Part 28

1.9K 198 5
                                    

Beberapa hari ini Sukuna tidak datang ke sekolah dan itu sedikit membuat Megumi khawatir walaupun ia tidak menunjukkannya secara terang-terangan. Megumi menanyakan Yuuji namun Yuuji juga tidak tahu kakaknya kemana. Sukuna menghubungi keluarganya dan bilang ia perlu waktu untuk menyendiri jadilah mereka membiarkannya namun diam-diam mereka juga mencari keberadaan pemuda tersebut.



"Aku menelfonnya tapi tidak direspon." ucap Megumi.



"Benarkah? tapi aku telfon dia pasti angkat." balas Yuuji.



Karena Megumi juga penasaran ia pun menghubungi Sukuna menggunakan smartphone milik Yuuji.



'Bukankah sudah kubilang aku tidak mau diganggu?! kenapa kau menelfonku adik sialan!' terdengar suara Sukuna diseberang sana.



Megumi hanya menempelkan benda berbentuk persegi itu di telinganya tanpa mengucap sepatah kata pun.



'Oi! Kau mendengarku Yuuji?'



Megumi menghela nafas sebelum bicara. "Sebaiknya kau pulang, keluargamu mengkhawatirkanmu."



'Megumi?'



Megumi tersenyum kecut ketika mendengar nada terkejut Sukuna. "Kau jika mau menghindariku cukup hindari aku saja. Kau tidak perlu melibatkan keluargamu."



Sambungan dimatikan oleh Megumi. Ia langsung mengembalikan smartphone Yuuji tanpa mengucap sepatah  katapun.



Yuuji tidak menahan Megumi, ia tahu pemuda itu kini tidak bisa diganggu. Ia kembali ke kelas terlebih dulu karena sebentar lagi jam istirahat akan usai.



.




Mungkin ini pertama kalinya Megumi bolos di jam pelajaran. Ia tidak peduli lagi soal itu, ia hanya ingin pergi ke suatu tempat sendirian karena moodnya buruk.



Ia berhenti di sebuah jembatan kecil yang berada di area taman. Ia menatap pantulan dirinya pada aliran air tenang dibawah jembatan.



"Megumi..."



Megumi tidak menoleh sama sekali ketika suara familiar itu memanggilnya. Ia masih setia menatap aliran air dibawah jembatan.



"Ini jam pelajaran untuk apa kau disini?" tanya sosok Sukuna yang kini berdiri disamping Megumi.



"Lalu kau sendiri?"



"... " Sukuna tidak menjawab.



"Jika kau disini aku pergi saja, kau menghindariku bukan?"



Sukuna menahan tangan Megumi yang hendak pergi. Ia kemudian mengungkung Megumi dalam sebuah pelukan. "Maaf.."



"..." Megumi hanya terdiam dalam pelukan Sukuna. Ia merindukan wangi tubuh Sukuna sehingga tanpa sadar ia menyenderkan dahinya di bahu Sukuna.



"Maaf beberapa hari ini aku menghindar. Aku memiliki alasan untuk itu." ucap Sukuna lagi.



"Kau menganggapku berharga atau sekedar menjadikanku pacar hanya untuk dipamerkan?" tanya Megumi.



"Tentu karena kau berharga."



"Kalau begitu kenapa kau masih menyembunyikan sesuatu dariku? kau tidak percaya padaku?"



Sukuna melepaskan pelukannya. Ia kemudian menangkup pipi Megumi sebelum mendaratkan ciuman di bibir pucat pemuda berambut hitam tersebut.



Minta RestuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang