Di dalam perjalanan pulang, kami sama - sama diam. Aku masih kesal akan ucapan Razel tadi. Aku tau dia mengatakan itu sebagai bentuk sayangnya pada anaknya. Dan begitu mempercayai aku dan Tera.
Tapi aku tidak suka akan jalan pikirannya yang sejauh itu. Apapun yang terjadi dikemudian hari nanti, biar waktu yang akan kami jalani. Aku tidak suka dia berbicara seolah dia akan pergi dari muka bumi ini secepatnya. Tidak!
Aku menggeleng. Aku tidak siap dan tidak akan kuat jika hal itu terjadi. Memikirkan itu membuat emosiku naik turun.
Aku memutuskan untuk membuka handphoneku, mana tau ada sesuatu yang bisa membuat hatiku kembali ceria.
Baru menghidupkan layar ponsel, ada dua pesan masuk ternyata dari ponselku. Dari Tera dan Dwiky.
Terlebih dahulu aku membuka pesan dari adik gembulku itu.
[Kakakku yang paling cantik, nanti pulang beliin rambutan ya. Aku tunggu di depan pintu. Maacih, muach]
Aku berdengus membacanya. Ya iyalah kakaknya yang paling cantik. Wong aku ini kakak perempuannya satu - satunya.
Huh, aku menghela nafas panjang dan beralih membuka pesan dari Tera tanpa berniat membalasnya.
[Ra. Lo masih di Indo?]
Aku tersenyum membacanya. Segera aku ketikan balasan pesan.
[Masih. Sini balik lagi main ama Razel]
Aku bisa terkekeh sendiri membayangkan wajah Tera saat membaca pesanku.
[Ok, habis lebaran gue ke Indo] balasnya.
Aku mengangkat kepalaku dan tersenyum. Ku arahkan pandanganku kesamping, seorang pria yang lagi fokus mengemudi disampingku, senyumku semakin lebar mendapatkan ide cemerlang.
" Zel, " panggilku pelan.
" hm, " deheman tanpa menoleh kearahku.
Aku memainkan tali tasku. " gue punya teman cewek. Dia cantik, baik,-"
" trus?" potongnya masih menatap jalanan.
Aku menghela nafas sebelum melanjutkan. " terus dia masih single"
" teruuusss? " Dia melirikku sekilas. Aku hanya menyengir tidak jelas. Geregetan sendiri. " terus lo mau comblangin gue? " tanyanya yang tepat sekali. Aku tersenyum lebar, terkikik pelan. " nggak usah deh repot-repot Ra. Gue ini ganteng, banyak cewek - cewek yang ngejar gue. Lagipula dikantor gue itu banyak tuh cewek-cewek yang cantik. Gue bisa pilih sendiri, jangan raguin kemampuan gue " lanjutnya.
Aku melengos. Punya sahabat kepedeannya kok tinggi banget ya.
" Razel stop! " Aku berteriak sambil membentaknya. Tanganku didepannya.
Srrrtttt
Razel mendadak menginjak pedal rem yang membuatku sedikit terdorong kedepan.
" lo apa-apaan sih Ra. Ngagetin gue aja " ucapnya marah. Razel menoleh kebelakang, lalu menggerutu. " untung dibelakang nggak ada mobil atau motor " Dia kembali menjalankan mobilnya dengan pelan.
Aku sekilas juga melihat keadaan dibelakang, lalu memegang lengan kirinya. " berhenti, Zel. Kepinggir, " ucapku.
Razel kebingungan melihatku, namun dia tetap melakukan apa perintahku.
Aku baru ingat pesan Dwiky ketika melewati pedagang dipinggir jalan yang menjual rambutan. Dijakarta sekarang lagi musim buah itu.
Kalau sampai aku pulang tidak membawa apa yang diminta si gembul, bisa - bisa aku tidak diperbolehkan masuk olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora the Series
General FictionSiapa yang menikah tidak mengharapkan hadirnya keturunan? Mungkin ada satu dari seribu pasangan suami istri berpikir seperti itu. Tapi tidak denganku. Aku sangat menginginkan adanya anak didalam rumah tanggaku. Tapi kenapa mereka seolah selalu menud...