17 • Cantik

58 25 0
                                    

🍄🍄🍄🍄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍄🍄🍄🍄

……………..

“Lo itu definisi sempurna dari kata nyebelin, tapi bikin sayang!“
______________________________

Penilaian akhir semester di Bina Nagara hari pertama sudah berakhir. Bel pulang sekolah sudah berbunyi, gadis dengan ikatan rambut rendahnya itu tergesa pergi keluar setelah membenahi peralatan tempurnya. Hari ini, ada jadwal chek up ibunya ke rumah sakit, jadi setelah selesai dengan kertas lembar soal, Aira lekas pergi ke luar.

Mengambil langkahnya tidak sabaran, Aira sampai tidak menyadari kalau tali sepatunya lepas satu. Nah, alasan kenapa Aira sering ke sandung kakinya sendiri, ya karena ini. Untung saat dia berjalan dan hampir terjungkal ke depan, seseorang dengan cepat menarik tasnya.

Bukan! Dia bukan Agha Shankara, melainkan temannya. Si Cakra, anak lelaki yang hari ini tampak rapih sekali. Oh iya, semenjak penilain akhir semester ini berlangsung, Cakra memang tampak rapi setiap hari. Mungkin takut tidak diberi kertas ulangan.

"Ada alasan kenapa Agha merhatiin lo tiap hari," ujar Cakra, tersenyum kecil  melihat raut wajah Aira yang sekarang sudah berada di dalam rangkulannya.

Belum sempat Aira meluruskan tubuhnya, agar dia tidak begitu nyaman bersandar pada dada bidang Cakra, si Jaka ikut menambah atensi Bina Nagara menjadi padanya. Pada Aira yang sedang dirangkul Cakra, dan diikatkan tali sepatunya oleh Jaka.

Mungkin, orang lain akan berpikir kalau Aira adalah gadis paling beruntung. Makanya, sekarang Aira mau berkata kalau ya, dia memang beruntung. Haha! Setelah lama sakit hati karena terus dibicarakan, akhirnya Aira sadar. Kalau ternyata, mereka begitu karena mereka yang membicarakan di belakang, tidak mampu menjadi seperti dirinya.

"Hati-hati, Rain. Jatuh nyium ubin, nggak seindah saat lo jatuh cinta?" ucap Jaka setelah selesai mengikat tali sepatunya, akhirnya Cakra juga ikut melerai tangannya yang tersampir di pundak kecil si gadis paling beruntung.

"Oke, thank's! Tapi, bisa, nggak, jangan keroyokan gini. Gue jadi degdegan."

Lalu, Cakra dan Jaka tidak tahan untuk tertawa. Bagaimana tidak? Si Aira ini betulan jujur apa adanya.

"Airaaa! Hp lo ketinggalan!" seru satu suara di undakan anak tangga depan kantin sekolah.

"Eh, ada Jaka! Aduh image gue!" kata Nadin, menambah kalimatnya begitu Jaka terjerat dalam netra jernihnya.

"Nggak usah jaga image depan gue, sayang. Gue mau tanya, nih, lo bisa temenan sama Aira gimana ceritanya? Karakter kalian berbeda genre gitu, hebat bisa temenan. Aira lemot, dan lo emosian, si Aira pasti kena tekanan batin, tuh, setiap di gas sama lo." Jaka malah memulai percakapan yang tidak penting, tapi well, apa yang dikatakan Jaka tidak benar.

After Summer Rain (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang