Part 7

4.2K 549 59
                                    

Ketika pelajaran sedang berlangsung maka Megumi akan menyimaknya dengan serius. Ketika murid lain merasa bosan karena mendapat pelajaran matematika maka ia sangatlah rajin. Ia memang siswa yang cerdas dan bisa menguasai pelajaran yang katanya paling sulit itu membuat ia memiliki kebanggaan tersendiri untuk dirinya.


"Pssst Fushiguro.."


Megumi memilih mengabaikan Yuuji yang berbisik padanya. Sudah pasti pemuda itu meminta contekan dan ia tidak mau repot untuk memberikannya.


Yuuji yang merasa diabaikan pun menulis di kertas sebelum melemparkan kertas itu kearah Megumi yang duduk tepat didepannya.


Megumi sendiri memilih untuk membuka kertas itu, isinya bukan berisi pesan jika Yuuji meminta jawaban tapi ini hal lain.


*Kakakku kakinya cedera, dia chat katanya sekarang di ruang kesehatan. Apa kira-kira aku bisa berbohong untuk melihat keadaannya ya?* begitulah isi pesan dari Yuuji.


Megumi tanpa sadar berdiri dari posisi duduknya, membuat ia kini menjadi pusat perhatian.


"Ada apa Fushiguro-kun?" tanya guru matematika berambut pirang, Nanami Kento.


"M-maaf sensei, kepala saya sakit. Bisa saya ijin ke ruang kesehatan untuk mengambil obat?" tanya pemuda itu sedikit berbohong karena kepalanya memang sedikit sakit namun masih bisa ia paksakan. Salah besar sebenarnya Megumi berbohong pada Nanami karena pria itu cukup peka dengan kebohongan seseorang.


"Baiklah jika tidak kuat kau bisa langsung istirahat di ruang kesehatan Fushiguro-kun."


Hei ini tidak salah orang kan? apa Nanami tidak menyadari kebohongannya?


"Terima kasih sensei, kalau begitu saya permisi."


Megumi ingin segera menemui Sukuna. Ia memang menyukai pemuda itu ingat? karena itu ia langsung datang ke ruang kesehatan untuk melihat kondisinya.


"Sukuna kau--"


"Aku tidak apa-apa Uraume, kau terlalu berlebihan."


Megumi menyesal datang kesini. Ia bisa melihat sosok berwajah cantik yang kini mengusap kaki Sukuna. Ia tidak yakin apa orang itu laki-laki atau perempuan tapi dari seragamnya ia adalah laki-laki.


Note : Saya masih gtau gendernya Uraume jadi saya jadikan cowok saja ya


"Hei, kenapa diam saja di pintu? Kau mau masuk kan?" ucap Uraume karena Megumi berdiri di dekat pintu cukup lama.


Sekarang apa yang harus ia lakukan? jika kembali ke kelas ia akan ketahuan berbohong dan terancam dihukum. Ia adalah murid teladan, mana sudi ia dicap jelek setelah menerima hukuman. Jika ia berada disini bukankah akan canggung? sepertinya Sukuna dan orang itu dekat.


"Maaf aku kira tidak ada orang tadi, aku hanya ingin mengambil obat sakit kepala." ucap Megumi.


"Megumi kau sakit?" tanya Sukuna yang kini memposisikan dirinya untuk duduk. Megumi benci wajah tak bersalah pemuda itu setelah menyuguhkan pemandangan yang tidak mengenakkan di depan matanya.


"Megumi kau tidak menjawab pertanyaanku."


"Urus saja dirimu sendiri. Aku tidak apa-apa." Megumi mengambil sebutir obat, pikirannya campur aduk sekarang. Ia bahkan tidak tau kini mengambil obat tidur di toples kaca. Salahkan ia yang tidak memanggil penjaga ruang kesehatan dan asal ambil saja.


Beberapa saat setelah meminum obat tersebut ia merasakan pusing. Sukuna yang menyadari gelagat aneh Megumi pun bangun. Cedera Sukuna sebenarnya tidak parah, rasa sakitnya seperti keseleo pada umumnya. Benar saja, tubuh Megumi tiba-tiba ambruk, untunglah Sukuna segera bisa menangkapnya.


Minta RestuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang