Chapter 20

4.6K 564 34
                                    

Mendekati lebaran, mari kita maap-maapan dulu yaw :3 kalo author suka ngaret update. Storynya malah kagak jelas, typo bertebaran bikin sakit mata. Ceritanya pendek.

🍀🍀🍀

Sedangkan tim Bara yang berpisah dengan Pian, kini sedang menelusuri dalam gua, gua ini semakin di masuki semakin kecil, awalnya lima orang sekaligus bisa masuk, tapi sekarang hanya dua orang yang bisa masuk, mereka masuk dengan berpasangan. Sambil menyoroti setiap dinding gua dengan senter di tangan mereka.

"Berhenti!" perintah seorang pelayan yang di bawa YiZhan. Mereka yang mendengarnya langsung berhenti.

Pelayan itu yang tadi berdiri di belakang menerobos ke depan, tangannya dia tempelkan ke dinding, memejamkan mata, menyuruh yang lain untuk diam. Pelayan itu membuka matanya, berjongkok mengambil krikil, kemudian melemparkannya, seketika krikil itu langsung tertarik dan menempel ke dinding. Rupanya batuan dinding ini menghantarkan magnet.

"Kalian sudah lihat, dinding ini memiliki tarikan magnet, jika kita lewat kemungkinan kita bisa terjebak di dinding," jelas pelayan itu.

"Lalu bagaimana kita harus melewatinya?" tanya Bara.

Pelayan itu berpikir sejenak, kita tidak punya api untuk membakar dinding magnet supaya ketika magnet itu dipanaskan akan menambah kekuatan sehingga elementernya kacau dan magnet akan kehilangan daya tariknya. Tapi mereka hanya punya senter, dengan suhu udara yang lembab sangat sulit membuat api.

"Hancurkan dindingnya."

Mereka mulai mengeluarkan alat yang bisa digunakan untuk memukul dinding, sambil berusaha tidak terjerat dalam tarikan magnet.

🍀🍀🍀🍀

Pian meneguk habis air yang tadi dia kumpulan, tersenyum tanpa dosa, YiZhan gemas sendiri melihatnya. Dia meneguk ludahnya dia juga merasa haus, tapi bocah di depannya ini malah dengan tak berdosa menghabiskan air. Pian memberikan botol kosong ke arah YiZhan, menyuruhnya untuk mengisi kembali. Jika dia bukan anak-anak sudah sedari awal YiZhan tinggalkan.

Tentunya YiZhan tidak menggunakan kipas sebagai perantara, dia memusatkan energi dalam tubuhnya ke ujung jari, dengan gerakan pelan, air yang mengalir itu tiba-tiba terkumpul, terapung di udara, membentuk sebuah lingkaran besar dan kemudian jatuh ke botol. Seketika botol itu langsung terisi penuh. Pian yang melihatnya seketika bertepuk tangan dengan heboh.

"Whoaaa, hebat, hebat."

YiZhan mengibaskan kipas yang tadi dipakai Pian. Dia kemudian menyimpan kembali kipas itu ke dalam tasnya tak lupa YiZhan juga  memasukkan botol air minum yang sudah terisi tadi ke dalam tasnya. YiZhan menggendong tasnya, merapihkan sedikit bajunya yang tak rapih, dia berbalik, sebelum sempat berkata, YiZhan dengan sigap menangkap tubuh Pian yang hampir limbung.

Pian merasakan tubuhnya sangat dingin, dia juga kesulitan bernapas, dia ingin memanggil YiZhan yang sedang bersiap, tapi tak ada suara yang keluar dari mulutnya begitu dia membukanya. Pian sudah benar-benar tidak bisa menahan lagi rasa dingin dari tubuhnya, untungnya sebelum tubuhnya limbung, YiZhan dengan cepat menangkapnya.

Pian bergerak menggigil di pelukan YiZhan, bibirnya sudah berwarna ungu pucat, tubuhnya sangat dingin. YiZhan menyimpan tasnya, membawa Pian ke dalam pelukannya, mengeratkan pelukannya berharap dapat mengusir hawa dingin.

"Akh,"

Pian menjerit, matanya terpejam, tampak tak tenang, Pian mendengar suara pukulan yang cukup kencang, suara benda tumpul yang beradu dengan batu di dalam gua, membuat gema suara berkali-kali lipat terdengar menyakitkan. YiZhan dibuat panik, dia langsung menutup telinga Pian.

Tapi keadaan semakin memburuk, ketika Pian terbatuk-batuk memuntahkan darah segar. Membuat YiZhan menatapnya panik. YiZhan langsung mengarahkan tangannya pada titik-titik tertentu. Membuat Pian seketika dapat bernapas dengan lebih tenang. YiZhan mendudukkan Pian, dia duduk di belakangnya. Mengulurkan kedua tangan ke punggungnya, seketika cahaya biru keluar dari telapak tangannya. Pian tampak menahan sakit, dan YiZhan yang tampak khawatir berusaha menolongnya.

YiZhan memutar tangannya, kemudian memukul punggung Pian dengan kedua tangannya. Seketika Pian langsung batuk, dia membuka matanya, sepertinya YiZhan berhasil mengalirkan energi kehidupan ke tubuh Pian. Tapi ternyata kesenangan itu tak bertahan lama, ketika tubuh itu kembali menggigil. YiZhan langsung melepas semua pakaiannya kecuali celananya, dengan tergesa-gesa. Kemudian ia memeluk Pian dan menyelimuti mereka berdua dengan pakaian YiZhan. Cara ini akan menghantarkan panas lebih cepat dan efektif.

Entah sudah berapa lama mereka dalam posisi berpelukan. Hingga Pian mulai membuka matanya, dia terlihat jauh lebih baik daripada sebelumnya. Pian melihat ke sekitar, dia masih berada di dalam gua.

"Paman," ucap Pian dengan lirih. YiZhan. Yang tengah memejamkan mata langsung terbangun, sebenarnya dia tidak tertidur, hanya sedang bermiditasi mengumpulkan kembali energi yang terkuras.

"Kau sudah bangun? Bagaimana perasaan mu?" tanya YiZhan.

"Um, aku hanya merasa tubuhku tidak bisa digerakkan, aku terlalu lemas," jawab Pian, masih terlihat jelas bahwa dia sangat lemah.

YiZhan hanya mengangguk, dia kemudian membaringkan Pian dan menyelimuti tubuhnya,

"Tidurlah, pulihkan tenaga, lalu kita bisa melanjutkan perjalanan."

Pian mengangguk, dia memang merasa benar-benar lelah, bahkan memejamkan mata adalah satu hal yang paling mudah untuk Pian lakukan sekarang. YiZhan menyelimuti Pian yang dengan cepat masuk ke alam mimpi, dia mengambil  kain dan membersihkan sisa darah yang masih menempel di sekitar mulutnya.

YiZhan dengan sihirnya membuat api, membuat gua yang dingin itu kini lebih terang dan terasa hangat. Walaupun YiZhan tau, membuat api sama saja dengan mencari mati. Karena gua yang lembab dan gelap, makhluk yang tinggal di dalamnya mungkin saja merasa terganggu dan terancam. Tapi semoga saja, mereka tidak akan datang dalam waktu dekat. Setidaknya biarkan anak itu tertidur dengan nyenyak, dan dia bisa memulihkan tenaganya. Karena sejujurnya YiZhan juga merasa lelah, harus memberikan energi alam ke Pian, bukan tidak menguras tenaganya. Bahkan rasanya dia lebih memilih mengangkat berton-ton batu saja.

YiZhan mengambil selembar daun dari sakunya, mengarahkannya ke bibir kemudian menguncinya, meniupkan udara, suara alunan melodi mulai terdengar, berharap dengan lagu ini para penghuni dapat tertidur dengan tenang.





TBC

Yuhuuu, buat yang mudik nanti selamat mudik ya. Buat yang diem di kota asal, selamat bersenang-senang.

Pay pay pay

PIAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang