Chapter 16

4.9K 736 67
                                    

Hao hao.... 2 hari ngaret wkwkw. Sibuk kemarin tuh, sama lagi debat sama otak. Ini kasusnya basmi sampe tuntas apa skip aja. Sekarang aku mendapatkan jawabannya wkwkwkwk.

🍀🍀🍀🍀

Kasus itu masih terus di selidiki. Soal kasus para penambang itu, sampai sekarang belum ada titik terang. Seolah mereka sedari awal memang tidak ada. Seolah mereka sebuah hantu yang tengah menampakkan diri.

Manda menemukan petunjuk baru dari sisa-sisa tulang yang ada. Ada serpihan batu yang ketika ia teliti bukan dari bagian badan gua. Struktur mineral di dalamnya bukan sesuatu yang biasa ditemui. Struktur mineral murni yang terkubur dalam tanah ribuan tahun yang lalu.

"Kemungkinan dibawah penambangan ada harta yang lebih dari sebongkah berlian. Mungkin saja, berlian itu hanya kedok. Dan juga cara menemukan jalan menuju harya Karun. Lihat ini, ini adalah cerita soal makam kuno yang dipenuhi harta penyimpanan perampok pada zaman dulu. Yang di turunkan dari generasi ke generasi. Kemungkinan makan itu tepat ada di bawah asrama kita. Dilihat dari struktur bangunan dan sejarah. Akibat dari kikisan lempeng yang terus terkikis membuat pola peta ikut berubah."

"Jadi, dibawah kita ada makam berisi harta?"

"Kita bisa mencobanya. Brian, cepat siapakah surat izin yang diperlukan. Bayu persiapkan alat untuk kita turun. Badai kumpulkan tim untuk membantu. Besok kita akan turun."

🍀🍀🍀🍀

Ini benar-benar kasus terlangka dalam sejarah. Bagaimana bisa dari sebuah kasus bunuh diri dan pencurian bisa membawa mereka menuju pencarian harta Karun? Ini gila.

Tapi kenyataannya seperti itu. Kini tim Bara didampingi tim arkeolog, medis, tenaga kepolisian lainnya. Sudah siap dengan peralatan mereka. Seperti peralatan mendaki pada umunya. Bahkan Pian ditarik untuk ikut oleh Manda. Ia tak akan membiarkan bocah itu bersantai-santai diatas sana.

"Dimana kita harus menggali?" Tanya Bara pada ketua tim arkeolog. YiZhan. Yang memang dia merupakan keturunan China asli. Usut punya usut keluarganya turun temurun sudah sering menjadi pembongkar makan yang mencari harta yang tak masuk akal. Tapi karena ini sudah termasuk jaman modern, hal itu sudah berubah.

"Kita harus mendeteksi dulu. Lihat di sekeliling gua. Apakah di temukan keanehan, dan tetap berhati-hati." Kata YiZhan.

Pian sedari tadi berdiri di samping Manda yang terus menatapnya. Seolah ia berlian yang takut dicuri. Atau seekor kucing yang bisa saja kabur.

"Aku tidak mau masuk!"

"Hey, tak ada yang memperbolehkan mu pergi, nikmati saja permainannya." Kata Manda menyendiri dengan puas ia bisa mengerjai anak itu. Sampai kapanpun ia tak akan lupa soal kejadian sebelumnya. Suguh sangat memalukan.

Pian tak peduli. Ia berjalan mendekat ke ayahnya. Dengan wajah cemberut.

"Ayah, aku mau keluar. Aku tidak mau masuk ke ruangan itu." Adu Pian.

Bara yang tengah meneliti dinding gua menoleh mendapati anaknya dengan wajah cemberut. Kemudian ia menatap ke arah Manda. Yang seolah berkata, aku tidak melakukan apapun.

YiZhan mendekat. Merasa penasaran dengan anak kecil itu. Memang tadi mereka belum terlalu berkenalan.

"Siapa dia? Kenapa ada disini?" tanya YiZhan.

"Ah, dia anakku, Pian. Pian ini YiZhan. Dia yang akan memandu menuju makam." Jawab Bara sembari memperkenalkan Pian.

Pian meneliti YiZhan dari atas sampai bawah begitupun sebaliknya. Pian mendekat, mencium pinggang atas YiZhan yang tertutup pakaiannya. Pian hanya setinggi dadanya. Mereka berdua menatap heran apa yang dilakukannya.

"Darah leluhur Lou Tian. Cukup bagus." kata Pian. YiZhan yang mendengarnya langsung membulatkan matanya. Tangannya mencengkram bahu Pian. Tidak ada yang tahu bahwa ia adalah pewaris darah Lou Tian. Kecuali pengabdi leluhurnya. Hanya orang dalam yang tahu. Bagaimana mungkin orang yang Bahakan baru bertemu dan tak ada hubungan darah bisa mengetahuinya.

"Bagaimana kau tahu?" tanya YiZhan tak sadar mencengkeram erat bahu Pian. Terburu-buru meminta jawaban.

"Sakit, lepaskan." kata Pian. Bara yang melihatnya langsung menyembunyikan Pian dibelakang tubuhnya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Bara tak suka.

"Siapa dia?"

"Dia anakku. Bukankah aku sudah mengenalkannya tadi?"

"Bukan! Bukan itu maksudku." YiZhan tak melanjutkan ucapannya. Ia tidak boleh membocorkan identitasnya. Kali ini ia menatap Pian, yang tengah bersembunyi seolah ia melihat monster.

"Kamu bisa menemukan pintu masuk?" tanya YiZhan.

Pian keluar dari persembunyiannya.
"Jika aku bisa, aku akan dapat hadiah apa?"

"Apa yang kamu mau?"

"Masuk dalam lingkaran Lou Tian."

"Apa!?" Suara keras YiZhan mengundang seluruh pasang mata yang tadinya tengah sibuk mencari entah apa sebenernya mereka juga tidak tahu.

"Tuan muda." Panggil salah seorang wanita. Sepertinya pelayang keluarganya. Tim arkeolog sebenernya hanya kedok. Mereka memang bertujuan membongkar makam leluhur atas perintah leluhur itu sendiri. Kebetulan seminggu sebelum ia ke sini. Ia mendapat pesan lewat mimpi untuk mengambil benda pusaka milik leluhur mereka.

"Baik. Jika kamu benar-benar bisa membawa benda itu padaku. Aku akan membawamu masuk lingkaran Lou Tian." Perkataan itu membuat 4 orang yang menjadi pelayannya melotot kaget. Hendak protes tapi YiZhan mengisyaratkan untuk diam. Mereka paham, tuan muda mereka pasti punya rencana. Meski mereka sangat heran dengan anak kecil itu.

"Setuju." Pian dengan riangnya berjalan menuju YiZhan. Mengambil sebuah kipas yang terselip di tasnya. YiZhan hanya membiarkan apa yang dilakukan anak itu.

Pian membuka kipas itu, mengibaskan ya begitu saja. Seketika beberapa pintu mulai terlihat. Seolah yang Pian lakukan tadi adalah menghilangkan sesuatu yang menutupi pintu.

"Pilihlah" kata Pian dengan santai sembari memainkan kipas yang di pegangnya.

Bara memang sudah terbiasa melihat Pian seperti itu, tapi tidak untuk YiZhan dan pelayanannya. Mereka bertanya-tanya bagaimana bisa anak itu melakukannya.

Ada 6 pintu yang terlihat tapi hanya satu yang bisa membawa mereka masuk.

"Kita harus pilih yang mana."

"Aku belum tau, kita tidak bisa bergerak sembarangan. Perhatikan lagi di sekitar apa yang bisa dijadikan petunjuk."

"Kalian terlalu lama. Aku ingin cepat-cepat keluar." kata Pian memperhatikan mereka yang terlalu hati-hati. Pian menutup kipasnya. Berjalan menuju pintu ketiga dari kiri. Dan langsung membukanya begitu saja. Seketika pintu yang lain menghilang.

"Nah sudah terbuka. Aku mau pulang. Pay, pay." kata Pian yang langsung berlari menuju pintu keluar. Tapi sayangnya belum juga kakinya melangkah terlalu jauh, tasnya sudah di pegang oleh seseorang. Menahannya agar tidak kabur.

"Mau kemana kau bocah. Kau tak ingat janjimu?" kata YiZhan. Orang yang menarik tasnya itu.

Pian berlari tanpa bergerak. Ia berhenti, berbalik dengan wajah kesal. Melemparkan kipas yang ia pegang.

"Aku tak jadi masuk Lou Tian. Aku mau pulang." Kata Pian menghentakkan kakinya.






TBC......

Huaaa mulai ambyar... Malah jadi nyambung kemana-mana. Bakalan ada fantasi sama adventure nya ini... Gak masalah kalian? Atau harus ku skip aja?

Btw aku juga lagi sibuk nyiapin ide buat naskah baru sih... Cerinya bakal hampir sama kayak Pian. Dan bakal update tiap hari.

Pay pay pay

PIAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang