Selamat membaca:)
.
.
.
Hari ini merupakan jadwal keberangkatan Dara ke Jogja diantar oleh keluarganya dan Jendral. Kemarin lusa ia sudah menghabiskan waktu seharian bersama Jendral. Lonceng berbunyi di stasiun tanda kereta akan berangkat sebentar lagi, Dara menatap keluarga dan Jendral dari bilik kaca kereta sambil melambaikan tangan kemudian kereta berangkat.Setelah pamit pada keluarga Dara, Jendral kembali ke rumahnya. Hubungan jarak jauh mereka dimulai, sempat terjadi konflik karena rasa kekhawatiran sebelumnya tapi ia berhasil meyakinkan Dara untuk tetap bersama. Rasa sedih dan sepi kini kian terasa, tetapi ia tetap harus melanjutkan semuanya. Jendral mulai mempersiapkan diri untuk memulai bangku perkuliahan.
______________________________Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Akhirnya dimulai masa orientasi mahasiswa baru. Dara menyiapkan diri untuk kegiatan ospek di kampusnya.
"Udah malam nduk, waktunya istirahat.."
"Iya Mbah Uti.. aku mau cek lagi persiapan buat besok dulu"
"Yauda, abis itu langsung tidur ya.. takut besok kesiangan"
"Siap Mbah"
Sang mentari mulai menampakkan sinarnya, waktu menunjukkan pukul 5 pagi tetapi Dara sudah bangun dari tidurnya. Ia berencana bersih -bersih dan menyiapkan sarapan untuk kakek dan neneknya. Beginilah aktivitas baru Dara selama disini dan ia mulai terbiasa.
"Wah harumnya masakanmu Dar" ucap kakek yang baru saja keluar dari kamar
"Loh Mbah.. kok keluar kan bisa istirahat aja dikamar nanti Dara antarkan ke kamar"
"Ish Mbah mu ini masih bisa jalan loh Dar, lagian bosen Mbah tuh dikamar"
"Hah yauda, jangan kecapekan mbah-nya.. abis makan minum obat abis itu istirahat!"
"Iya iya kamu tuh cerewet ya kayak Mbah Uti hahaha.. pasti nanti kalo udah jadi ibu bakal rajin ngomel nih" canda kakek
"Hahah mungkin Mbah"
"Ada apa nih.. tadi Mbah denger disebut-sebut" sahut Mbah Uti dari aktivitas menyapu halaman depan
"Tadi dikatain cerewet tuh Mbah sama Mbah Lanang"
"Oh.. jadi gitu ya"
"Ya kan cerewet tanda sayang hahaha"
"Hilih bisa aja"
"Udah udah Mbah, makan ya sekarang Dara mau siap siap dulu"
"Loh kamu Ndak sarapan dulu nduk?"
"Udah Mbah tadi pas sambil masak aku sarapan sekalian nyiapin bekal buat makan siang"
"Duh kayaknya beruntung banget ya cowok-mu"
"Mbah bisa aja"
"Dah dah Dara siap siap sana nanti kesiangan"
"Oke Mbah"
Dara segera menuju kamarnya dan mengecek kembali apa yang perlu dipersiapkan. Oh ya, kakek Dara terkena stroke karena kekurangan biaya jadi penyembuhannya menggunakan obat tradisional saja. Setelah segalanya siap, Dara keluar dari kamar dan pamit kepada kakek-neneknya.
"Dara berangkat dulu ya Mbah"
"Ya, ati ati di jalan. Kalo ada yang macem macem tempeleng aja kepalanya"
"Hahah siap Mbah"
Dara berangkat menggunakan angkutan kota. Jarak kampus Dara dengan rumah kakek-neneknya tidak begitu jauh perlu 15-20 menit untuk sampai ke kampus.
Setelah sampai di kampus ternyata keadaan kampus sudah sedikit ramai karena jam sudah menunjukkan pukul 06.50 WIB. Kegiatan ospek sendiri dimulai pukul 7 pagi. Dara segera mencari teman kelompoknya dan memutuskan untuk bergabung.
______________________________Di lain tempat Jendral juga bersiap berangkat menuju kampusnya. Ini hari pertamanya menjadi mahasiswa. Segera setelah keluar dari kamarnya Jendral disambut oleh sekertaris ayahnya.
"Selamat pagi tuan muda, hari ini adalah hari pertama tuan muda berangkat kuliah"
"Selamat pagi juga pak Arya.. iya terimakasih ucapannya"
"Ya, anda sudah ditunggu dibawah"
"Saya segera ke bawah pak"
Sesampainya dibawah, Jendral segera menuju ruang makan. Disana sudah ada ayah, bunda, dan bang Jeffry yang menunggu dirinya.
"Aduh anak bungsu bunda tampan sekaliii"
"Ekhem.. Bun"
"Ish si ayah cemburuan aja" ujar bang Jeffry menimpali
"Tau nih cemburuan banget sama anak sendiri"
"Cemburu tanda sayang kan?"
"Stop yah, udah gombal aja pagi-pagi" ujar Jendral
"Halah iri kan kamu! Sien-nya lagi di Jogja hahaha"
"Dara yah.. yang boleh manggil dia Sien cuma aku"
"Duh posesif amat.. awas aja kalo kamu ga ke goda di kampus. Abang kasih salah satu restoran Abang kalo kamu bertahan sama Dara" dan kepala abangnya di jitak pelan oleh sang ayah
"Abang bukannya bagus kalo Jendral bisa setia. Lelaki setia tuh langka, dan ayah berharap itu pada Jendral.. ga kayak kamu sekali punya cewek ada dua.. mana dikenalin dua duanya lagi. Kamu emang mau nikahin keduanya?"
"Kalo boleh ayah bunda boleh, Jeffry siap"
"Hadeuh pusing bunda dengernya. Udah udah lanjut aja makannya nanti pada telat semua" ucap Bunda menengahi
Sarapan telah usai Jendral berangkat diantar oleh supir pribadi keluarga Rajendra. Hal ini disuruh oleh bundanya, katanya takut Jendral kesasar di hari pertama kuliah. Padahal zaman sudah canggih, ada google maps di handphone setiap orang. Tapi biarlah Jendral berusaha menjadi anak baik dengan menurut pada perkataan bunda.
"Kita sudah sampai tuan muda"
"Oke pak Tono, makasih ya.. nanti kalo sudah selesai saya hubungi bapak lagi"
"Siap tuan"
Jendral keluar mobil mewahnya dengan berkharisma. Meskipun seorang mahasiswa baru tapi Jendral berhasil menarik perhatian, dengan visual tampannya kakak panitia ospek atau kakak tingkatnya dengan terang-terangan menatap penuh minat padanya. Jendral hanya mengabaikan karena saat ini dihatinya sudah ada Dara. Yah untuk saat ini, tidak tahu untuk kedepannya.
Jendral bergegas mencari teman kelompoknya dan setelah bertemu dia berkenalan. Belum lama berkenalan tetapi Jendral sudah cukup dekat dengan salah satu teman kelompoknya yaitu Heksa.
.
.
.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Deja Vu
RomanceDéjà vu adalah suatu perasaan telah mengetahui dan déjà vécu adalah sebuah perasaan mengingat kembali . . . "Ingin membenci! Namun aku pernah mencintaimu terlalu dalam sehingga tak semudah itu rasa ini terlupakan" - Adara . . . "Kesalahanku terlampa...