part 7 - rumah masa kecilku dan semua kenangannya

34 4 0
                                    

Hoolaaaaa come back lagi nih :)

Mohon maaf udah buat kalian menunggu kelanjutan cerita ini. Author juga manusia terkadang lelah dan juga malas. Ditambah sakit dua minggu ini, dan udah mulai baikan, eh badan kembali terasa panas. Eh ini badan kenapa???😭😭😭

Tapi demi kalian author usahain, tangan juga udah gregetan mau ngetik kata - kata, menyalurkan apa yang udah berada di otak.

Okeh ini part spesial buat fildanuraini yang setia nungguin dan memberikan votenya. Love you somach baby🤗


HAPPY READING!!!

Sepanjang perjalanan aku terus berceloteh, cerita tak henti ku sampaikan kepada Mama. Dari kehidupanku di Amerika, tempat yang adem, orang - orang yang ramah, makanannya yang buat aku muntah, rasa rinduku ke Indonesia karena sudah tidak pulang selama satu tahun lebih.

Aku juga mengatakan kepada Mama bahwa aku akan lama disini dan melewati lebaran disini. Sungguh aku sangat bahagia. Bahkan aku bercerita sedikit tentang Razel. Oh ya, apa kabar dengan sahabatku itu? Semenjak pertemuan kami tidak ada kabar lagi darinya. Aku sampai lupa menghubunginya. Apa dia sudah balik ke Indonesia atau telah membeku disana karena kedinginan? Ah Amora jangan halusinasi.

Aku dan Mama duduk di jok belakang, masih berlanjut berceloteh kini aku membahas perkembangan kota Jakarta.. Beberapa tempat yang aku perhatikan baru dibangun atau juga direnofasi. Semua aku komentari.

Aku juga bertanya keadaan Mama, perkembangan adik - adik dan semuanya. Pokoknya jika sudah pulang, aku akan berubah menjadi wanita yang cerewet dan tak henti berbicara. Ada saja topik yang ku bahas, aku akui mungkin rasa bahagia yang terlalu besar.

Sampai Dana yang mengendarai mobil saat ini bersuara. " Kakak tombol silentnya di dekat mana ya? Ma, tolong tuh di off-in, berisik amat " Dan sedetik kemudian jitakkan manis ku berikan kepadanya. Dan....

" Amora, " teguran Mama yang tak pernah hilang.

Aku menghela nafas, lalu tersenyum. Ini yang aku rindukan. Berada di tengah keluargaku tercinta.

Sampai dirumah masa kecilku, masuk ke komplek perumahan. Tidak ada yang berbeda, jam segini sepi sekali.

Aku segera turun dari mobil dan memasuki rumah, segera menuju kamar untuk beristirahat sejenak. Sebenarnya mau bicara lagi sama Mama, tapi kata Mama "masih banyak waktu, istirahatlah dulu." Ok deh, aku menurut.

Masuk ke kamarku yang masih tertata sedemikian rupa. Koleksi komik yang tersusun rapi, foto - foto kecil yang tertempel diatas kepala tempat tidur, lemari baju sederhana dengan kaca kecil dibagian pintunya. Beanbag warna abu - abu tua di sisi kamar dan samsak yang tergantung diteras balkon kamar ini yang tertempel foto Ayah disana. Inilah kamar sederhanaku yang menjadi ciri khas tersendiri bagiku.

Masa - masa remaja menyapaku. Tangis dan tawaku masih melekat dikamar ini. Aku merindukan masa itu.

Aku melangkah menuju kamar mandi, aku akan membersihkan badan dan berganti baju dengan baju yang nyaman aku pakai, tersantai menurutku. Yaitu baju kaos oblong dan celana pendek sebatas lutut.

Aku menunaikan shalat dzhuhur terlebih dahulu sebelum menaiki ranjang, karena tadi di jalan aku mendengar adzan dzhuhur sudah berkumandang.

Akhirnya aku bisa membaringkan tubuh lelahku di ranjang kesayanganku ini. Menghirup aroma wangi yang menggodaku dan menuntunku untuk tidut. Sepertinya Mama baru saja mengganti seprai ini.

Aku meraih ponselku untuk mencek pesan dari suamiku, mana tau dia telah membalas pesanku. Namun nihil, tak ada pesan masuk ke ponselku. Aku mencoba menghubunginya, namun handponenya tidak aktif. Kebiasaan suamiku yang mematikan ponselnya jika malam hari disana. Aku mencoba memakluminya, mungkin saja dia tertidur. Lebih baik aku juga tidur agar lebih segar nantinya. Perjalanan yang panjang dan lama sungguh melelahkan dan menghabiskan energiku.

Amora the SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang