Deja Vu

EPILOG

End

Déjà vu
.
.
.
Masalah hadir bagai tamu tak diundang dalam kehidupan. Jika kamu memperlakukan masalah dengan baik maka akhir baik juga yang akan didapatkan
.
.
.
Di sebuah gereja saat ini terdengar suara dari Pastur yang sedang berdiri di atas altar dengan memegang sebuah kitab suci

"Atas nama Gereja Allah, saya meneguhkan pernikahan kalian di atas nama Bapa, Putra dan Roh Kudus" ucap sang Pastur

"Dipersilahkan kepada pengantin pria untuk mencium pengantin wanita"

Riuh tepuk tangan menggema dalam Gereja Katedral tersebut. Suasana bahagia terpancar jelas dari kedua mempelai yakni Jendral dan Dara. Mereka akhirnya berhasil bersama setelah melewati segala macam rintangan yang ada. Perasaan lega merayap di hati keduanya. Jendral bersyukur Dara masih mau menerimanya kembali atas perbuatannya dahulu, dan Dara yang bersyukur bisa bersatu dengan pemilik hatinya sejak lama tanpa perasaan benci atau perasaan buruk lainnya.
.
.
.

"Kalau saja aku tak mau mendengarkan penjelasan darimu mungkin rasa sakit dan benci akan terus ada di dalam hati. Tidak hanya itu mungkin perasaan janggal dan menyesal nantinya akan terus ada disana. Aku beruntung Tuhan masih mau mempertemukan kita, dan bisa menyelesaikan semuanya sebelum terlambat. Sampai pada akhirnya kisah ini berakhir dengan memulai kehidupan baru bersama dibawah naungan Tuhan"

-Adara
.
.
.
"Aku pernah mengkhianati-mu tapi dengan hati yang lapang kau masih mau memberiku kesempatan untuk menjalin hubungan. Aku bersyukur kamu masih memilihku untuk menjadi pelabuhan terakhirmu. Rasa gelisah yang menghantui diriku akan salah paham masalah terakhir kali sudah berakhir. Aku bersyukur masih bisa diberi kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Aku berharap tidak ada lagi masalah besar diantara kita berdua"

-Jendral