Hao haoo.... Ketemu lagi xixixi. Sesuai janji ya, hari ini up. Mari author ajak asah otak wkwkwk.
🍀🍀🍀🍀
Kasus itu masih terus di selidiki. Meski Pian bilang itu hanya untuk kesenangan. Sungguh bernyali besar orang yang membuat teka-teki itu. Mempermainkan para polisi dengan mudah, bukan orang biasa yang bisa melakukannya.
Bara dan timnya kembali kedalam pertambangan. Ditambah Pian yang kini ikut menyelesaikan kasus. Tidak ada alasan khusus sebenarnya, tapi membiarkan Pian ikut membuat mereka sangat terbantu.
Bara dan timnya sibuk meneliti kembali. Memeriksa setiap sudut. Sedangkan Pian, ia tengah asik memainkan sarung tangan karet yang ia pakai. Menggerakkan sepatutnya yang terbungkus plastik. Berjalan-jalan seperti seorang balita yang tengah merecoki orangtuanya bekerja.
"Oy, bocil. Dari tadi gue liat lu mondar mandir kayak mador aja." Kata Bayu.
"Om Bayu! Kerja aja. Gak usah urusin aku. Aku udah ada ayah Bara yang ngurus. Aku gak mau tambah ayah lagi." Jawaban itu membuat Bayu menggeram kesal. Berbicara dengannya sama saja menyerahkan diri menjadi pasien bertensi tinggi selanjutnya. Lebih baik mencari bukti saja.
Pian berdiri, menatap fokus pada sebuah dinding gua. Hidungnya seketika mencium bau yang menyengat. Bau busuk yang bercampur tanah dan hewan kotor. Pian dengan cepat menutup hidungnya. Berjalan mudur hingga ia tak sengaja menubruk badai yang tengah memeriksa.
Badai berbalik. Ia tadinya hendak marah, namun melihat siapa yang menubruknya. Ia mengurungkan niatnya. Belum sempat Badai bertanya anak itu sudah memuntahkan cairan perutnya.
Hoek.
Suara muntahan itu mengundang semua pasang mata yang ada disana. Bara segera berjalan menuju Pian. Membantu anak itu memuntahkan cairan perutnya. Setelah dirasa selesai. Bara langsung menggendongnya, membawanya keluar.
🍀🍀🍀🍀
"Kenapa bisa muntah gini? Kamu belum makan?" Tanya Bara khawatir.
"Bau. Ada bau busuk disana. Ayah, cepat bongkar dinding itu. Dinding itu sangat bau. Aku saja sampai muntah. Emang ayah tidak mencium baunya? Ugh, Aku tak mau masuk ke sana lagi." Kata Pian.
Bara memang tidak mencium bau apapun. Selain bau tanah dan aroma khas pertambangan. Sisanya tidak ada bau busuk yang anaknya bilang. Tapi, jika Pian sudah berbicara seperti itu. Kemungkinan memang ada sesuatu disana. Ia harus secepatnya memastikan.
"Kamu istirahat aja disini. Ayah mau lanjut memeriksa dinding yang kamu bilang itu. Jangan ngilang-ngilang lagi." Kata Bara memperingati. Pian hanya mengangguk saja. Ia sudah terlalu lelah. Seharian ini rasanya sangat menyiksanya.
🍀🍀🍀🍀
Bara tengah mengawasi para bawahan yang sedang membongkar dinding yang Pian bilang. Tak disangka apa yang mereka lihat ini sungguh sangat mengejutkan. Sebuah kerangka manusia dengan posis berdiri tegap.
Bara kini tengah bersama Manda di laboratorium milik Manda. Diatas sebuah meja besi itu, terusin kerangka manusia. Orang yang tak biasa melihatnya tentu saja akan sangat ketakutan.
"Dilihat dari tulang-tulang ini, seharunya berusia sekitar 10 tahun. Tapi ada yang aneh. Bagian tengkorak ini sangat kecil tidak cocok dengan ukuran tubuh lainnya. Dan juga, tulang betis kiri beda dengan betis kanan. Seharusnya ini tubuh milik seorang pria. Tapi dilihat dari panggulnya. Sangat kecil dan beratnya hanya 58kg ini membuktikan bahwa pinggul ini milik seorang wanita."
"Jadi maksudmu ini bukan kerangka satu orang, tapi beberapa orang yang di gabungkan?"
"Seperti itu. Ukuran tengkorak ini seharusnya milik seorang anak berusia sekitar 10/11 tahun. Dan lihat, ada bekas pengeboran tengkorak disini. Sepertinya anak itu pernah menjalani operasi pengangkatan tumor. Tubuh bagian atasnya memang milik seorang pria. Dilihat dari ukuran dada yang beratnya seperti pria berusia 35 tahun. Sepertinya pria itu sangat suka berolahraga, terlihat dari bentuk tulangnya. Pinggul sampai kaki milik seorang wanita. Seharusnya seorang wanita berusia 25 tahun. Tapi tulang betis bagian kiri milik seorang pria." Jelas Manda.
KAMU SEDANG MEMBACA
PIAN [END]
Teen FictionPian, bocah polos yang kadang ngeselin itu harus memilih, hidup sendiri atau pergi menghampiri ayahnya yang telah lama meninggalkannya dengan sang ibu. Ditambah lagi kemampuan ketajaman Indra yang dimilikinya. Bisa mendengar suara kipas berputar 240...