25 • Mawar Mekar di Musim Panas

87 28 1
                                    

🍄🍄🍄🍄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍄🍄🍄🍄

……………..
“Di lembaran terakhir kisah kita, aku menantikan namamu sebagai pemeran utamanya.“
______________________________

Musim penghujan datang lebih cepat tahun ini, hawa dingin menyeruak masuk dalam celah-celah hoodie yang Agha pakai. Selama musim libur datang, Agha mengkayuh sepedanya setiap malam hari. Dia rutin melakukan ini sebagai olahraga dan melepas penatnya karena terlalu banyak hal yang dia pikirkan.

Kayuh sepedanya terhenti di dekat taman yang berhadapan langsung dengan jalan layang. Duduk di antara bangku dengan pencahayaan remang, agha mengambil napas beberapa kali, dia merogoh saku celananya, mengambil ponsel yang jatuh terperosok di dalam sana. Akhir-akhir ini Agha senang sekali melihat isi ponselnya. Tentu saja, dia penasaran apa aira kali ini membalas pesannya?

Agha

Ra, apa kabar?
Ra? Bisa ketemu?
Ra, gue kangen.
Ra, mau naik bianglala, nggak?
Ra, nanti, kalau ada kesempatan jalan, kita jalan-jalan keliling Kota Jakarta, ya. Liat city light! Lo pasti suka.
Ra, lo stok ice cream oreo, ya? Gue sering ke tempat lo beli ice cream, tapi gue jaramg ketemu lo.
Ra, gue kangen baget!
Ra, gue minta maaf. Maaf, ya, sayang.
Halo, Ra. Hari ini pun gue masih kangen sama lo.

Lalu jawabannya masih sama, Agha tersenyum tipis, begitu pesannya masih Aira abaikan. Agha terima ini sebagai konsekuensinya, kali ini dia tidak bisa marah-marah meski dia begitu merindukan gadisnya.

"Kangen banget gue," gumam Agha menatapi foto profil gadis yang selalu tersenyum setiap saat.

Agha jadi menyesal tidak mendengarkan ucapan Andara saat itu, saat dia bertanya siapa yang lebih penting baginya, Agha malah terus berada di sampingnya meski dia tau jawabannya apa. Ya, Agha emang egois dan sebodoh itu.

"Bales pesan gue Ra, sekali aja. Tapi, kalau lo bales, gue bakal ngejar lo, sampai lo jadi milik gue, lagi." Agha tersenyum di akhir kalimatnya.

Sedikit menyeramkan, tapi, Agha benar-benar sadar setelah aira pergi. ada yang kosong, dan tidak ada siapa pun yang bisa menggantikan posisinya sekarang.

Agha kembali memasukan ponselnya, dia kembali mengayuh sepedanya, sengaja mengelilingi kompleks di mana Aira sering lewat. Salah satunya tempat ini, supermarket tempat aira membeli ice cream kesukaannya. Namun, meski dia sengaja mengunjungi tempat ini, dia tidak pernah benar-benar sengaja bertemu dengan Aira. menyebalkan sekali, Agha jadi ingin mengunjungi rumah Aira lalu memarahi gadis itu, kenapa sulit sekali ditemui. Namun, belajar dari masa lalu, Agha tidak ingin bertindak sembarangan lagi. Dia ingin Aira menyukainya kembali, karena dia menyadari perasaannya sendiri.

After Summer Rain (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang