#Masa Lalu 1 : Perasaan yang Salah

79 13 1
                                    

Selamat membaca:)
.
.
.
4 bulan lamanya Yura pindah ke Jakarta. Hubungan Yura dengan Dara juga semakin dekat. Dara termasuk orang yang mudah bergaul, dan selalu berpikir positif . Terkadang Dara juga memiliki pemikiran yang cukup dewasa dan ia pendengar yang baik.

Tanpa sepengetahuan Dara, hubungan ia dengan Jendral juga semakin dekat. Hal ini bermula tepat 2 bulan lalu, ketika secara tidak sengaja Yura melihat Jendral hadir di pesta yang diadakan ayahnya. Dan yang mengejutkan adalah ayah Jendral merupakan teman sekaligus kolega bisnis ayahnya.

Dari acara pesta tersebut mereka mulai saling bertukar kontak. Jujur saja ketika awal saling berkontak perasaan hangat merayapi hati Yura. Di mata Yura, Jendral merupakan seorang gentleman, berkharisma kuat, cerdas, tampan dan tak lupa berasal dari keluarga terpandang. Benar - benar bak tokoh utama di setiap cerita

Kembali tentang hubungannya dengan Dara, ia mengetahui sebuah fakta bahwa Dara lahir dari keluarga sederhana berbanding terbalik dengan keluarga Jendral. Rasa egois dalam dirinya muncul. Ia merasa Dara belum pantas untuk bersama dengan Jendral.

Jendral terlalu sempurna untuk orang sesederhana Dara. Oleh karena itu, rencana jahat mulai merasuki pikiran Yura untuk mengakhiri hubungan keduanya.

"Huhuu minggu depan udah mau UTS aja"ujar Dara

"Lah emang iya?" ujar Syena teman sekelas Dara

"Makanya kalo guru ngomong tuh dengerin!" sahut Eca teman sebangku Syena

"Oh my gosh, perasaan masih haha hihi haha hihi aja kemaren tau tau udah UTS! Tapi Lo sama Dara enak punya mas crush yang bisa minta ajarin.. lah gua jomblo sedih banget nasib"

"Ga gitu juga konsepnya Syen, Gua juga ga enak mau minta bantu Jendral dia pasti juga mau fokus belajar" balas Dara

"Ihh Dara sayang.. justru itu bisa jadi kesempatan u.. belajar bareng di cafe jadi sekalian sambil nge-date gitu... kayak yang di FTV FTV"

"Korban FTV Lo Syen" sahut Eca sambil menjitak kecil kepala Syena

"Sakit tau bulet! Sadar ya Lo tuh atlet taekwondo jitakan kecil Lo ini tuh dah berasa tinjuan bagi gua!" ucap Syena sambil memberikan wajah yang disedih-sedihkan

"Hiperbola banget loo Syena huuu huuu huuu" ledek Eca

Perdebatan dua teman kelasnya itu membuat Dara tertawa lepas, berbeda dengan Yura yang ada disampingnya. Yura hanya terdiam mendengar pembicaraan tersebut. Dara menyadari perilaku berbeda dari teman sebangkunya itu.

"Yura, menurut kamu gimana? Kamu diem aja daritadi.. kamu lagi ga enak badan?" tanya Dara pada Yura

Yura yang mendengar pertanyaan Dara sedikit tersentuh. Dara sebenarnya orang yang baik, lantas mengapa ia memikirkan rencana jahat pada Dara. Yura tampak menggelengkan kepala mengenyahkan segala rencana jahatnya dan itu membuat Dara kian khawatir.

"Yura kamu gapapa? Perlu aku anter ke UKS ?"

"Gausah Dar, makasih.. aku lagi banyak pikiran aja tadi"

"Mikirin apa tuh... Wah jangan jangan Yura lagi mikirin gebetannya atau opa opa nih!" ujar Syena heboh

"Opa.. opa.. lu kira Yura neneknya Upin-Ipin si kembar botak!" balas Eca

"Lu tuh emang nyebelin ya ca, maksud gua tuh oppa Korea u know..."

Sungguh kedua teman sekelas mereka ini susah sekali untuk akur, dan lagi mereka berdua duduk di depan Yura-Dara. Untungnya baik Yura dan Dara tidak merasa terganggu dengan perdebatan mereka berdua.
______________________________

Seperti biasa waktu istirahat adalah waktu yang paling ditunggu bagi setiap siswa/i di seluruh sekolah. Sama halnya dengan Dara dan Yura yang berjalan menuju kantin sekolah

Jendral melihat sang kekasih langsung saja mengangkat tangannya. Dara dan Yura menghampiri meja Jendral

"Ini udah siap mie ayam + teh anget manis untuk Dara, dan Nasi goreng + es jeruk untuk Yura" ucap Jendral

"Eh.. ini buat aku? Aduh maaf ngerepotin, berapa habisnya?" ujar Yura

"Gausah santai aja.. lagian kan kamu temen deket Dara, jadi sekalian aja aku pesenin. Oh atau ingin yang lain ya? Kalo gitu aku pesankan lagi aja gimana?"

"Ah.. gausah ini aja! Nanti aku ganti ya!"

"Iya iyaa, udah kalian berdua makan dulu aja!"

"Oke, makasih banyak ya Jendral!"

"Yoit! Sanss... Btw Sie, kenapa kamu diam disitu aja?"

"Ah.. ga kok gapapa. Makasih ya udah pesenin makanan aku, nanti aku juga ganti uangmu!"

"Iya sayangku.." sembari mengusap pucuk kepala Dara sayang

Dara agak merasa sedikit aneh dengan keadaan ini. Setau Dara, Jendral bukan orang yang mudah dekat dengan orang lain terutama perempuan. Namun, mendengar percakapan antara Yura dan Jendral terasa begitu akrab. Dara yang pada dasarnya selalu berpikir positif, hanya merasa senang kalau Jendral juga dekat dengan Yura yang notabenenya adalah teman dekatnya juga.

Disisi lain, Yura yang tadinya ingin menghilangkan niat jahat untuk memisahkan mereka berdua menjadi berpikir kembali. Sikap Jendral saat ini benar benar menumbuhkan rasa egois Yura untuk merebut lelaki itu dari Dara. Ia tau hal itu salah, tapi perasaannya pada Jendral tak dapat dielakkan.

Setelah selesai makan pun Yura masih bergelut dalam pemikirannya itu. Dia merasa seolah-olah ada sisi lain dalam dirinya untuk merebut Jendral dari Dara, dan sisi lain yang menyuruhnya untuk tidak melakukan hal tersebut. Kepala Yura semakin pusing, ia mulai memegang kepalanya kuat. Dara disampingnya khawatir melihat temannya itu. Tak lama kemudian Yura jatuh pingsan dan Jendral langsung menggendong Yura menuju UKS.
.
.
.
To be continued

Deja VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang