Part 20

3.3K 378 138
                                    

Jangan lupa vote dan komen kocaknya😊



Ketika menjelang pagi Toji bangun karena merasa lapar. Setelah cuci muka ia pun berjalan menuju dapur untuk mengambil roti di lemari pendingin sekedar untuk pengganjal lapar. Toji tidak menyangka ketika sampai di dapur ia melihat Satoru tengah sibuk memasak.



Toji tersenyum. Ia pun berjalan diam-diam dan langsung memeluk Satoru dari belakang. "Morning sayang."



Satoru sedikit terkejut dengan Toji yang tiba-tiba memeluknya. "Toji jangan memeluk tiba-tiba seperti itu, bagaimana kalau aku malah memukulmu karena terkejut?"



"Tentu saja aku akan balik memukulmu."



Satoru terdiam.



"Aku bercanda, apa yang kau masak sayang?"



"Sebelumnya bisa kau berhenti memanggilku sayang?"



"Tidak bisa."



Satoru menghela nafas. "Kalau begitu lepaskan aku, aku mau lanjutkan ini."



Toji belum melepaskan pelukannya pada Satoru, malah ia melihat bagaimana tangan Satoru memotong sayuran. "Tanganmu kaku sekali memotongnya, bagaimana kalau jarimu kena--"



"Auchhh.." Satoru langsung memalingkan wajah dari jarinya agar tidak melihat darah.



"Baru juga aku bicara sudah kena saja." Toji membalik tubuh Satoru, ia kemudian meraih jari Satoru yang berdarah kena pisau sebelum mengulum jari tersebut.



"T-toji.." wajah Satoru memerah dengan sempurna ketika Toji mengulum jarinya.



"Hm?" Toji yang iseng malah memainkan lidahnya di jari Satoru, membuat Satoru memejamkan matanya.



"Kau mau lebih dari ini?" bisik Toji di telinga pria tersebut.



Satoru menggeleng cepat masih dengan mata yang terpejam.



"Menolak malah aku semakin mau menggodamu, kau tau?" Toji menarik tengkuk Satoru lalu melumat bibir pria tersebut.



"Mhhhmmmpphh..." Satoru bisa merasakan rasa besi di mulutnya ketika Toji melumat bibirnya. Ia mendorong tubuh Toji namun Toji segera mengunci kedua tangan Satoru di atas kepala dengan satu tangannya. Ia kemudian melepaskan ciumannya pada Satoru, tangannya masuk kedalam kaos yang dikenakan pria tersebut.



"Toji j-jangan ahhh!"



Toji memilin tonjolan di dada pria tersebut. Ia menghentikan sejenak kegiatannya hanya untuk menaikkan kaos yang dikenakan Satoru. "Gigit." ucap Toji singkat, menyuruh Satoru mengigit kaos yang ia kenakan.



"Tidak mau!"



"Kau menolakku? Kubilang gigit!"



Satoru melihat tatapan penuh nafsu itu lagi, membuat ia ketakutan. Ia pun menurut dengan menggigit kaos yang ia kenakan.



"Tubuh ini hanya aku yang boleh memilikinya." ujar Toji lalu memainkan bibirnya di dada Satoru.



"Mhhhnnn..Toji.." Satoru semakin ketakutan terlebih tangan Toji menuju ke perut dan berhenti di pinggulnya. Tangan Toji hampir masuk ke celana Satoru kalau saja tidak ada seseorang yang mendorong tubuh Toji menjauh dari pria tersebut.



"Apa yang ayah lakukan hah?!" pelaku pendorong itu adalah Megumi.



"Kau menggannggu kesenanganku Megumi!" seru Toji.



Minta RestuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang