last part

28 0 0
                                    

Ting tong!

Aku segera bergegas menuju pintu depan untuk membuka pintu. Entah siapa yang datang bertamu hari ini. Perasaan, aku tidak membuat janji pada siapapun hari ini.

Cklk!

Pintu terbuka, dan aku langsung terbelalak melihat siapa yang bertamu.

Sebuah keluarga kecil yang harmonis. Kini sang Bapak dan Ibu tersenyum menertawaiku.

" Cantik banget tampang lo, Ra. " ledek si Bapak.

Aku menatapnya tajam. " Oh, terimakasih pujiannya ya, Pak Razel. " balasku sarkas.

Sepasang suami istri itu terkekeh puas. " Kami nggak disuruh masuk nih? Anak - anak gue udah pada lapar nih. " Si Bapak - Bapak songong ini ingin sekali aku tendang jika saja dia tidak sedang menggendong anaknya.

Ya, yang datang adalah Razel, sahabatku bersama istri dan juga tiga anaknya.

Aku beralih menatap seorang anak remaja perempuan, lalu anak perempuan sekitar usia tiga tahun, dan anak laki - laki yang berada dipelukan sang Ayah sekitar usia satu tahun.

Aku melemparkan senyuman kepada mereka. " Ok, silahkan masuk, " ujarku memberikan jalan kepada mereka untuk memasuki apartemenku.

"Derren, come here. look who's coming. " Aku berteriak memanggil jagoan kecilku.

" Kebiasan dari dulu. " gumam Razel yang tidak kuhiraukan.

Tak lama seorang anak laki - laki berlari kearah kami. " Hi, Uncle Razel and family, " sapanya ramah.

Lagi - lagi sepasang suami istri itu tertawa melihat tingkah anakku. " Hallo anak manis, " balas Razel.

" Ya ampun, kamu lucu banget, nak. Kayak bule banget anaknya, Ra. " Akhirnya istri si Bapak songong itu mengeluarkan suaranya juga.

Aku tersenyum bangga padanya. " Iya dong, lahiran amric nih. " Aku mengacak gemas rambut anak laki - laki yang empat tahun lalu menetap di rahimku.

.....

" Amora....gue kangen.... " Tera langsung melompat memelukku. Aku tersenyum getir dan membalas pelukannya.

" Iya, gue juga kangen sama lo. "

Tera melepaskan pelukan kami dengan wajah cemberut. " Lo mah gitu. Lo nggak kangen apa sama gue? Udah lama banget lho kita nggak ketemu. Ini kami rela datang kerumah lo, bikin kejutan buat lo. Lo senang, nggak? "kesalnya.

" Gue senang banget, Ter. Lo sih pas gue lahiran nggak kesini, malah sibuk ngurusin nikahan lo. " balasku tak kalah dramatisnya.

" Ya gimana, si Razel malah ngelamar gue pas lo mau lahiran. "

Aku terkekeh geli. Teringat dengan kisah mereka beberapa tahun yang lalu. Takdir Allah memang luar biasa, skenario-Nya sangat indah. Dulu aku ingin sekali mereka bisa berjodoh. Namun Razel bersikeras menepisnya.

Dan entah bagaimana, buktinya saat ini, mereka sudah menikah dan dikaruniai dua orang anak. Allah memang Maha pembolak balikan hati.

Terkadang aku merasa iri dengan keluarga mereka yang selalu tampak bahagia. Aku merasa mereka tidak pernah memiliki problema dalam rumah tangga mereka. Masih terngiang ditelingaku bagaimana Razel menjerit bahagia ketika menelponku bahwa keluarga Tera menerimanya dengan senang hati tanpa mempermasalahkan statusnya waktu itu.

Keluarga Tera memang sangat baik, mereka tidak memandang dari segi apapun seorang lelaki yang akan memperistri princess itu. Asalkan lelaki itu bertanggung jawab dan menyayangi Tera apa adanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Amora the SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang