Part 32

1.7K 158 25
                                    

Jika dulu Satoru yang berusaha minta restu pada Megumi selaku anak Toji maka kini giliran Sukuna yang melakukannya. Walaupun bisa dibilang Sukuna dan Megumi itu masih remaja namun Sukuna benar-benar serius pada Megumi. Ia telah bertekad menjadi yang pertama dan terakhir bagi Megumi.



Masalahnya meluluhkan hati Toji tidak semudah saat Satoru meluluhkan hati Megumi untuk mendapatkan ayahnya. Jika Megumi adalah si keras kepala maka Toji adalah biangnya keras kepala.



Seperti sekarang saja, Sukuna yang hendak pergi bersama Megumi harus memiliki seribu satu alibi untuk bisa membawa Megumi pergi dari anjing penjaga semacam Toji. Sialnya Satoru masih ada urusan di sekolah sehingga tidak ada yang merayu Toji untuk membiarkan mereka pergi.



"Paman aku janji tidak akan pulang malam dengan Megumi, percayalah." ucap Sukuna yang kini berdiri di depan rumah Megumi.



"Percaya padamu adalah hal terakhir yang ingin kulakukan. Percaya dengan orang sepertimu sama saja aku percaya dengan hal yang menyesatkan." balas Toji.



Sukuna menghela nafas. "Segitu menyesatkannya aku paman?"



"Iya, pertama memang tingkah lakumu yang kurang ajar, kedua kau kerap kali membuat aku emosi dan ketiga karena kau adalah mantan bawahan dari mantannya pacarku."



"Jangan sangkut pautkan masalahmu dengan Kenjaku padaku paman!"



"Oh tentu saja itu ada hubungannya. Intinya aku tidak memperbolehkan kalian keluar. Aku cukup kapok melihat Megumi berada di kawasan balap liar karena ajakanmu."



Sukuna sukses terdiam. Dalam hati bertanya-tanya kenapa Toji bisa tahu.



"Tentu saja aku bisa tahu, kau lupa aku adalah seorang informan sekaligus hacker? Jangankan cctv di area balap liar, cctv di ruangan presiden Amerika saja aku bisa akses."



Memang susah jika seperti ini. Andai ayah Megumi itu Satoru bukannya Toji.



"Sekarang kau pulang, sebelum kau bisa memperbaiki akhlakmu jangan harap bisa bersama Megumi. Megumi terlalu berharga untuk dirimu yang bobrok.



Jleb



Ah bagai ada panah tak kasat mata yang menembus dada Sukuna.



Brakk



Hidung Sukuna hampir berciuman mesra dengan pintu karena Toji menutup pintu depan rumahnya. Sukuna kemudian melihat keatas, letak kamar Megumi. Disana Megumi tampak memakai headphone dan tidak peduli sama sekali pada Sukuna yang berada di bawah padahal jendela dalam keadaan terbuka.



"Aku lupa dia ngambek pantas saja aku diabaikan ketika pawangnya melarangku masuk."



Pada akhirnya Sukuna pulang. Dalam hati ia mengucap berbagai sumpah sarapah karena kesialannya hari ini.



Dalam perjalanan pulang, Sukuna bertemu dengan Satoru. Bagai menemukan harta karun, Sukuna pun langsung menghampiri pria tersebut.



"Gojou-sensei~"



"Lupakan Sukuna, aku tidak bisa bantu kalau Megumi sendiri juga tidak mau menemuimu."



Wajah Sukuna yang awalnya berseri kini berubah jadi masam. "Bagaimana kau tau Megumi ngambek sensei?"



"Bagaimana tidak ngambek jika kau mempermalukannya di depan umum? Sebenarnya kau terlalu bodoh atau memang tidak peduli sih?"



"Memang apa salahku? Apa maksudnya kejadian pas aku tak sengaja menepuk pantatnya saat olahraga kemarin? Hanya karena itu dia ngambek?"



Minta RestuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang