Selamat membaca :)
.
.
.
Sudah hampir 2 semester ini dilewati oleh seluruh mahasiswa baru termasuk Dara. Di kampusnya Dara tidak terlalu mempunyai banyak teman karena kejadian di masa lalu. Selama menjadi mahasiswi baru juga tak jarang banyak kaum adam yang menaruh minat padanya tetapi dia selalu mengabaikan karena ada hati yang harus dijaga."Hah.. yaampun ga kerasa ya hari Senin besok dah masuk minggu UAS aja" sahut Erika pada Dara
Erika bisa dikatakan teman yang cukup dekat dengannya, rumah Erika hanya berbeda beberapa rumah dari tempat kakek dan neneknya. Erika juga mengambil jurusan yang sama dengan Dara, jadi Erika dan Dara selalu pulang-pergi bersama. Lalu bagaimana mereka bisa cukup dekat? Awalnya Dara menjaga jarak juga dengan Erika karena takut akan kejadian sebelumnya, tapi karena nasihat kakek yang mengatakan bahwa 'manusia adalah makhluk sosial' benar adanya, maka ia mencoba membuka pikiran baik kembali. Erika adalah orang yang tomboy, galak, dan bermulut pedas. Bila Erika tidak suka maka dia akan bilang itu secara terang-terangan. Terkadang omongan Erika cukup menyakitkan hati tapi di mata Dara itu adalah hal baik karena Erika berkata jujur dan tidak dipenuhi kebohongan. Oleh karena itu, hanya Dara yang sanggup meladeni Erika.
"Iya, makanya dari beberapa hari yang lalu aku udah minjam buku di perpustakaan untuk dibaca dan dipelajari"
"Wah emang ya rajin banget kamu tuh Dar! cewek idaman bangett.. pasti beruntung tuh pacar kamu di Jakarta"
"Ihh apa coba hubungannya, pacar sama rajin belajar"
"Ya kan kalo udah berumah tangga bisa jadi calon ibu yang baik ehe"
"Ngawur kamu tuh Rik, belajar sana!"
"Iya iya ih galak, tapi pipinya merah awokwok"
"Erika!"
"Gausah melotot kamu malah jadi gemesin tau ga"
"Eh.. ternyata kamu masih disini Dar.. em.. kamu ada waktu sebentar ga?" tanya Haris kepada Dara. Haris ini adalah lelaki teman sekelas Dara, dari awal semester 1 dia sudah menaruh hati akan gadis bak princess ini. Bahkan sudah 3 kali mengajak untuk menjalin hubungan tapi Dara selalu menolak karena Dara sudah memiliki kekasih. Akan tetapi, Haris terus berusaha dan tidak menyerah juga
"Maaf ya..aku mau langsung pulang sama Erika soalnya Mbah-ku beberapa hari ini drop"
"Oooh kalo gitu gimana kalo kalian berdua aku anter, kebetulan aku bawa mobil"
"Gausah nanti merepotkan, kita naik angkutan aja kayak biasa" tolak Dara secara halus
"Ngga ngerepotin kok, aku anter ya"
"Brother, Dara bilang gausah ya gausah.. koe paham ora? Perlu pake bahasa Jawa apa.. lagian Dara tuh udah punya cowok! Masih aja digebet heran.."
"Ish nyambung aja Lo cewek jadi-jadian, dengerin nih ya ada pepatah mengatakan 'orang yang setia akan kalah dengan yang selalu ada' ! Yakin deh kalo LDR tuh ga bakal bertahan lama"
"Ih si dower ini doanya! minta dihajar banget mulutnya"
Dara menghentikan perdebatan keduanya dan pulang bersama Erika menaiki angkutan umum. Di dalam angkutan umum Dara memikirkan kata-kata Haris. Dia menjadi takut akan hubungannya, dia bahkan pernah dikhianati satu kali. Apalagi saat ini mereka sedang LDR, semakin banyak kesempatan bukan?
______________________________Jendral saat ini sedang beristirahat di kantin bersama dengan Heksa dan Arjuna. Ya, Arjuna teman Jendral sedari kecil. Mereka bertiga sama sama mengambil jurusan manajemen jadilah semakin akrab.
"Halo semua! Aku sama Wina gabung yaa" sapa seorang wanita bersama Kirana yang bersama temannya. Kirana adalah seorang primadona kampus. Wajahnya cantik bak dewi, dan senyum yang ramah ditunjang body yang bagus membuatnya dijuluki 'barbie hidup' oleh orang - orang disekitarnya. Dari awal masuk ke dunia kampus Kirana sudah jatuh hati dengan Jendral. Sosoknya yang tenang, berwibawa dan berkarisma menjadi daya tarik bagi kaum hawa disini. Sayangnya Jendral sudah mendeklarasikan kalau ia sudah memiliki kekasih yang berada di Jogja bernama Sien.
"Boleh dong cantik, sini duduk sebelah aa' Heksa"
"Ahahah.. sebelah Jendral juga kosong kok aku sebelah Jendral aja.. Win kamu duduk samping Heksa ya"
"Yaa tertolak Abang.." ucap Heksa dengan berpura-pura sedih
"Sabar ya sa, cinta tak selamanya indah sa hahah.." ujar Arjuna
"Bukannya menghibur si kokoh malah ngeledek.. ga friend kita"
"Dih siapa juga yang mau friend sama Lo"
"Heh udah udah diliatin orang-orang kalian berdua" ucap Jendral menengahi
"Iya tau lagian kamu mau aja deket sama mereka Jen"
"Karena mereka emang temen aku Kirana.. maaf sebelumnya tangan kamu bisa dilepas?"
"Gabisa! Ih kenapa sih kamu nolak aku terus.. emang secantik apa cewek kamu itu Jen?"
"Orang cantik bukan dilihat dari wajah aja neng.. tapi dari kelakuannya juga! Udah tau Jendral punya cewek masih aja dikejer kejer mending sama aa' aja"
Ya, Kirana ini meskipun cantik tapi sangat terobsesi dengan Jendral. Dia terus menggoda Jendral bahkan pernah mencium pipi Jendral. Dara saja tidak pernah seberani itu walaupun sudah 4 tahun berpacaran. Saat itu Jendral sangat marah kepada Kirana tetapi Kirana tetap kekeuh berada disamping Jendral. Hei! Batu yang terus terusan diberi air akan terkikis juga kan? Itu prinsip yang dipegang Kirana. Ia merasa bisa mendapatkan hati Jendral dan melupakan kekasihnya disana. Makanya ia selalu menggoda Jendral di setiap kesempatan.
"Udah ya, gua mau balik dulu ke rumah"
"Eh balik? kok udah balik aja sih Jen.. aku boleh ikut ya pingin ketemu bunda kamu" lihat bahkan Kirana langsung memanggil bunda Jendral dengan sebutan "Bunda" yang Dara saja belum berani.
"Buat apa ketemu bunda aku?"
"Buat ngomong rencana masa depan lah!"
"Ga jelas kamu" Jendral langsung pergi dari sana dan diikuti oleh kedua temannya.
"Ihh... Jendral kok udah pergi aja sih.. Jendral!" teriak Kirana
"Udah na.. malu diliatin"
"Biarin aja! Awas aja kamu Jendral.. kamu cuma milik Kirana seorang! Ga boleh ada yang milikin kamu selain aku!"
.
.
.
To be continuedBtw, kayaknya Jendral apes terus ya ketemu cewek yang punya gangguan psikologis:'" semangat Jendral awokwok
KAMU SEDANG MEMBACA
Deja Vu
RomanceDéjà vu adalah suatu perasaan telah mengetahui dan déjà vécu adalah sebuah perasaan mengingat kembali . . . "Ingin membenci! Namun aku pernah mencintaimu terlalu dalam sehingga tak semudah itu rasa ini terlupakan" - Adara . . . "Kesalahanku terlampa...