua hati yang sulit menyatu karena kesalapahaman. Bagaimana cara mereka mengakhiri kesalapahaman itu agar perasaan cinta mereka saling terikat? ▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃ Original Story by Ann White. Cover Book E...