Part 31

1.6K 167 11
                                    

Berapa kali pun kena pukul, Toji  sepertinya terlihat hanya sesekali meringis menahan sakit. Jika itu orang lain mungkin saja orang itu telah sekarat menerima pukulan dari Suguru. Walaupun darah mulai mengalir dari kepala, Toji tetap menantang Suguru yang semakin membuat Suguru merasa puas. Baru kali ini ia merasa sepuas ini karena lawan yang sebelumnya telah ia kalahkan terkesan membosankan baginya.



Megumi yang menyaksikan ayahnya sendiri tersiksa berusaha lepas dari ikatannya yang terikat di kursi. Kursi yang ia duduki bahkan jatuh sehingga Megumi mencoba merangkak untuk meraih sang ayah.



Sukuna yang melihat Megumi seperti itu tidak tega, ia meraih tangan Megumi namun Megumi berontak. Sukuna pun melepaskan Megumi karena tidak mau Megumi terluka karena perlawanannya.



Di tempat Satoru, ia berusaha merangkak mendekat kearah Toji. Mahito yang berada tak jauh darinya menghela nafas lalu tanpa diduga ia malah melepaskan ikatan Satoru beserta lakban yang membekap mulutnya.



Satoru yang merasa ini kesempatan untuk menyelamatkan Toji pun berlari kearah Toji tanpa mempertanyakan alasan Mahito melepaskannya.



Disaat ia berlari mendekat, ia melihat Toji yang nafasnya terengah. Sekuat apapun fisik Toji tapi jika mendapat pukulan berkali-kali bukan berarti ia tidak merasa kelelahan terlebih darah yang keluar dari kepala Toji cukup banyak.



Toji sadar Satoru berlari mendekat kearahnya. Sejauh yang ia tahu, Toji memperkirakan Satoru akan menjadikan dirinya sendiri tameng ketika kini Suguru mengangkat tongkat baseball tinggi-tinggi.



Ketika Satoru berada tepat dihadapannya dan tongkat mulai mengayun kearah Satoru, Toji segera menyelengkat kaki Satoru sehingga pria berambut putih itu jatuh. Pada akhirnya pukulan terakhir itu mengenai kepala Toji untuk yang kesekian kalinya.



"Toji!!" seru Satoru setelah apa yang Toji lakukan. Tubuh Satoru gemetar bukan hanya karena ia takut melihat darah namun karena ia melihat Toji sudah berada diambang batasnya.



"Suguru kumohon hentikan ini... a-aku bersedia menggantikannya untukmu. Kau siksa saja aku dan biarkan Toji dan Megumi pergi kumohon.."



Sosok yang sedari dulu masih belum Suguru lupakan itu kini menangis didepannya. Pria berambut putih yang begitu ia cintai kini bahkan memeluk pria lain dihadapannya. Harusnya hal ini membuat Suguru lega karena Satoru kini memiliki sosok yang bisa melindunginya tapi tentu saja perasaan tidak rela masih ia rasakan ketika Satoru pada akhirnya bersama pria lain.



"Maafkan aku Satoru, semua ini aku lakukan karena aku memiliki sebuah alasan." ucap Suguru. Ia pun berjongkok lalu menarik Satoru kepelukannya. "Aku hanya ingin bukti nyata bahwa dia sosok yang tepat untukmu atau tidak. Fushiguro Toji, setelah semua tes yang aku lakukan memang benar ia adalah orang yang pantas berada disisimu. Dia membiarkan dirinya babak belur demi kau dan demi anaknya padahal ia memiliki pilihan untuk bebas darisini."



"J-jadi k-kau akan membiarkan kami pergi?" tanya Satoru yang membiarkan Suguru memeluknya. Pelukan Suguru dan ucapan Suguru perlahan membuat ketakutan Satoru menghilang.



"Iya dia lulus tes dariku." Suguru mengusap kepala Satoru dengan sayang. "Maafkan aku karena dulu meninggalkanmu begitu saja tanpa pamit, tapi untuk sekarang aku akan pamit karena aku akan pergi lagi."



Satoru menggeleng. "Apa kau tidak bisa tetap tinggal dan menjadi sahabatku lagi seperti dulu?"



"Itu tergantung pacarku, aku akan pergi kemanapun yang ia mau." ucap Suguru dan disaat itu juga Mahito menghampiri mereka dan mempoutkan bibirnya.



Minta RestuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang