Bertekad Maju Selangkah

89 16 0
                                    

Selamat membaca:)
.
.
.
Sekelebat ingatan tentang kasus awal perselingkuhan itu lewat dipikirkan Dara. Hanya karena rasa penasaran pria itu membuatnya dalam bahaya. Hubungan Yura dan Jendral tak bertahan lama setelah Jendral tau kondisi Yura yang sebenarnya. Yura bahkan pindah dari sekolah, dan yang ia tahu gadis dengan mata unik itu kembali ke Surabaya karena bisnis keluarga serta akan menjalani perawatan psikologis disana.

Dara memijat kepalanya pelan, kepalanya terasa pusing sekarang apalagi saat pria itu meminta menjalin hubungan kembali dengannya. Dara membasuh wajahnya yang nampak kacau, kemudian berusaha tenang seolah tidak terjadi apa apa dan kembali ke mejanya untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda. Banyak karyawan yang membicarakan dirinya dan menatap ke arah Dara tidak suka, padahal mereka tak tau apa yang sebenarnya terjadi. Dara mengabaikan itu semua, dia butuh rumahnya saat ini.

"Oh my gosh.. my princess kamu kenapa? Tau ga banyak yang bicarakan kamu tadi, katanya mereka ngeliat kamu keluar dengan tampilan yang berantakan.. apa yang sebenarnya terjadi Dar... kasih tau aku Dar??"

"Bukan hal penting kok Hee.. dan ga terjadi apa apa"

"No no no kamu tuh ga bisa ya bohongin aku! Huft.. yauda kamu cerita aja kalo emang udah siap cerita ya... Jangan dipendam sendiri apapun masalah kamu! Semangat kerjanya! Muach.." ujar Heera sambil kembali ke meja kerjanya, dan tak lupa ia memberikan kiss bye-nya pada Dara.

Dara tersenyum melihat kelakuan Heera. Mereka masuk ke perusahaan secara bersamaan karena merasa masih sama sama baru akhirnya mereka menjadi teman dekat. Satu hal yang Dara sukai dari Heera, ia tidak pernah memaksa Dara untuk bercerita dan selalu menunggu sampai Dara siap. Bahkan setelah menceritakan beberapa masalahnya pada Heera, ia jadi merasa tenang dan lega. Sulit mempercayai orang lain selain keluarganya apalagi ia kejadian pengkhianatan pernah terjadi 2 kali dalam hidupnya. Tapi ia sadar manusia adalah makhluk sosial yang tak bisa hidup sendiri.

Kejadian di masa lalu selalu ia jadikan pembelajaran untuk kedepannya. Jujur saja sejak kejadian Yura, ia menjadi pendiam dan berbeda dari yang sebelumnya. Ia bahkan takut untuk berteman dekat dengan siapapun hingga jenjang perkuliahan. Julukan "ice princess" "si muka judes" "wanita yang sulit didekati" "si cantik yang penyendiri" melekat dalam dirinya. Ia begitu pemilih bahkan dia tak punya lingkar pertemanan akrab di masa kuliahnya.

Ia sungguh beruntung dipertemukan dengan Heera saat memasuki dunia kerja. Melihat sifat Heera ia merasa melihat sifat dirinya yang dulu. Oleh karena itu, ia ingin menjaga dan melindungi Heera dari orang-orang jahat yang mau menyakitinya.
______________________________

Kembali ke ruangan Heksa. Saat ini Heksa penasaran dengan hubungan teman dan salah satu karyawan terbaiknya itu.

"Lo kenal sama Dara, btw dia salah satu staff marketing terbaik disini"

"Hah.. yaa.. bisa dibilang hubungan gua dan dia agak sulit untuk dijelaskan"

"Why?"

"Ada lah pokoknya, lebih baik Lo periksa berkas yang ada di meja.. gua udah liat dan beberapa harus ada yang diperbaiki"

"Oke.. btw mau kemana Lo??"

"Gua ada urusan lain, gua tinggal!"

Pertemuan dengan Dara cukup menguras emosinya. Dia harus berusaha keras untuk meyakinkan Dara kalau dia benar benar sudah berubah dan perasaannya bukan sekedar omong kosong belaka.

Menyesal karena perilakunya dulu berdampak pada sifat Dara sekarang ini. Gadis itu menjadi pendiam, dan lebih tertutup. Ia tak menyangka bahwa Yura, mantan kekasih(?) ah.. atau mantan selingkuhannya itu memiliki gangguan psikologis kepribadian ganda, dan salah satu pribadi Yura mempunyai obsesi pada dirinya. Bahkan Riyana, salah satu pribadi Yura itu tak segan segan untuk melukai Dara.

Ia pernah memukul Dara hanya karena merasa terlalu sering dengannya, ia juga pernah menjambak rambut Dara karena memegang tangannya, dan hal - hal lain. Puncaknya berawal ketika Dara meminta putus dengan tangisan pilu dan mengatakan semua tentang perselingkuhannya saat itu. Dara sudah mengetahui hubungan Jendral dengan Yura. Yura sendiri yang membeberkan semua yang terjadi dan Dara merasa kecewa dengan Jendral. Jendral terkejut terutama saat Yura yang membeberkan langsung pada Dara, dari situ dia baru mengetahui bahwa dia bukan berpacaran dengan Yura melainkan kepribadian Yura yang lain.

Sungguh betapa tak terduga ya saat itu. Dia bingung harus berbuat apa dan bagaimana sampai akhirnya Jendral memutuskan untuk menceritakan semua yang terjadi pada sang Bunda. Awalnya bunda merasa kecewa dengan lelaki bungsunya ini tapi akhirnya Bunda membantunya. Bunda menyuruhnya untuk secara perlahan menceritakan kondisi Yura yang sebenarnya pada orang tua Yura agar bisa ditangani lebih lanjut, dan meminta maaf dengan tulus pada Dara.

Dari permasalahan ini Bunda mengenal Dara. Diawal pertemuan mereka, Bunda mengatakan bahwa Dara adalah gadis yang baik dan sopan. Bunda sudah merasa cocok dengan Dara walaupun itu pertemuan pertama. Secara perlahan hubungan kami membaik saat itu.

Bingo! Dari kilas balik ingatan tadi Jendral jadi tau langkah pertama yang harus dilakukan untuk meyakinkan Dara. Ya, menemui orang tua Dara untuk meminta restu. Ia belum mengenal keluarga Dara dengan baik walaupun sudah menjalani hubungan yang cukup lama. Jendral pernah bertemu dengan adik laki-laki Dara dan oh.. Jendral pernah meminta izin pada ayah Dara untuk mengajak Dara keluar rumah atau istilahnya berkencan karena mereka menjalani LDR pada awal masa kuliah sehingga saat Dara berada di Jakarta kesempatan itu tak boleh dilewatkan oleh Jendral. Dengan segera Jendral menyusun rencana untuk bertemu dengan keluarga Dara.
.
.
.
To be continued

Deja VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang