Part 35

1.7K 155 12
                                    

Di cafe mereka hanya sekedar memesan minuman. Satoru tentu tidak mau memesan makan karena ia akan memasak di rumah. Ia sudah bilang pada Toji bahwa ia akan memasak hari ini setelah calon suami--pacarnya itu pulang.



"Aku masih tidak menyangka kalian bisa sejauh ini, padahal kalian baru saling kenal." ucap Satoru.



Satoru sendiri sebenarnya terlalu cepat berpindah ke lain hati. Setelah putus dengan Suguru beberapa tahun, ia mulai gencar mendekati Megumi dan kini berakhir di Toji.



"Kau bukannya sama saja? Setelah Megumi kau berakhir dengan ayahnya dan sebelum ini kau juga pernah berhubungan dengan Kenjaku." ucap Naoya.



Satoru hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Benar juga ya."



"Semoga saja kakakku yang terakhir, aku tidak mau kau menyakiti perasaan kakakku." Naoya lalu mengacungkan sendok kearah Satoru. "Awas saja kau hanya bermain-main."



Satoru menurunkan sendok yang diacungkan di depan hidungnya. "Ternyata kau cukup cerewet, sepertinya beberapa kali kita bertemu kau tidak seperti ini."



"Aku juga baru tahu sifatnya yang seperti ini." Choso menimpali ucapan Satoru. "Tapi disana sisi manisnya."



Brakk



Semua pasang mata kini tertuju pada mereka. Naoya yang baru saja menggebrak meja tentu saja mengundang perhatian banyak orang.



"Kau itu terlalu menarik perhatian Naoya."



"Kau yang membuatku emosi sialan."



"Gojou-san sebaiknya kita cepat agar dia tidak menghancurkan cafe ini."



"Kau--"



Choso langsung membekap mulut Naoya. "Diam atau kau mau kubuat sariawan?"



Satoru memiringkan kepalanya sementara wajah Naoya langsung merah.



"Sariawa--ah! aku baru mengerti." Satoru tersenyum lebar. "Kalian biasa adu mulut iya kan? kalian mengerti kan adu mulut yang kumaksud?"



Kepala Naoya mengeluarkan asap imajiner. Ternyata berada diantara dua orang ini cukup menguras emosinya.



"Ayo kembali, aku akan ke konbini kalau mau ikut ayo ikut bersamaku." ajak Satoru.



"Kau tidak berniat membuatkan masakan yang enak untukku Naoya?" tanya Choso.



"Aku bukan pembantumu yang seenaknya bisa kau suruh untuk memasak." balas Naoya ketus.



"Memasak itu tugas seorang istri."



"Dan aku tidak mau jadi istrimu."



'Adik dan kakak sama saja sifatnya.' gumam Satoru dalam hati.



Pada akhirnya Naoya dan Choso ikut. Mereka singgah di konbini yang menjual buah dan sayuran di sebuah rak khusus.



"Kau hanya membeli sayuran dan buah untuk aniki?" tanya Naoya.



"Aku hanya memasak apa yang Toji minta, lagipula masih ada daging di lemari pendingin kalau Toji mau daging."



Selesai belanja mereka langsung pulang. Choso masih saja mengikuti mereka sampai rumah.



"Kenapa kau ikut? Pulang sana! Aniki tidak akan suka melihatmu!" seru Naoya.



"Aku yakin Toji tidak akan keberatan."



Minta RestuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang