……………..
“Orang tampan selalu bikin lemah iman.“
______________________________
Udara malam ini terasa lembab. Air sisa hujan, masih memenuhi dedaunan. Bau tanah, masih menguar dengan pekat. Aira menatap keluar jendela, tidak mempedulikan sosok gadis yang sedang menatapnya dari meja belajar.Jantungnya tidak berhenti berdebar kencang, sedari Agha mengantarnya sampai depan gang rumahnya. Sialan, Agha jadi tahu semua tentang Aira semudah ini.
Mata gadis ini mematri dalam genggaman tangannya, ada sebuah kalung tanpa bandul pemberian Agha.
"Jimat, biar nggak ada yang ganggu lo. Dia bisa jagain lo lebih baik daripada gue." Perkataan Agha tadi siang pun semakin meluluh lantahkan pertahanan Aira yang sedari awal sudah jebol.
Gawat.
"Terus? Besok lo mau jalan sama Agha?" tanya Nadin, yang Aira jawab dengan mengedikkan bahunya pelan.
Setelah lama terhanyut dalam lamunan panjangnya, Aira kembali dalam kenyataan. Sial, Agha berhasil mengacaukan segalanya. Bagaimana ini? Aira malah semakin menyukainya.
"Lo serius, lagi jalan sama Agha?" tanya Nadin kembali setelah respon Aira tadi di rasa kurang.
"Nggak, ngaco!" sergah Aira, kemudian atensinya pada setangkai dahan kering itu teralih. "Tadi gue ngerjain tugas sama dia."
"Ah bener, lo nggak tau, ya? Waktu tadi lo tidur, si Agha riweuh banget pengen satu kelompok sama lo, sama Cakra juga. Karena ketua kelas gak mau ribut, akhirnya nama lo satu baris sama dia. Aneh, kan? Agha yang biasanya gak peduli sama begituan, tadi excited banget, Ra." Ah, jadi bukan tanpa alasan dia satu kelompok dengan Agha, tapi disengaja.
"Nggak tau, bodo amat. Gue akhir-akhir ini kurang tidur, gara-gara mimpi aneh." ucapnya kemudian duduk di tepian kasur.
"Whatever, lo tau, nggak, sih? Konsekuensi deket sama anak crush itu apa? Ya, lo jadi musuh satu Bina Nagara? Lo tau, kan, Agha itu brengsek. Gue nggak mau lo jadi korban." Nadin memperingati, padahal, kemarin siapa yang mengolok-ngolok Aira?
"Ya terus, kalau orang lain macam-macam sama gue, gue tinggal lapor sekolah. Gue punya hak asasi sebagai manusia, dan siswa di Bina Nagara. Bukan berarti gue deket sama anak crush, hak memanusiakan gue sebagai manusia juga hilang, kan? Dan si Agha juga udah janji, dia bakal jagain gue. Gue udah maju sejauh ini, nggak bakal bisa mundur lagi, kan? Lo yang bilang, konsekuensinya, gue bakal kena bully," oceh Aira menggenggam erat kalung perak tanpa bandul itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Summer Rain (TERBIT)
Teen FictionDari banyaknya alasan jatuh cinta, Raina Aira Narissara justru memilih cara paling bodoh. Agha Shankara bukanlah pangeran berkuda putih yang siap siaga mempertaruhkan nyawa demi dirinya, justru lelaki itu berniat menghancurkan hatinya dengan membagi...