Selamat membaca:)
.
Untuk chapter ini dan beberapa chapter ke depan akan flashback ke permasalahan pertama dulu ya!
.
So enjoy it!
.
.
.
Informasi selalu menyebar dengan cepat terutama melalui pembicaraan dari mulut ke mulut. Kabar bahwa ada murid baru perempuan di 11 IPA 1 membuat lelaki di kelas tersebut bertanya-tanya akan rupa sang jelita.Pak Dion sebagai wali kelas sekaligus guru matematika di kelas yang bertuliskan 11 IPA 1 itu masuk dengan seorang siswi cantik yang memiliki bentuk mata unik hingga membuatnya terlihat seperti mata kucing dibelakangnya.
"Selamat pagi semua, hari ini kita kedatangan murid baru dari Surabaya. Silahkan perkenalkan diri kamu"
"Terimakasih pak. Baik selamat pagi teman-teman semua, perkenalkan nama saya Adelia Yura Permatasari biasa dipanggil Yura. Saya pindahan dari SMA Negeri 5 Surabaya. Salam kenal"
Suara riuh terdengar di dalam kelas itu terutama dari kaum adam. Bagaimana tidak sang jelita itu sangat manis, dan tutur katanya begitu lembut. Pasti banyak diantara kaum adam di kelas itu sudah mengincar hati sang jelita.
"Udah.. udah.. pelankan suara kalian, jangan mengganggu kelas lainnya. Yura silahkan duduk dengan Adara ya! Dara silahkan angkat tanganmu"
Dara mengangkat tangan, Yura pun melangkah mendekati meja disamping Dara.
"Halo aku Dara, salam kenal ya" ujar Dara sambil tersenyum manis.
"Salam kenal juga Dara" balas Yura.
______________________________4 jam 30 menit sudah kelas 11 IPA 1 melalui dua mata pelajaran dan suara bel yang mereka tunggu terdengar. Banyak siswa maupun siswi berhamburan menuju tempat favorit di sekolah ini. Yap! Tentu saja kantin sekolah. Dara dan Yura termasuk siswi yang hendak menuju kantin.
"Ayo! kita ke kantin Yura! Nanti aku juga ajak berkeliling"
"Iya Dar, sedikit lagi catatanku selesai"
Keduanya melangkah menuju kantin. Suasana kantin siang itu begitu ramai, sampai Dara melihat sang kekasih hati duduk bersama teman temannya.
"Jendral!" seru Dara memanggil sang kekasih. Jendral melihat ke arah Dara dan menunjukkan eyesmile-nya.
Disamping Dara, Yura terpana melihat ketampanan seorang yang bernama Jendral tersebut. Dari sini Yura percaya akan cinta pada pandangan pertama. Dara segera menarik tangan Yura untuk mendekati meja sang kekasih.
"Lelah?" sambil mengusap rambut Dara lembut, "Kamu mau dipesenin apa Sie?" lanjut Jendral
Perhatian Jendral kepada Dara tentu membuat orang lain tahu status mereka berdua seperti apa, termasuk Yura. Rasa kecewa dan sedih merayap di hati Yura saat ini.
"Gausah Jen.. oh yaa kenalin ini murid baru itu namanya Yura dari Surabaya!"
"Salam kenal Yura, semoga kamu betah sekolah disini" ujar Jendral sembari tersenyum
"Ah.. iya makasih salam kenal juga em...?"
"Jendral" ucap Jendral memperkenalkan diri
"Ah ya.. Jendral"
"Ekhem.... Kita juga ada disini kebiasaan deh pak bos, kalo ada bu bos suka lupa tempat!" Ujar Eric salah satu teman Jendral
"Iya nih.. berasa dunia milik berdua yang lain kontrak hahah" celetuk Zidan membuat tertawa penghuni meja itu
"Haha... Udah ya aku sama Yura pesen makan dulu kesana"
"Oke, hati-hati ya.." dan Dara balas mengangguk.
Setelah puas memenuhi kebutuhan gizi dalam perut, kedua gadis dengan visual menawan itu kini lanjut berkeliling. Dara dengan semangat menunjukkan ruangan demi ruangan dari sekolah ini.
"Kalo ini ruang laboratorium kimia, disamping ada toilet lalu sebelah lagi laboratorium biologi... *bla bla bla*...."
Yura mendengarkan Dara dan sesekali menanggapi. Saat melewati lapangan, mata unik Yura melihat Jendral tertawa bersama teman yang ia temui di kantin tadi. Entahlah, pria itu dapat membuat hati Yura bergetar. Dia benar-benar tertarik dengan lelaki pemilik eyesmile tersebut.
"Yura... Yura..Yura" sambil melambaikan tangan di depan wajah Yura
"Eh iya Dar, kenapa?"
"Kamu tiba tiba aja melamun, gapapa? Bel barusan bunyi loh!"
"Oh iya hehe aku ga denger.. lagi ada pikiran aja tadi"
"Yaudah tapi jangan bengong aku jadi khawatir... Yuk ke kelas"
______________________________Pulang sekolah tiba, semua siswa maupun siswi berhamburan keluar dari kelas.
"Kita sudahi pelajaran hari ini" ujar Bu Henny sambil membereskan buku dan mulai meninggalkan kelas
"Yura kamu pulang dijemput? Atau gimana?" tanya Dara
"Aku dijemput Dar, maklum masih baru di Jakarta"
"Iya sih, yauda yuk ke gerbang bareng"
Sesampainya di gerbang Dara melihat Jendral sudah menunggu dengan motornya. Yura yang melihat Jendral merasakan debaran di hatinya, tetapi Yura sadar kalau lelaki itu adalah kekasih dari teman disampingnya ini. Kenyataan itu membuat Yura sedih.
"Tunggu Yura dijemput dulu ya, baru balik gapapa kan Jen?"
"Iya gapapa Sie"
"Sie?" tanya Yura sambil menunjukkan wajah bingungnya.
"Nama panjangku Adara Sienna Yeondra, dia doang manggil aku Sien katanya nama tengahku aneh" raut kesal ditunjukkan Dara
"Bukankah lebih lucu dipanggil Sien, itu panggilan yang unik tau" seru Jendral sambil terkekeh melihat wajah cemberut sang kekasih
"Ah begitu rupanya.. pasti kalian sudah menjalin hubungan cukup lama ya" Yura sedikit tersenyum pedih
"Ya, kami sudah pacaran sejak kelas 10 awal. Dia orang yang menyebalkan tahu Yura" ujar Dara
Yura menanggapi dengan senyum saja. Tanpa disadari sebenarnya dari awal Jendral juga memerhatikan Yura. Bahkan sejak pertemuan pertama mereka di kantin. Jendral menatap Yura dengan pandangan yang sulit diartikan dan terkesan misterius. Cukup lama berbincang, ayah Yura sudah datang dan mereka memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing.
.
.
.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Deja Vu
Roman d'amourDéjà vu adalah suatu perasaan telah mengetahui dan déjà vécu adalah sebuah perasaan mengingat kembali . . . "Ingin membenci! Namun aku pernah mencintaimu terlalu dalam sehingga tak semudah itu rasa ini terlupakan" - Adara . . . "Kesalahanku terlampa...