Hao hao lama gak up, kangen gak? xixixi
Btw, ceritanya kan hari ini, hari aku menetas, can i get happy birthday wishes :3
sad, gak ada yang ngucapin, hiks.
🍀🍀🍀🍀
Pian menarik YiZhan untuk bersembunyi di balik dinding batu, tak berapa lama, segerombolan orang datang, peralatan yang mereka bawa terlihat canggih, rombongan itu sekitar dua sampai tiga puluh orang. Pian menarik YiZhan untuk pergi dari sana, YiZhan mengikuti apa kata Pian, mereka berbalik pergi dengan langkah seringan mungkin, berharap tidak ada yang melihat mereka.
Setelah cukup jauh dan dirasa aman, mereka duduk sejenak, sepanjang yang mereka lihat, mereka hanya menemukan padang pasir dan puing-puing batu. YiZhan mengambil botol minumnya, meneguknya, tapi tak ada setetes air yang keluar. Mereka kehabisan makanan. Pian menyentuh perutnya yang berbunyi, rasa lapar mulai terasa. YiZhan yang mendengarnya hanya bisa menoleh dengan tatapan iba, bagaimana pun Pian masih anak 10 tahun yang tak akan kuat menahan lapar di medan yang seperti ini.
"Sepertinya kita harus bergegas mencari makanan," ucap YiZhan. Pian mengangguk, meskipun masih kecil ia tentu paham, tempat ini bukan tempat yang aman.
Mereka mulai menjelajah padang pasir, YiZhan mengikatkan tali ke tubuh Pian dan dirinya, karena angin yang besar membuat seolah badai pasir datang, YiZhan tak ingin menggambil resiko. YiZhan menggunakan sebelah tangannya untuk menutupi matanya dari debu pasir, membiarkan kakinya melangkah mengikuti insting. Pian memejamkan matanya, tenaganya terkuras habis, rasa lapar yang tak tertahankan membuat ia tak bisa bergerak lagi. Bruk. Pian terjatuh, YiZhan yang merasakan tarikan bebannya memberat menoleh ke belakang, matanya berusaha melihat di tengah angin kencang, di sana YiZhan melihat Pian yang sudah terbaring, dia berjalan mendekat, menggendong Pian di atas tubuhnya.
"Bertahanlah."
YiZhan masih membawa tubuh Pian di atasnya, melawan angin yang semakin kencang, YiZhan berhenti, matanya melihat ke arah sebuah lubang di depan sana, kemungkinan itu gua, YiZhan dengan semangat berjalan menuju gua itu. Ternyata memang benar itu gua, setidaknya mereka bisa bermalam di sini. YiZhan menurunkan Pian, membaringkannya. YiZhan memberekan barang bawaanya, membuat api unggun. YiZhan termenung, memikirkan bagaimana dengan rekannya yang lain. Memikirkannya membuat YiZhan terlelap di alam mimpi.
Pian terbangun dari pingsannya, samar-samar ia melihat sebuah cahaya, begitu mata itu terbuka sempurna, ia melihat api unggun di dekatnya. Pian bangun, ia melihat ke sekitar, sebuah gua, ia juga melihat YiZhan yang tertidur lelap. Pian menajamkan indra pendengarnnya, ia bisa mendengar suara air yang menetes. Matanya berbinar cerah, Pian hendak memberitahuan YiZhan bahwa ia menemukan air. Tapi melihat YiZhan yang tertidur lelap ia takjadi, Pian dengan semangat mengambil botol air minum mereka, dan bergegas berjalan menuju sumber air yang ia dengar.
Pian masuk lebih dalam ke dalam gua, matanya menatap takut gua yang gelap, tangannya mengengam erat botol air minum, meneguk ludahnya dengan susah payah begitu hawa dingin melewatinya, Pian bergidik ngeri.
"Pian, Caiyo!"
Pian kembali melangkah, tak berpa lama, suara air itu semakin terdengar dengan jelas, Pian melihat ke sekitar, matanya tertuju pada sisi dinding gua yang mengeluarkan air. pian berlari mendekat, matanya berbinar cerah begitu melihat air, namun sedetik kemudian ia merasa kesal, karena air itu merembas ke dinding tidak ada celah untuk meneteskan air, Pian juga lupa membawa perlengkapannya, saaat sedang bingung tak sengaja Pian menyentuh kipas YiZhan, seketika ia mendapat ide, ia membuka kipas itu lebar-lebar, mendekatkannya pada sisi dinding yang mengaliri air, membuat air itu bisa menetes lebih jauh, memudahkan Pian menyimpannya di dalam botol.
🍀🍀🍀
YiZhan terbangun dari tidurnya, ia merenggangkan otot-otot tubuhnya, menguap, ia melihat ke sekitar, matanya membola terkejut melihat Pian tak ada di tempatnya. Matanya menatap sekitar dengan panik.
"Oy, Bocah, kau dimana?" YiZhan meneriaki Pian. Ia berlari memasuki gua sambl terus meneriaki Pian. wajahnya terlihat sangat panik, bagaimana bisa ia kecolongan. YiZhan melihat ke sekitar dengan panik.
"Pian!"
Pian yang mendengar namanya terus dipanggil-panggil merasa kesal.
"Dasar, Om China, bisanya teriak-teriak," kesal pian.
"Om China, Berisik!" teriak Pian.
YiZhan yang mendengarnya mencari sumber suara, begitu ia melihat orang tengah di carinya sedang berjongkok di depan sana, YiZhan menghampirinya. Ia memukul kepala Pian dengan pelan,
"Bocah! aku mencarimu dari tadi, kau malah enak-enakan di sini?"
"Kata siapa? aku sedang menjadi pahlawan. Lihat! aku menemukan air." Pian menujuk ke arah kipan yang mengalirkan air. YiZhan terkejut melihatnya, bukann terkejut karena Pian yang menemukan air, ia lebih terkejut dengan kipas suci warisan leluhurnya yang menjadi tempat mengalirkann air, padahal kekuatanya bisa menghempaskan puluhan orang dengan sekali kipas.
"Bocah sialan!"
TBC
Sorry pendek, ini authornya lagi patah hati, hiks hiks.
pay pay pay.
Jangan lupa juga mampir ke cerita baru author yang judulnya MISSING itu cerita tentang detektif, update setiap hari lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PIAN [END]
Teen FictionPian, bocah polos yang kadang ngeselin itu harus memilih, hidup sendiri atau pergi menghampiri ayahnya yang telah lama meninggalkannya dengan sang ibu. Ditambah lagi kemampuan ketajaman Indra yang dimilikinya. Bisa mendengar suara kipas berputar 240...