Part 10

4.4K 665 84
                                    

Sebelumnya hanya ingin bilang, jangan lupa votenya ya kawan, biar tambah semangat lanjutinnya hehe. Oke happy reading aja ya😊



Toji bukan tipe orang yang dengan mudah jatuh cinta. Dulu satu-satunya wanita yang membuatnya jatuh cinta adalah ibu kandung Megumi. Sayangnya wanita yang benar-benar ia cintai harus kehilangan nyawa setelah melahirkan Megumi.



Flashback


Toji menunggu dengan cemas. Awalnya ia ingin mendampingi istrinya di dalam saat melahirkan namun dengan lembut istrinya itu menyuruh Toji menunggu di luar saja. Ini sedikit aneh bagi Toji karena rata-rata para istri pasti menginginkan sang suami mendampinginya. Toji yang tidak curiga pun menyanggupi padahal itu pertanda dari sang istri untuknya.



"Bagaimana kondisi mereka dokter?" tanya Toji ketika dokter yang menangani istrinya keluar dari ruang persalinan.



Toji hanya bisa jatuh terduduk ketika dokter mengatakan bahwa mereka tidak mampu menyelamatkan istrinya.



.



Toji yang saat ini telah menekuni pekerjaannya sebagai informan membayar seorang babysitter untuk menjaga Megumi kecil. Awalnya ia mengira semua baik-baik saja sampai ia pernah memergoki wanita yang bekerja padanya melakukan kekerasaan saat Megumi menangis. Toji bahkan langsung melaporkan hal ini pada polisi sehingga wanita itu di penjara karena Toji memberi bukti yang meyakinkan di pengadilan.



Mulai saat itu Toji tidak pernah menitipkan Megumi pada siapapun. Ia merawat Megumi seorang diri di rumah, Naoya ikut membantu walaupun ia  tidak terlalu mahir menjaga bayi setidaknya sang adik turut membantu. Orangtua Toji yang memang memiliki hubungan tidak baik dengan Toji pun turut membantu karena walau bagaimanapun Megumi adalah cucu mereka. Mereka hanya datang sesekali karena memiliki kesibukan masing-masing.



Hal itu berlanjut sampai Megumi menginjak bangku sekolah dasar. Saat sudah jam pulang Megumi masih menunggu jemputan karena Toji harus menemui client dulu. Ketika ia menunggu ia melihat banyak anak yang dijemput oleh ibu mereka. Jujur saja ia merasa iri, ada juga rasa sedih yang ia rasakan ketika ia tidak merasakan bagaimana memiliki seorang ibu.



"Megumi ayo pulang." Toji pada akhirnya datang. Ia merentangkan tangan ketika Megumi berlari kearahnya. Megumi langsung saja digendong oleh Toji.



"Megumi kenapa? " tanya Toji ketika Megumi memeluk lehernya, kebiasaan ketika Megumi merasa sedih.



"Ayah aku iri melihat mereka bersama ibu mereka."



Perkataan Megumi itu membuat Toji hanya bisa mengusap kepala putra kecilnya. "Nanti ayah carikan ibu ya."



Megumi yang memang masih kecil tentu hanya mengangguk. Ia belum mengerti dunia orang dewasa.



.


Hari ini Megumi menunggu ayahnya lagi namun sampai sore ayahnya belum datang juga. Megumi berencana pulang sendiri namun ia tidak akan ingat jalan pulang karena ia selalu dijemput dengan mobil.



"Hei kenapa belum pulang? ini sudah sore lho adik kecil."



Megumi menatap anak perempuan yang mungkin lebih tua darinya beberapa tahun.



"Kenapa diam saja? ikut kakak saja bagaimana? atau kakak antar pulang saja ya? ibu kita antar dulu adik ini ya bu? "



Wanita itu mengangguk. Ia berjongkok menyamai tingginya dengan Megumi. Wanita itu kemudian mengelus kepala Megumi. "Nak ayo biar bibi antar pulang, atau ikut saja ke rumah bibi ya?"



Minta RestuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang