Selamat membaca:)
.
.
.
Dara segera menghubungi Jendral untuk mengabari bahwa dia diterima di salah satu Universitas Jogja lewat telepon."Jendral.. aku keterima Jen, aku seneng bangett.."
"Serius? Bangga banget aku sama kamu.. yauda kamu mau apa? Aku jemput sekarang ya.."
"Oke aku siap siap sama izin ayah dulu"
"Siap sayang"
Dara segera bersiap kemudian menemui ayahnya untuk meminta izin keluar dengan Jendral. Setelah mendapat izin Dara melihat Jendral sudah menunggu di depan rumah dengan mobilnya, dan Dara terkejut melihat mobil yang mewah itu. Biasanya Dara diantar-jemput menggunakan motor karena Dara suka sekali dibonceng oleh motor tetapi bukan motor sport, karena terlalu tinggi dan tidak nyaman menurutnya.
"Wah Jen, kamu serius mau ajak aku naik mobil? Kamu udah punya SIM kan?"
"Hahah udah Sie, sebenarnya abis punya KTP ga lama aku buat SIM A dan C"
"Ihh kok kamu belum cerita.. aku cuma tau kamu punya SIM C"
"Hahah ya biar surprise.. kalo kamu ga percaya kamu bisa liat dompet aku nih"
"Gausah Jen aku percaya kok.. udah ah yuk nanti takut kesorean baliknya"
"Oke sayang" sembari mengelus pucuk rambut Dara
Dengan gentleman Jendral membukakan pintu disebelahnya untuk Dara. Setelah ia masuk, ia langsung menjalankan mobilnya. Percakapan pun mereka lanjutkan di dalam mobil.
"Jadi Sien ku mau kemana aja hari ini? Jendral-mu ini siap mengantarkan kemana pun" sambil hormat kecil
"Hahah... em.. enaknya ke taman bermain aja kali ya.. kamu ga keberatan kan?"
"Tentu aja ngga masalah Sie, everything for you"
Sesampainya di taman bermain cukup sepi karena ini hari kerja bukan weekend seperti biasanya. Hanya beberapa pengunjung yang terlihat disana. Mereka menikmati beberapa wahana sebentar lalu duduk di salah satu tempat makan yang tersedia.
"Jadi kemarin kamu liat pengumumannya bareng bareng?"
"Iya.. deg degan banget tau Jen, aku takut banget ga diterima soalnya kan aku ambil testnya IPC dan itu peluangnya kecil banget.. aku ga nyangka bisa diterima.. bersyukur banget apalagi aku kuliah di Universitas Negeri" ujar Dara antusias
"Syukurlah kalo begitu aku juga seneng banget dengernya, terus kata kamu tadi ada registrasi ulang ya setelah diterima?"
"Iya ada registrasi ulangnya sampe tanggal 25 Juli ini makanya aku mulai siapkan beberapa berkas yang diperlukan untuk penentuan UKT..semoga hasil UKT yang keluar nanti ngga terlalu besar"
"Aamiin aku bantu doa Sie.."
"Kalo kamu gimana? Ada daftar daftar gitu juga ngga?"
"Ada Sie, tapi ya gitu orang tua aku yang urus semua. Jadi aku tinggal masuk kuliah aja. Jujur aku masih pengen kedokteran tapi kamu tahukan bang Jeffry udah ambil keputusan lain dan mereka bergantung sama aku.. aku ga enak mau nolaknya. Aku pikir aku bakal coba dulu, mungkin kalo aku ga nyaman aku bakal kayak kamu.. ikut SBMPTN tahun depan"
"Hah..oke kalo kamu udah buat keputusan kayak gitu, aku bakal dukung apapun keputusan kamu tapi inget jangan terlalu memaksa. Kalo kamu bener bener ga nyaman karena bukan keinginan atau passion kamu... Kamu juga harus ungkapkan itu ke ayah bunda mu Jen. Orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya itu benar, tapi kalo menahan bakat anaknya sendiri kamu berhak bersuara karena yang tau diri kamu adalah diri kamu sendiri... Oke"
"Iyaaa Sien, terus kamu bakal ke Jogja kapan?"
"Karena daftar ulang sampe tanggal 25 kemungkinan aku kesana tanggal 22 atau 23 bulan ini"
"Secepat itu?"
"Iya Jen.. jujur aku khawatir sama hubungan kita. Banyak orang bilang LDR itu susah dan hanya beberapa yang bertahan"
"Sie, aku emang pernah buat satu kesalahan yang bikin kepercayaan pudar.. aku janji kali ini untuk ga khianati kamu lagi...gaada wanita selanjutnya diantara hubungan kita ya. Please trust me.. lagian kalo kamu liburan ke Jakarta aku pasti samperin kamu dan kita bisa tetap komunikasi lewat handphone atau media sosial kan?"
"Huh.. iya sih tapi tetap aja aku khawatir.. apa kita put-"
"Stop Sie.. aku ga akan putusin kamu. Kita pacaran udah jalan 3 tahun Sie dan aku sayang banget sama kamu, bunda ayah juga udah kenal bahkan bunda udah sayang banget sama kamu.. aku ga bisa Sie"
"Tapi Jen.."
"Udah Sie, lebih baik habisin makan kamu dulu terus kita pulang ya"
"Hah.. oke"
______________________________Setelah mengantar Dara pulang, Jendral kembali ke rumahnya. Jujur perasaan khawatir menghampiri Jendral. Ia tidak hanya takut kalo Dara menemukan lelaki yang lebih baik disana tapi juga akan dirinya sendiri. Ia takut tidak bisa menepati janji pada Dara.
Hubungan jarak jauh tak pernah terlintas dibenaknya. Jendral sempat berpikir, apakah dia harus mengikat Dara terlebih dahulu dengan sebuah pertunangan? Tapi bukankah itu terlalu cepat. Jendral ingin hidup bersama Dara dibawah naungan Tuhan tapi ia belum mapan, dan masih terlalu muda. Oh ayolah, Jendral adalah orang yang punya prinsip juga walau kadang suka melanggarnya.
Semalaman ia memikirkan hal tersebut. Bisakah ia menjaga hatinya hanya untuk Dara? Apakah Dara akan meninggalkannya? atau masalah lainnya. Banyak pertanyaan akan kekhawatirannya itu, tapi ia sebisa mungkin yakin bahwa hubungan mereka akan berjalan lancar seperti awal hubungan ini terjalin. Ya! Iya harus yakin, rasa saling percaya adalah landasan utama dalam menjalani hubungan jarak jauh.
.
.
.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Deja Vu
RomanceDéjà vu adalah suatu perasaan telah mengetahui dan déjà vécu adalah sebuah perasaan mengingat kembali . . . "Ingin membenci! Namun aku pernah mencintaimu terlalu dalam sehingga tak semudah itu rasa ini terlupakan" - Adara . . . "Kesalahanku terlampa...