Adara Sienna Yeondra

323 22 0
                                    

Selamat membaca:)
.
.
.
Kantin kantor sedang ramai siang ini. Banyak karyawan yang bersantai setelah berkutat dengan dokumen-dokumen di meja. Adara sang tokoh utama perempuan dan teman kantornya, Heera juga termasuk di dalamnya.

"Dar.. Dara...Dar..ADARAA!!" teriak kecil Heera membuat Data tersentak kaget.

"Eh.. iya, kenapa hee?"

"Ishhh udah cerita panjang kali lebar, bahkan udah diguncang lengannya juga ga didenger sih kesell!" Heera membuat wajah cemberut namun terlihat imut membuat Adara menjadi terkekeh kecil.

"Maaf ya Heera-ku yang cantik, baik, dan.. kelinci kesayangannya Ardilan Bagaskara"

Mendengar kalimat terakhir Dara membuat Heera tersipu malu mendengar nama kekasih pujaannya disebut.

"Jadi ada apa nih? Maaf aku ngelamun tadi" ucap Dara merasa bersalah. Heera segera bersikap seperti semula melupakan salah tingkahnya sejenak.

"Aku dengar kabar... lusa bos perusahaan besar yang akuisisi perusahaan kita akan datang!
Bos besarnya loh Dar...maksudku pemilik utama perusahannya datang langsung!" heboh Heera

"Bukannya waktu itu memang pernah datang ya pas pembuatan kontrak untuk akuisisi? Kenapa kamu seheboh itu sih Heer-_- lagipula memang ada apa dengan bos perusahaan itu?"

"Aduuhh... Dara princessku, kemarin itu sekertaris nya aja Dar, karena pemilik aslinya masih di luar negeri.

Dan asal kamu tau aja nih yaa.. gimana aku ga heboh kalo bos besarnya itu ganteng pake banget udah gitu cumlaude dari Harvard University!

GILA! Udah ganteng, pinter, orang kaya ughhh idaman bahkan banyak cewek cewek disini yang mau incer si bos besar tau!" histeris Heera. Bahkan beberapa karyawan lain yang menatap ke arah meja mereka. Dara menepuk jidatnya perlahan dan menatap Heera sambil berucap pelan,

"Heer calon down okay, calm down....inget Dilan Heer, inget Dilan..." ujar Dara menenangkan. Saat ini rasanya Dara ingin berlari menuju meja kerjanya dan menutup mukanya. Sungguh ia malu sekali menjadi pusat perhatian bahkan beberapa dari karyawan lain terang-terangan menatap mereka berdua sinis dan tajam karena merasa terganggu.

Heera menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal dan tertawa malu. Keduanya bangkit kemudian sambil membungkuk meminta maaf kepada karyawan lain sekaligus bergegas meninggalkan kantin karena waktu istirahat hampir habis.

______________________________

Jam menunjukkan pukul 17.00 WIB, tanda bahwa kegiatan kantor sudah usai. Setelah berkutat dengan beberapa pekerjaan, Dara memutuskan untuk pulang ke rumah untuk mengistirahatkan dirinya sama seperti tujuan pekerja kantor lainnya. Saat menuju halte bus di depan kantor, Dara merasa sebuah mobil mengawasi dari kejauhan.

Dara merasa takut, namun saat berada di halte cukup ramai karena banyak pekerja lainnya Dara merasa sedikit lega dan terlihat menghembuskan nafas pelan. Sampai akhirnya bus tiba dan Dara segera menaiki bus tersebut.

Sesampainya dirumah Dara tetap merasa diawasi dengan segera Dara masuk ke dalam rumah. Seketika masuk ke dalam rumah Dara merasa hatinya menghangat melihat Ayahnya yang sedang menonton tv, Mbah Uti yang duduk disamping ayahnya dan Ibu yang sedang berkutat di dapur.

"Selamat sore semua, Dara pulang" dengan gembira hingga melupakan kejadian menakutkan sore tadi.

"Eh, si kakak udah pulang..gimana hari ini?" tanya sang ayah

"Lelah sih yah, soalnya kantorku lagi tahap akuisisi jadi pekerjaan lagi cukup banyak" balas Dara. Sang ayah tersenyum manis dan memberi semangat untuknya.

"Kamu sudah melakukan yang terbaik hari ini nduk, terimakasih ya" sahut Mbah Uti lembut sehingga rasa letih sejak di kantor tadi meluap seketika.

"Yasudah mandi dulu sana, ganti bajumu sehabis itu bantu ibu nata makanan di meja yaa" ujar sang ibu dari dapur yang terletak disamping ruang tv

"Iya bu, Dara pamit ke kamar dulu ya" ucap Dara sembari tersenyum dan berjalan ke arah kamar. Dalam hatinya, Dara selalu merasa bersyukur diberkahi keluarga yang harmonis, memberikan kasih sayang, dan selalu mendukung keputusan satu sama lain.

Masuk ke dalam kamar Dara melihat sejenak fotonya bersama kedua adiknya. Ya, Dara adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Adik laki-lakinya bernama Randy Savalas Yeondra dan si bungsu yang bernama Jihan Tarisha Yeondra.

Sedikit informasi mengenai kedua adiknya yang tidak berada dirumah. Randy si adik pertama sedang menempuh pendidikan S3 keluar negeri lebih tepatnya ke negara Jepang setelah mendapat beasiswa beberapa waktu silam, dan Jihan si bungsu sedang menempuh pendidikan di luar kota setelah menerima SNMPTN 3 tahun yang lalu. Jarak usia dari anak pertama-kedua dan anak kedua-ketiga sama yaitu 2 tahun.

Setelah menatap lama dan menyalurkan rasa rindunya kepada kedua adiknya melalui foto tersebut. Akhirnya Dara memutuskan untuk membersihkan diri dan bersiap untuk membantu ibu menyiapkan makan malam.

______________________________

Makan malam keluarga Yeondra baru saja selesai. Setelah membersihkan peralatan makan, biasanya mereka melanjutkan dengan diskusi hangat sembari menonton salah satu acara di tv.

"Ayah bersyukur banget hari ini toko kita banyak pembeli. Bahkan Ari sama Dwi agak kerepotan" si Ayah yang memulai pembicaraan

"Eh iya yah, syukurlah kalau begitu. Semoga ke depannya tetap seperti hari ini, kalau bisa lebih" ucap ibu

"Aamiin. Iya semoga keluarga kita selalu diberikan kelancaran rezeki" ucap Mbah Uti

"Aamiin. Tadi memangya ada yang borong kah yah atau gimana?" tanya Dara

Ayah Dara memiliki toko kios kecil atau dikenal sebagai agen yang menjual berbagai macam keperluan rumah tangga, jajanan, frozen food dan lainnya.

"Ya gitu, tadi ada kokoh-kokoh cina ke toko ayah terus ngeborong deh. Tapi ada yang ayah rada heran sih.. itu si kokoh keliatan berada, bawa mobil cakep bener"

"Mungkin yang dibutuhin lagi gaada di mall" gurau Mbah Uti.

Obrolan ringan terus berlanjut membuat malam keluarga Yeondra semakin hangat meskipun keadaan gerimis di luar rumah.
.
.
.
To be continued

Deja VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang