#Masa Lalu 1 : Diri yang Lain

67 16 0
                                    

Selamat membaca :)
.
.
.
Multiple personality disorder adalah gangguan seseorang yang ditandai dengan adanya dua atau lebih status kepribadian yang berbeda.

Dara tetap setia menunggu Yura pulih dari pingsannya. Merasakan pergerakan kecil dari tangan Yura, Dara segera memanggil Bu Arin sebagai penanggung jawab UKS ini.

"Bu, Yura sepertinya sudah sadar! Tolong lihat kondisi Yura Bu!" ujar Dara

Sesampainya di samping ranjang UKS, Bu Arin segera mengecek suhu tubuh Yura, dan menanyakan beberapa hal sebelum pingsan.

"Apakah Yura memilik masalah akhir-akhir ini atau ada hal lain?"

"Tidak ada Bu, mungkin saya hanya pusing karena banyak pikiran aja"

"Yasudah, kalau ada masalah jangan dipendam sendiri ya! Kamu bisa ceritakan masalahmu pada orang terdekatmu atau luapkan emosimu ke hal positif contohnya menulis buku harian. Oke? Habis ini kamu bisa pulang" nasihat Bu Arin

"Ya, terimakasih Bu"

Bu Arin segera keluar dari ruangan UKS menuju ruang guru. Keheningan melanda diantara Dara dan Yura.

"Yura, maaf kalo aku terkesan ikut campur tapi kalau ada masalah kamu bisa cerita ke aku. Mungkin itu bisa mengurangi beban pikiran kamu" ujar Dara

"Makasih udah peduli, gua bisa atasi ini sendiri kok"

"..ah yaa.. haha... tetap saja kalau kamu butuh bantuan kamu bisa panggil aku kok, dan ini tas kamu tadi sudah aku bantu bereskan"

"Oh ya, thanks"

Dara merasa heran dengan perilaku Yura ketika sadar dari pingsannya. Sebelumnya Yura tidak pernah menggunakan bahasa gaul saat bersamanya atau membalas dengan singkat. Dara memutuskan untuk diam dan tidak menanyakan lebih jauh, Dara hanya ingin Yura tidak menjauh darinya.
______________________________

Keesokan harinya Dara benar-benar dibuat terkejut dengan apa yang dilihat saat ini. Yura teman dekatnya dan Jendral kekasihnya sedang berboncengan berdua. Jujur Dara merasa cemburu melihat kedekatan itu, wajar bukan?

Dara hanya berlari memasuki kelas dan menutup wajahnya dengan menggunakan lengan, ia ingin menangis saat ini juga. Tak lama Yura masuk ke dalam kelas, dia tidak terlalu memperdulikan Dara yang ada disebelahnya membuat Eca dan Syena yang duduk di depan mereka menunjukkan wajah bertanya. Saat akan bertanya bel sekolah berbunyi menandakan pelajaran akan dimulai.

Selama pelajaran berlangsung Dara hanya melamun, dan tidak fokus mendengarkan apa yang guru katakan sampai akhirnya sang guru menegur Dara

"Adara, kenapa kamu melamun di pelajaran saya?"

"Maaf pak"

"Hah, yasudah sana kamu ke toilet dan basuh wajahmu"

"Baik pak"

Dara berjalan menuju toilet sambil melewati kelas Jendral. Dapat dilihatnya Jendral sedang fokus dengan pelajaran di depannya, kemudian Dara melanjutkan langkahnya menuju toilet.

Saat di toilet, Dara melihat dirinya dalam cermin. Pikirannya melayang pada setahun lalu dimana Jendral menyatakan cinta padanya. Saat itu beritanya benar benar mengejutkan hampir satu sekolah karena pasangan yang selalu bertengkar menjadi sepasang kekasih. Ya! dulu Dara dan Jendral satu kelas sebelum kelas 11. Pada kelas 11 terdapat sistem sekolah yang menerapkan pergantian kelas.

"Hah.." helaan nafas keluar dari mulut Dara. Jendral, lelaki itu definisi dari hampir sempurna karena menurut Dara yang paling sempurna itu adalah Tuhan. Jendral lahir dari keluarga berada, memiliki otak yang cerdas, dan selalu bersikap layaknya seorang gentleman. Dara sadar banyak siswi di sekolah ini ingin merebut perhatian Jendral tetapi Jendral selalu menenangkannya.

Kehidupan Jendral berbeda dengan kehidupannya yang sederhana, dia bahkan bukan gadis yang sangat pintar. Adara hanya seorang gadis biasa yang tumbuh di keluarga sederhana penuh kasih sayang.

Lalu ingatannya beralih pada perkenalannya dengan Yura. Gadis itu pintar, manis, dan juga dari golongan berada sangat kontras dengan kehidupan Jendral. Namun, kemarin dia merasakan perbedaan dari gadis itu. Yura terlihat berbeda 180° dari yang ia kenal pertama kali.

Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Entahlah Dara juga tidak tau apa sebabnya. Menarik nafas kemudian hembuskan, Dara mengulang hal tersebut sampai ia merasa tenang. Dirasa sudah cukup Dara kembali ke kelasnya untuk melanjutkan pelajaran.

Saat istirahat berlangsung, Dara dan Yura tidak bersama membuat aneh pemandangan dalam kelas. Mereka ingin bertanya dengan apa yang terjadi dengan keduanya.

"Ra, Lo lagi ada masalah sama Yura?" tanya Eca

"Gaada, mungkin dia bosen kali sama me terus haha.. wajar kali"

"Tapi tadi gua liat Yura boncengan sama paca-.." ucapan Syena terhenti karena Eca menutup mulutnya

"Yauda kalo alesannya kek gitu, gua sama Syena ke kantin duluan ya"

"Gua ikut deh"

"Yauda ayuk"

Sesampainya di kantin, lagi-lagi Dara melihat Yura dan Jendral tertawa dan makan bersama. Hati Dara terasa sakit, tapi ia yakin Jendral akan menceritakan yang sebenarnya nanti.
______________________________

KBM usai, Dara menghampiri Jendral untuk pulang bersama. Tiba - tiba terlihat Yura sudah lebih dulu berbincang dengan Jendral disana.

"Jen.." panggil Dara

"Eh Sie, kok kamu tumben ga bareng Yura biasanya kalian barengan"

"Ah.. itu.. "

"Gaada apa apa kok, emangnya kita harus selalu bersama ya kayak kembar siam... Hahaha"

"Iya juga wkwk"

"Yauda gua duluan ya Jen, Dar"

"Hati-hati Yur!" ucap Jendral dan dibalas acungan jempol

Perjalan ke rumah Dara terasa hening, tidak seperti biasanya. Biasanya mereka saling sambil bercerita tentang apa yang terjadi di sekolah tadi.

"Jen, boleh aku tanya sesuatu ke kamu?"

"Tentu aja boleh Sie, kamu mau nanya apa?"

"Yura..."

"Oh Yura, dia ternyata anak kenalan papaku. Kemarin saat aku kabari orangtuanya kalo Yura pingsan, mereka langsung minta bantuan aku untuk anterin Yura ke sekolah paginya. Takut ada apa apa katanya... Wait, kamu cemburu ya?" sambil menggoda Dara

"Ga kok, cuma ngetes kejujuran kamu aja tuh" ungkap Dara dengan pipi merona

"Hahah... Lucunya pacarku ini, aku sama dia gaada apa apa kok Sie. Jangan pikir yang aneh aneh ya!" ucap Jendral lembut sambil tangannya mengelus pucuk kepala Dara "udah sana masuk... Nanti yang didalam khawatir"

"Ya, kamu hati-hati dijalan"

"Siap princess" Jendral terkekeh dan melajukan motornya setelah melihat Dara memasuki rumahnya.
.
.
.
To be continued

Deja VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang